-yoonmin
-BL
Kehidupan mewah jimin sebagai sosok CINDERELA dalam dunia dongeng, bukan hanya kemewahan namun juga sosok ibu dan saudara tiri yang turut melengkapi kehidupan jimin sebagai cinderela, harus jimin alami dalam dunia nyata,
seandainya bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua cangkir coklat panas bertabur marshmellow menemani dua orang pria cantik yang tengah duduk berhadapan dengan begitu canggung,
Suasana kafe yang cukup lengang menambah keheningan diantara keduanya, Mata keduanya melirik kekanan dan kekiri memperhatikan dekorasi kafe yang begitu terasa hangat dimusim dingin yang membekukan seluruh kota,
"Hhhhhhhaaahhhhh....!!"
Park jimin mulai lelah dengan keheningan yang menyelimuti mereka hingga ia menghela nafas dan terdengar cukup nyaring diheningnya suasana kafe siang ini,
Jeon jimin tersenyum tipis lalu meraih cangkir miliknya,
"Bukankah kau mengajakku bertemu untuk mengatakan sesuatu park jimin...??"
Jeon jimin memulai pembicaraan saat ia melihat park jimin yang canggung namun lelah, jujur ia pun tak ingin berlama-lama bersama pria dihadapannya ini,
"Eeeooohhhh kau benar...!!"
Park jimin meraih cangkir miliknya dan mencoba mengalihkan rasa gugup dalam hati dengan seteguk coklat yang mulai menghangat,
"Katakanlah, aku masih ada janji lain....!!"
Tak jimin sangka jeon jimin terlihat begitu santai dan tenang, tak seperti dirinya yang tengah gugup jantungnya bahkan berdebar kencang, seperti seorang anak yang akan mengakui kesalahannya pada sang ibu,
Park jimin dia tak akan membiarkan keadaanya yang sedikit kacau bertahan terlalu lama, ia netralkan debaran jantungnya lalu ia tarik nafas perlahan, dan mulai berbicara dengan tenang dan anggun,
"Maafkan aku jeon jimin....!!"
Permintaan maaf yang tak pernah jeon jimin harapkan kini mengudara begitu lembut, menarik perhatiannya untuk menatap lawan bicaranya yang terlihat begitu tulus,
"Aku bersungguh-sungguh jeon jimin, aku minta maaf telah merebutnya darimu, aku tak pernah berniat mengambilnya, tapi____!!!"
"Tapi kalian saling jatuh cinta, begitu.....????"
Sela jeon jimin memperjelas apa yang akan park jimin sampaikan,
"Maafkan aku,....!!"
Park jimin menundukan kepalanya, ia tau saat ini bukanlah saat baginya untuk menyombong, ia tengah mengakui dosanya,
"Tidak masalah jimin....!!"
Jeon jimin meletakan cangkir yang sedari tadi menghangatkan telapak tangannya, lalu kembali menatap park jimin yang juga tengah menatapnya dengan bingung,
"Dia tak pernah menjadi miliku jimin, selama pernikahan kami aku tak pernah dia anggap, aku hanya hiasan didalam rumahnya, kau tak merebutnya dariku, akupun tak nerasa kehilangan karena itulah dengan mudah aku melepaskannya, kufikir dia juga membutuhkan cinta dan kebahagiaan, dan aku yakin dirimulah orangnya,...!!"