Asrama Noxius terletak di ujung paling terpencil Academia Arcanum, dengan suasana yang selalu suram dan temaram. Nama Noxius, yang berarti 'kegelapan', mencerminkan sifat asrama ini, yang dikenal sebagai tempat bagi penyihir yang mempelajari sihir gelap dan kekuatan yang lebih kuat. Keluarga Gregory, yang telah lama terkait dengan kekuatan gelap, memiliki sejarah panjang di Noxius, dan Bryan, sebagai anak tunggal keluarga tersebut, merasa asramanya adalah tempat yang seharusnya dia kuasai.
Bryan, yang dilatih sejak kecil untuk menjadi penerus keluarga, bertekad untuk membuktikan bahwa dia adalah pewaris sejati Gregory. Meski begitu, dalam lubuk hatinya, dia tahu bahwa jalannya tak akan mudah, terutama dengan adanya Victoria Sinclair. Gadis bangsawan itu, yang awalnya dia anggap remeh, ternyata lebih dari yang dia bayangkan—dan mungkin akan menjadi tantangan terbesar dalam hidupnya.
Bryan berdiri dengan sikap angkuh, wajahnya penuh dengan tatapan sinis saat matanya bertemu dengan Victoria. “Jadi ini Victoria Sinclair,” kata Bryan, menyeringai sinis. “Sang anak bangsawan yang tidak tahu apa-apa selain hidup di kemewahan.”
Victoria menatapnya dengan tenang. Dia sudah mendengar banyak tentang Bryan, anak tunggal dari keluarga Gregory yang sangat berpengaruh. Keluarga Gregory dikenal sebagai salah satu keluarga bangsawan paling kuat di dunia sihir, dengan koneksi yang luas, terutama dalam dunia sihir kegelapan. Bryan, sebagai pewaris tunggal, sering merasa bahwa dia lebih unggul daripada orang lain hanya karena status keluarganya. Bryan berasal dari asrama Noxius, asrama yang terkenal karena anggotanya yang sering mengandalkan sihir gelap dan kekuatan kegelapan.
Erin, sahabat Victoria, yang berdiri di sampingnya, merasakan ketegangan itu dan mencoba untuk menghindari konflik. Namun, Bryan tidak bisa menahan godaannya.
“Apa kau pikir, hanya karena ayahmu seorang bangsawan, itu berarti kau akan mendapatkan segalanya? Dunia ini bukan milik orang seperti kamu,” Bryan melanjutkan dengan nada mengejek. “Aku sudah sering melihat orang seperti kamu, yang hanya bisa bersembunyi di balik nama besar tanpa benar-benar tahu apa yang sebenarnya penting.”
Victoria menatap Bryan dengan tajam. “Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan, Tuan Gregory. Sebutlah aku apapun yang kau mau, tapi aku akan membuktikan bahwa aku bukan hanya hasil dari keluarga bangsawan.”
Bryan mengangkat alis, terkejut mendengar ketegasan dalam suara Victoria. Di sisi lain, Erin tampak sedikit cemas, namun Victoria hanya menggelengkan kepala, menandakan bahwa dia tak akan membiarkan Bryan merendahkannya.
Bryan tersenyum sinis. “Kau pasti berpikir bahwa dengan keberanianmu itu, semuanya akan berubah. Tapi dunia sihir ini tidak sesederhana itu. Kita tidak bisa hanya mengandalkan keberanian atau status, kita membutuhkan kekuatan nyata untuk bertahan.”
Bryan adalah anak tunggal dari keluarga Gregory, yang merupakan salah satu keluarga bangsawan tertua di dunia sihir. Keluarga Gregory dikenal dengan pengaruh besar mereka dalam dunia sihir kegelapan. Mereka memiliki hubungan kuat dengan berbagai keluarga penyihir ternama dan menguasai banyak bidang sihir yang tidak dapat dijangkau oleh sembarang orang. Sebagai pewaris tunggal keluarga Gregory, Bryan dibesarkan dengan keyakinan bahwa dirinya lebih dari sekadar seorang penyihir biasa. Dia percaya bahwa dunia sihir seharusnya tunduk padanya, karena dia dilahirkan untuk memimpin.
Namun, meskipun Bryan terlihat sombong, ada sisi dirinya yang sedikit terluka. Ketidakmampuannya untuk memenuhi harapan tinggi yang diberikan padanya oleh keluarga Gregory, serta kenyataan bahwa dirinya sering kali dijadikan simbol kekuatan kegelapan, membuatnya merasa terperangkap.
---
Setelah beberapa waktu, kelas pertama mereka dimulai. Ruangan yang luas dan penuh dengan energi magis ini terasa begitu menakjubkan. Profesor Thalor, penyihir senior yang mengenakan jubah ungu tua, berdiri di depan kelas dengan tatapan penuh wibawa.
“Selamat datang di kelas Dasar-Dasar Sihir,” kata Profesor Thalor, dengan suara yang dalam dan penuh otoritas. “Hari ini, kita akan memulai dengan mantra sederhana. Ikuti dengan seksama.”
Victoria merasa gugup namun penuh semangat. Ia mengangkat tongkat sihirnya dan mengikuti instruksi dengan hati-hati. Di sebelahnya, Erin mencoba untuk tenang meskipun wajahnya menunjukkan kegugupan.
Namun, di meja sebelah, Bryan Gregory tampak begitu percaya diri. Dengan sikap sombong, ia menggerakkan tongkatnya dengan angkuh. “Luxor Ignitia,” katanya dengan suara lantang. Dalam sekejap, bola energi besar muncul di ujung tongkatnya, berpendar terang dan mengelilinginya.
Beberapa murid terkesima melihat kemampuan Bryan, namun Victoria hanya menatapnya dengan mata tajam. Ia tahu Bryan bukan hanya seorang anak bangsawan, tetapi juga memiliki kemampuan yang luar biasa, meskipun sikapnya terkadang menyebalkan.
“Kau ingin mengalahkanku, Victoria?” Bryan berkata sambil meliriknya dengan tatapan menantang. “Aku dilatih sejak kecil oleh ayahku, seorang penyihir dari keluarga Gregory yang sudah terkenal di dunia sihir. Tidak ada yang lebih tahu tentang sihir daripada kami.”
Bryan memang berasal dari keluarga bangsawan Gregory. Ayahnya adalah seorang penyihir kuat yang dikenal dengan kemampuan mengendalikan sihir kegelapan. Sebagai anak tunggal, Bryan dibesarkan dengan segala kemewahan dan privilese yang datang dengan status bangsawan, namun ia juga diajari untuk tidak pernah menganggap remeh dunia sihir.
Namun, meskipun Bryan diberi banyak kemudahan dan pelatihan sejak kecil, sikap angkuhnya sering kali membuat orang-orang di sekitarnya menjauh. Ia merasa harus menunjukkan bahwa ia lebih unggul daripada yang lain, bahkan jika itu berarti merendahkan orang seperti Victoria yang datang dari keluarga yang juga memiliki darah bangsawan.
“Bisa jadi, Tuan Gregory,” Victoria menjawab dengan penuh ketenangan. “Namun, aku tidak akan pernah merasa terancam oleh seseorang yang hanya mengandalkan nama keluarganya.”
Bryan terdiam sejenak, matanya menyipit. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sedikit rasa hormat terhadap Victoria, meskipun ia masih enggan mengakuinya. “Kita lihat saja siapa yang lebih unggul nanti,” jawabnya dengan senyum penuh tantangan.
Selama kelas, Bryan terus bersikap percaya diri, bahkan cenderung meremehkan orang lain. Namun, saat Victoria dan Erin berhasil menguasai mantra dengan baik, Bryan mulai merasa sedikit kesal. Ia tidak pernah menyangka bahwa gadis bangsawan yang tampaknya tenang ini akan menjadi pesaing yang serius.
Meskipun begitu, Bryan tetap merasa nyaman dengan statusnya sebagai anak tunggal dari keluarga Gregory yang terhormat. Nama Gregory sendiri sudah cukup untuk membuka banyak pintu di dunia sihir, dan Bryan tahu itu. Namun, semakin lama ia berinteraksi dengan Victoria, semakin ia merasa bahwa mungkin ada lebih banyak yang bisa dipelajari dari gadis itu daripada yang ia duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria & Grimoire Aeternum
FantasyVictoria Sinclair, keturunan bangsawan penyihir generasi ketujuh dan putri tunggal keluarga Sinclair, dibesarkan dalam tradisi darah murni yang ketat. Keluarganya menjunjung tinggi kemurnian garis keturunan sihir, mengharapkan Victoria menjadi penyi...