-3-

85 17 2
                                    

Sunghoon X Jake |🐧🐶
sorry for typo

*

*

Miss Yuri masuk kedalam kelas dengan senyum manis yang selalu terbit diwajah cantiknya. Guru mata pelajaran seni yang banyak digemari murid sekolah itu memang memiliki kepribadian yang hangat.

"Selamat siang semuanya"

"Siang miss" Seisi kelas menjawab sapaan guru cantik tersebut, terkecuali Sunghoon. Dirinya malah sibuk mengunyah permen karet yang dimintanya dari Jay.

"Jake ada apa dengan wajahmu? kenapa merah sekali? Kau sakit?" Meja Jake berhadapan langsung dengan meja guru.

"Ah, tidak miss, mungkin karena cuaca hari ini sangat panas" Jake mengibas-ngibaskan tangannya.

"Kau benar juga, tapi jika kau merasa tidak enak badan, ke UKS saja ya" Jake mengangguk mengiyakan perkataan miss Yuri selaku guru seni sekaligus wali kelas 3-A itu.

"Miss akan memberikan tugas kelompok untuk kalian semua" Seisi kelas mulai ricuh mendengar penuturan dari Miss Yuri barusan.

"DIAM-DIAM JANGAN DULU BERISIK" Miss Yuri sampai berdiri dari duduknya.

"Satu kelompok beranggotakan lima orang, miss yang akan membagi kelompoknya" Para siswa berharap bisa satu kelompok dengan Jake atau Jungwon, mengingat kedua manusia itu merupakan yang terbaik dikelasnya.

Tak banyak pula yang berharap bisa satu kelompok dengan Sunghoon, Jay atau Riki, terutama siswi perempuan.

"Kelompok pertama.."

"Shim Jake, Yang Jungwon.."

Jake juga Jungwon memegangi tangan satu sama lain, bahagia karena keduanya berada dikelompok yang sama. Yang lain tentu kecewa kenapa Jake juga Jungwon harus disatukan.

"Park Sunghoon, Park Jay, Nishimura Riki" Jake juga Jungwon yang tengah bahagia itu tiba-tiba berhenti kala nama ketiganya disebut secara bergantian oleh guru bermarga Kwon itu.

Miss Yuri membacakan setiap nama, mengelompokan nya menjadi enam kelompok, karena kelas 3-A berisikan tiga puluh siswa.

"Miss kenapa saya juga Jungwon harus satu kelompok dengan mereka?" Jake menoleh ke arah meja Sunghoon, dimana Sunghoon hanya menatap datar ke arahnya.

"Memangnya kenapa Jake?"

"Tidak kenapa-kenapa, tapi masih bisa diganti tidak miss dengan yang lain" Mendengar perkataan Jake barusan membuat mereka yang ingin satu kelompok dengannya seolah mendapat harapan, berbeda dengan ketiga manusia yang duduk dibelakang, mereka justru terlihat tidak peduli .

"Sayangnya tidak bisa" Bahu Jake turun, bibirnya sudah melengkung kebawah.

"Tugasnya adalah, membuat sebuah miniatur dari kertas bekas, botol, atau pun lain sebagainya. Setiap kelompok bebas memilih miniatur apa saja yang akan dikerjakan..."

"Tugas ini dikumpulkan minggu depan, sekarang buka buku paket halaman seratus dua belas, Jungwon tolong bacakan dengan lantang" Titahnya pada Jungwon, kemudian Miss Yuri kembali duduk ke tempatnya.

-

"Sunghoon.."

"Jay..."

"Riki..."

Jake setengah berteriak memanggil nama Sunghoon, Jay juga Riki berkali-kali. Jungwon juga demikian, membuat beberapa murid menatap aneh pada keduanya.

"Jake ternyata si setan itu budek juga" Jungwon tidak bisa lagi menahan emosinya, ia mengatai ketiga manusia yang semakin menjauh itu dengan sebutan 'setan'.

"Ayo" Jake mengajak Jungwon untuk berlari mengejar ketiganya.

Sebenarnya Sunghoon, Jay juga Riki mendengar teriakan Jake juga Jungwon, hanya saja Sunghoon bilang untuk mengabaikannya. Dirinya merasa sakit hati karena Jake menolak satu kelompok dengannya, alasan yang kekanak-kanakan.

Bruk

Saat jarak dirinya juga ketiganya kian mendekat, Jake jatuh tersungkur mencium lantai keramik sekolah,karena Jake tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri.

Refleks, ketiga manusia yang diteriaki sedari tadi berhenti, menoleh ke arah belakang dimana ada Jake yang tengah memegangi lututnya, juga Jungwon yang tengah membantunya untuk berdiri.

"Jake gapapa kan?.." Tanyanya khawatir.

"Jake lutut kamu berdarah, astaga" Heboh Jungwon.

"Enggak papa kok Won, cuma berdarah dikit" Jake berusaha menangkan sahabatnya itu yang terlihat heboh sendiri.

Sunghoon berjalan mendekat ke arah Jake, kemudian berlutut secara tiba-tiba. Tentu saja membuat Jake, Jungwon, Jay juga Riki sedikit terkesiap akan hal yang dilakukan pria pucat itu.

"Makanya hati-hati" Sunghoon menempelkan plester pada lutut Jake yang berdarah, entah dari mana plester itu berasal. Setelahnya ia bangkit dari posisinya.

"INI JUGA GARA-GARA KALIAN.."

"KALIAN BUDEG APA GIMANA HAH? GAK DENGER APA AKU JUGA JAKE MANGGIL-MANGGIL KALIAN" Jungwon meluapkan emosinya dengan meneriaki ketiganya, Jake menahan lengan Jungwon agar sahabatnya itu sedikit menurunkan suara nya yang keras. Jake sadar, kini mereka mulai jadi pusat perhatian.

"Heh kucing kecil, santai aja dong" Jay si sepupu Sunghoon tidak terima diteriaki seperti itu.

"Diam kau Park Jay si kacung" Jungwon mendelik tajam pada Jay, membuat Jay memilih diam daripada melawan Jungwon si jelmaan kucing yang tengah marah tersebut.

"Kenapa memangnya kalian sampai berteriak seperti itu" Sunghoon melayangkan pertanyaan untuk keduanya. Riki yang sedari tadi disana hanya diam menikmati perdebatan yang terjadi.

"Aku ingin menanyakan kapan kalian ada waktu untuk mengerjakan tugas kelompok" Jake yang menjawab, dia tidak membiarkan Jungwon untuk kembali berbicara.

"Terserah kalian saja" Jawaban Sunghoon, membuat Jake juga Jungwon saling bersitatap.

"Kalau begitu, bagaimana dengan besok?" Tanya jake.

"Iya, iya boleh" Setelah mengatakan itu, Sunghoon beserta kedua sahabat karibnya itu berlalu meninggalkan Jake juga Jungwon.

"Apa kau lihat-lihat ingin kucolok matamu itu hah?" Jungwon menatap nyalang pada sepupu Sunghoon, yakni Jay yang sedari tadi terus menatap ke arahnya.

"Kau ini kenapa galak sekali si. Tapi kau lucu jika sedang marah-marah, persis seperti kucing pasar" Setelah berkata demikian, Jay dengan cepat berlari menjauh, takut jika Jungwon akan melakukan kekerasan padanya, mengingat jika Jungwon merupakan seorang atlet taekwondo.

"SIALAN KAU PARK JAY" Jungwon berniat mengejar Jay yang berlari terbirit-birit, tapi Jake menahan lengannya lebih dulu.

"Sudah won, lebih baik kita pulang"

huh

Jungwon menghembuskan napasnya kasar. Dirinya mencoba meredakan emosinya.

"Tidak Sunghoon tidak Jay sama saja, bikin orang bikin naik darah saja.."

"Lututmu benar tidak apa-apa kan?" Jungwon kembali bertanya soal lutut sahabatnya.

"Sudah ku bilang, hanya luka kecil, lagi pula Sunghoon sudah menutupinya dengan plester" Jawab Jake.

"Eh Jake, kok Sunghoon tiba-tiba jadi baik ya sama kamu"

Jake hanya mengendikan bahunya, dirinya juga tidak tau, kenapa Sunghoon bersikap baik padanya.

"Sudah lah jangan dipikirkan, sekarang ayo kita pulang" Jake meraih lengan Jungwon, menyeretnya menjauh dari lorong kelas 3.

- TBC -

Ris🌻
Purwakarta, 24-11-28

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny Seeker || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang