PLS 31 (kecemburuan Alghafar)

48K 3.2K 154
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!



Bosan dan jenuh dirasakan Stella saat ini yang sibuk mondar mandir diparkiran sesekali menatap kedalam gedung sekolah yang mulai sepi, ia juga mengecek ponsel pintarnya untuk menghubungi Alghafar.

"Udah duapuluh menit gue nungguin dia disini tapi kenapa belum keluar juga, padahal tadi kelas duabelas yang lain udah pada pulang, mana gak ada satupun pesan yang dia kirim lagih, bener-bener gak peka emang ni cowok," Stella mendumel kesal.

Room chat dirinya dan Alghafar masih sepi selain pesan kemarin, jarinya bergerak diatas keyboard hendak mengirimkan pesan tetapi Stella urung, "Masa gue duluan yang ngirim si? Gengsi dong! Gue kan masih marah sama dia gara-gara tadi, ck. Cepet keluar dong biar bisa gue ketusin lo Algha setan."

Apa Stella susul saja? Ia mengetuk dagunya lalu menggeleng, "Gue gak mau ketemu murid duabelas lain yang masih ada dilantai tiga itu, mana ngelewatin lorong-lorong sepi hiih ... "

Tiba-tiba ia merasa takut ditambah suasana alam yang mulai sore, alis Stella sayu berjinjit menggerakkan kepalanya ke samping untuk mengecek kedalam tetapi tidak ada tanda-tanda Alghafar akan muncul.

"Algha cepet dong gimana kalau ada hantu disini, gue takut. Lo gak takut ditinggal gue kalau gue diculik dedemit nya?! Puas jadi duda muda lo?!" oke sepertinya Stella mulai tidak waras.

Tetapi ia mengerjap setelahnya dengan menggaruk sisi Kepala heran, "Kok, gue jadi cewek gini ya? Apa karena pengaruh Alghafar? Apa gue terlalu mendalami peran gue sebagai istri dia? Atau ... gue mulai jatuh cinta sama dia?"

Meoww ...

Suara kucing membuatnya terkesiap menoleh kebelakang seketika, terlihat disana kucing belang hitam putih tengah tiduran dibawah mobil putih sembari menjilati bijinya dengan santai.

"Hewan gak ada ahlak emang, aurora lo lo umbar-umbar dipikir gue doyan hah? Kenapa juga tidurannya disana si, Pus sini nanti lo ketabrak jadi kucing geprek," Stella berjongkok hampir-hampir memasukan setengah tabuhnya ke kolong mobil.

Karena kucing itu langsung mendesis dengan bulu naik kala tangan Stella terulur hendak mengambilnya, "Kemari gak lo?! Mau gue jadiin sate kucing--! Akhh! Kucing gandeng emang lo!"

Stella otomatis menegakan kembali tubuhnya, ia melihat tangannya yang terkena cakaran kucing yang kini kabur itu.

"Niat baik gue lo sia-sia in, kampret emang gamau lagi gue berurusan sama mahluk gak tau terimakasih kaya lo!" luka goresan itu mengeluarkan darah yang segera Stella usapkan ke tengah seragamnya.

"Stella? Lo masih disini? Bukannya kelas sebelas udah pada pulang beberapa menit lalu ya?" Ren datang dan membuat gadis didepannya tersentak, "Sorry gue gak bermaksud buat ngagetin lo."

"Kak Ren rupanya," Stella mengelus dada lega, ia pikir hantu, "Permintaan maaf diterima, gue lagi nungguin Alghafar Kak. Lo lihat dia gak didalam tadi? Kenapa kalian gak bareng?"

Ren menjilat bibir keringnya dengan pandangan dialihkan, bahkan ia mencengkram tali ransel yang disampirkan nya disisi bahu.

"Alghafar ada latihan tambahan Stel, lo kan tau dia ketua Volly bal putra jadi coach nyuruh dia buat data beberapa murid yang masuk eskul olahraga."

"Oalah gitu to, tau gitu gue tinggalin dari tadi. Bener bener tidur diluar lo Algha!" batin Stella di akhir dengan hidung berkerut dan bibir menggulum kesal.

"Oh, iya. Kalau gitu lo bareng gue aja gimana? Tenang aja Alghafar gaakan marah lo kan tau gue sahabat dia juga," tawar Ren dengan seutas senyum terpatri diwajahnya.

Protagonis't Little Sister(Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang