WTDC 8

98 4 0
                                    

Setting : Luna Park Melbourne


Ternyata dipercakapan tempo hari Marc sudah membuat janji dengan Angelo untuk bermain   di Luna park, melbourne. Sejak dalam pesawat angelo tak henti-hentinya bertanya tentang berapa lama lagi sampai ke melbourne.


Calista mengajak Angelo duduk di salah satu bangku taman. " Kita menunggu Marc di sini saja ya..." ,  Angelo mengiyakan. Bocah kecil itu memegang erat erat foto  berukuran 10R  bergambar dirinya dan Marc di motegi.
"mam, aku akan minta marc tanda-tangan disini, satulagi foto ini kuberikan untuk Marc, sebab Marc selalu bilang rindu padaku mam..."
Calista tak menjawab, dia hanya tersenyum lalu membetulkan topi bertuliskan 93 yang dikenakan Angelo.
"Mam, lihat itu marc" teriak angelo sambil menunjukkan jaringan. Calista melihat ke arah yang ditunjuk Angelo, dia melihat marc dan seorang gadis berjalan menghampirinya.
Ada rasa tersyat sayat sembilu di hati Calista melihat tangan gadis itu melingkar manja di tangan kanan marc. Nafasnya terasa sesak, seakan udara yang begitu berlimpah tak mampu lagi ia hirup untuk mengisi paru parunya. Ernesta laurensia gadis itu sangat beruntung mendapatkan Marc....
Calista lebih banyak diam, lain halnya dengan Angelo yang begitu riang menyambut Marc, kemudian Marc membawa Angelo pergi ke wahan bom-bomcar. Dari kejauhan calista memperhatikan Angelo, bocah itu tampak sangat bahagia, Calista belum pernah melihat Angelo nampak sebahagia ini. 

Angelo benar benar membutuhkan figur seorang ayah.
Ernesta mengajaknya duduk " duduk yuk,..mau berapa lama kau bediri melihat mereka? Biarkanlah anakmu bersama Marc, tak perlu khawatir anakmu akan aman bersama Marc"
Kata-kata ernesta membuat calista tersdaar ada orang lain di dekatnya " oh iya, ehmmm kita belum berkenalan. Aku calista " sambil mengulurkan tangannya'ernesta,..." sambut eanita itu sambil membalas uluran tangan calista.
Mereka berdua duduk berdampingan sambil melihat marc dan angelo yang tergelak-gelak saking asyiknya bermain bom-bom car.
"calista, aku belum pernah melihat marc tertawa lebar seperti ini lagi, sejak kehadiranmu dan anakmu,
Marc menjadi lebih ceria...
calista....Marc banyak bercerita tentang dirimu...
Callista tertegun dengan pernyataan ernesta yang terakhir. 

" bercerita tentang aku??"
Ernesta mengangguk " iya tentang kamu, dan setiap kali bercerita tentang kamu tak bisa dipungkiri, wajah marc lebih berseri, meskipun dia saat ini tunanganku tapi aku cemburu denganmu yang pernah sangat dicintai Marc, aku merasa cinta marc padaku tak sebesar cintanya padamu, bahkan aku merasa sampai detik ini Marc msih mencintaimumeski dia membantahnya, tapi aku tau kalau dia berbohong calista..." tersimpam kepedihan mendalam dalam setiap kata yang diucapkan Ernesta. 

Calista hanya bisa mendengarkan curahan hati ernesta tanpa bisa menanggapinya sepatah katapun, bibirnya terkunci.
"calista, apa kau pernah bercinta selain dengan Marc?" tanpa sadar calista menggeleng. Marc adalah  satu satunya pria yang pernah menidurinya sepanjang hidup Calista. Ernesta menggigit bibirnya,  menahan perih dalam hatinya, jawaban Calista membenarkan dugaannya bahwa Angelo adalah putra Marc. Ernesta sebenarnya sadar bahwa dirinya hanya berjalan bersama bayangan, kenyataannya 

Marc tak pernah sedikitpun mengurangi rasa cintanya pada calista. Hanya karena sifat baik marc yang tak ingin mengecewakan orang lain membuatnya menerima ernesta sebagai tunangannya. Ernesta salah satu putri CEO dorna penyelenggara motoGP selama puluah tahun.
Seperti terhipnotis calista terus menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan ernesta. Apa aku boleh tau mengapa kau meninggalkan Marc?
"aku cuma ingin Marc mencapai mimpinya menjadi juara dunia 10 kali, aku ingin dia fokus dengan impiannya, itu saja..." 
'apakah angelo putra kandungmu?" tanya ernesta kemudian, calista mengangguk tanpa melepaskan  tatapannya pada Angelo dikejauhan sana.

"Mamaaa, !!' teriak Angelo dari kejauhan, Calista segera berlari meninggalkan ernesta tanpa sempat  menoleh. Seandainya calista menoleh maka ia akan melihat air mata yang  membanjiri wajah ernesta. 
Ernesta, tersedu sendiri, kini ia hanya memperhatikan Marc, calista dan Angelo dari kejauhan.  Tiba tiba ia merasa seperti orang bodoh berada di taman itu, lalu berjalan meninggalkan taman itu tanpa disadari ketiganya.


to be continue

When The Dream Come TrueWhere stories live. Discover now