Bikin ini karna jatuh cinta sama fanart Noya (atau Oc Ayon), ini ga Canon. Btw ada ubi (atau Oc marvel) juga, karna ubi keren:3
Catatan :
*Xreader
*Kata-kata campur aduk
*Typo bertebaran
*Happy readingFatamorgana
Di kerajaan sentral, lebih tepatnya di ibukota reunion. Pesta sedang di rayakan dengan meriah nya, cahaya-cahaya dari lentera berkelap-kelip di seluruh penjuru kota. Banyak dekorasi yang tersusun rapi sepanjang jalan.
Para rakyat menyambutnya dengan suka ria, mereka mengenakan pakaian indah yang mereka miliki. Semua nya hidup dalam sukaria dan kesejahteraan. Wajah mereka begitu sumringah, seolah semua kesedihan mereka sirna saat perayaan ini tiba.
Para bangsawan juga bersiap-siap dengan pakaian mewah nan megah mereka, perhiasan menghiasai bagian-bagian tubuh mereka. Langkah mereka diiringi dengan sepatu mewah yang berkilauan.
Bukan cuman dari kerajaan ini, banyak kerajaan-kerajaan seberang yang datang dan ikut memeriahkan perayaan.
Noya, bangsawan seberang dari kerajaan cahaya. Datang juga dalam pesta meriah kali ini. Dia datang dengan pakaian khas kerajaan nya dan dengan mahkota yang terletak pada atas kepalanya.
Kedatangan Noya juga di iringi dengan banyaknya pasukan kerajaan cahaya. Kereta kuda miliknya menjadi pusat perhatian karena di di kelilingi cahaya yang membelah malam. Kristal-kristal yang dipasang, mengeluarkan Spektrum warna yang saling berpadu dengan simetris dan indahnya.
'aku harus segera membereskan masalah ini dan pergi pulang.'
Noya duduk sambil memikirkan suatu hal yang mengganggu nya. Banyak alasan yang memaksanya untuk datang. Kerajaan Sentral terletak pada tengah dari benua itu, yang membuatnya menjadi penghubung antara kerajaan cahaya dan kerajaan kegelapan.
Mau tidak mau dirinya menjadi perwakilan dari kerajaan cahaya. Sebagai bukti bahwa kerajaan cahaya tidak mempunyai masalah dengan kerajaan kegelapan. Noya juga harus menghadiri acara itu, karena dia adalah pangeran mahkota dari kerajaan cahaya.
Jadi setiap perayaan yang ada, dirinya wajib datang, karena itu tugas nya sebagai pembawa kedamaian dari negeri cahaya.
Selain alasan itu, Noya juga sedikit was-was dengan perkataan peramal. Kerajaan Sentral dikenal dengan garis Aurora atau lebih di kenal ilusi fatamorgana, biasanya kerajaan Sentral akan tertutupi oleh kabur tebal yang kemudian menarik orang masuk dan tidak bisa keluar.
Karena menurut perkiraan peramal, ilusi fatamorgana akan terjadi tepat di bulan purnama. Entah kebetulan atau bagaimana, hari perayaan itu bertepatan dengan bulan purnama.
Noya bisa melihat cahaya bulan masuk melewati jendela kereta kencana yang sedang dia naiki. Nafas nya sendiri menjadi berat, dia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan dari para pengawalnya.
Bagaimana pun keadaan pengawal lebih penting ketimbang dirinya. Dia tidak ingin para pengawalnya terpengaruh oleh kabut itu.
Setelah perjalanan panjang Noya dan pasukan cahaya akhirnya mereka sampai di kerajaan Sentral. Bendera Kerajaan cahaya berkibar tertiup angin, bersinar dengan gradasi putih dan emas yang berkilauan.
Awan --Laksamana utama pasukan cahaya milik pangeran mahkota-- mengetuk jendela Noya, sebagai isyarat bahwa Noya harus bersiap.
Noya menatap jendela dengan anggukan pelan. Dia menghela nafas berat. Kemudian menetralkan ekspresi wajahnya. Tak lupa dia juga merapihkan pakaian dan rambutnya.
Iring-iringan pasukan cahaya berhenti, laksamana Awan turun dari kuda miliknya dan membukakan pintu untuk Noya. Sang pangeran cahaya turun perlahan dengan elegan nya. Membuat banyak pasang mata melihat dirinya dengan kagum.
"Pangeran mahkota cahaya memang sangat menawan,"
"Aku harap aku bisa berdansa dengan nya nanti,"
"Siapa yang akan dia pilih ya nanti untuk jadi pasangan dansa? Ku harap itu aku,"
"Bagaimana bisa pangeran tampan sepertinya tidak memiliki tunangan,"
"Kapan dia akan membuka hatinya?"
Noya berjalan dengan setiap kalimat pujian yang terucap untuknya. Sejujurnya dia harus segera menemukan tunangan untuk mengamankan tahtanya. Namun selama ini tidak ada seorang pun yang membuat dirinya tertarik.
"Yang mulia, anda kembali menjadi pusat perhatian, apa anda yakin tidak ingin membawa pasangan?" Bisik laksamana Awan di samping pangeran mahkota Noya.
"Memang nya anda pikir mencari pasangan semudah itu?" Jawab Noya dengan rasa kesal nya. Padahal dia sudah berusaha mencari sosok yang bisa menjadi tambatan hatinya, dan dia tidak bisa yang menemukan seorang untuk mengisi kekosongan hatinya itu.
Sang laksamana tertawa ringan mendengar gerutuan dari sang pangeran. "Baiklah, kesalahan saya. Lain kali akan saya kenalkan tunangan saya pada yang mulia, mungkin ada bisa mengerti bagaimana perempuan itu,"
"Kenapa? Saya tahu, anda cuman mau mengejek saya, karena saya belum punya pasangan bukan?" Jawab Noya dengan tatapan tajam miliknya. Dia mungkin pangeran mahkota dari kerajaan cahaya, namun bukan berarti dia tidak bisa menjadi kejam.
Langkah mereka berhenti tepat di sebuah pintu besar yang berukiran rumit dan dijaga dua orang di depan pintu besar itu.
"PANGERAN MAHKOTA NOYA DE RAZHAEL TELAH TIBA,"
Pintu terbuka, Noya dan pasukan cahaya langsung berjalan masuk. Lagi dan lagi mereka menjadi pusat perhatian, terutama Noya. Mereka berjalan lurus kedepan menuju tahta tanpa memperdulikan pandangan mereka.
Noya dan pasukan cahaya menunduk memberikan salam kepada Raja dan ratu yang sedang duduk di tahta mereka.
"Saya Noya de Razhael, memberikan salam kepada sang gerhana matahari dan salam kepada sang gerhana bulan, semoga sehat selalu dan di beri umur panjang,"
Sang raja bangkit dari tempat duduk nya dan menatap Noya dengan ramah. "Bangun lah Noya, tidak seharusnya calon raja seperti mu menundukkan kepala kepada seseorang,"
"Saya masihlah seorang pangeran yang memiliki banyak kekurangan. Lagi pula, berkah Dewi belum sepenuhnya memilih saya," jawab Noya dengan senyuman di wajahnya.
"Kau selalu rendah hati, tidak heran mengapa Dewi memilihmu. Saya mengucap banyak terimakasih karena kedatangan mu, perjalanan dari ibukota Netra sampai ke ibukota Reunion tidak lah sebentar, apalagi cuma menghadiri acara yang sederhana ini,"
Noya menggelengkan kepalanya pelan dan dengan tertawa lembut. "Saya yang harusnya mengucapkan terimakasih karena telah di undang dalam acara yang mulia raja, saya sangat senang bisa hadir disini,"
"PANGERAN MAHKOTA UBI DE TENEBRIS TELAH TIBA,"
Pintu terbuka dengan seorang pria gagah berdiri disana. Berjalan dengan angkuh nya menuju kearah sang raja dan Noya.
Suasana yang tadinya suam berubah menjadi lebih mencekam, hawa dingin mengganti hawa hangat yang mengelilingi ruang istana. Mereka berjalan beriringan, dengan pangeran mahkota ubi berjalan di paling depan dan antek-anteknya berjalan dibelakangnya.
Mereka kemudian menundukkan sedikit kepalanya. Ubi langsung bangun dan menatap mereka dengan senyum di wajahnya.
"Saya Ubi de Tenebris, memberikan salam kepada sang gerhana Matahari dan kepada sang gerhana bulan, semoga panjang umur," ucap Ubi dengan sedikit sarkas. "Saya merasa senang, anda mengundang saya untuk hadir di pesta yang begitu megah ini. Saya merasa tersanjung, ternyata kerajaan perbatasan ini tidak melupakan kami,"
"Tentu, suatu kehormatan bagi kami bisa kedatangan bangsawan dari kerajaan kegelapan. Apalagi pangeran mahkota seperti anda," Jawab sang raja dengan senyuman, dia juga sedikit menekankan suatu kata di kalimat miliknya.
"Ya, kami memang bukan bagian dari kerajaan cahaya, namun kami mengerti tentang artinya menghargai undangan yang diberikan," ujar Ubi dengan nada sarkas sambil melirik kearah Noya, sang pangeran mahkota cahaya.
And cut
Lanjut part 2
Sedikit pemberitahuan,
Fanfic pertama jadi mungkin ada typo atau kesalahan mohon di beri koreksi.
Thankyou!
