Malam ini semua berkumpul dihalaman belakang dekat kolam, mereka sedang melaksanakan bakar-bakaran kumpul keluarga, tiba-tiba saja Mehran dan Lady tiba di indonesia sore tadi, karena mereka yang tak memiliki pekerjaan akhirnya memutuskan untuk bakar-bakar, kapan lagi mereka kumpul keluarga seperti sekarang ini, biasanya Jef dan Mehran sibuk dengan kertas-kertas pekerjaannya.
"Wanginya" ucap Azri menikmati aroma Bakaran yang semerbak, remaja 16 tahun itu sibuk membolak balikan sosis dan bakso yang mereka bakar dibantu Arkana yang mengolesi bumbu bakar, sedangkan Alaska membolak balikan ayam dan ikan.
Ansel dan Arkata menata makanan diatas meja, ia tim riweh karena sejak tadi bolak balik ke dapur mengambil sesuatu yang diperintahkan Keysha.
"Dek ambil es batu dikulkas ya" pinta Keysha menatap Ansel yang sibuk menatap piring dan gelas, dihalaman belakang itu ada meja makan yang sengaja disediakan jika mereka ingin barbeque seperti malam ini.
"Iya ma" jawab Ansel lalu pergi ke dapur untuk mengambil es batu yang diperintahkan sang ibu, ia sama sekali tak menggerutu, justru ia begitu menikmati momen malam ini, dirinya begitu bahagia, sejak dirinya beranjak remaja keluarganya tak pernah kumpul keluarga seperti ini, Jef sibuk dengan pekerjaan kantornya membuat mereka hanya menghabiskan waktu dengan Keysha, bukanya Ansel tak mensyukuri hanya saja perasaanya berbeda.
"Nih ma" Ansel memberikan es batu yang tadi ia ambil, wanita itu langsung memasukan es batu itu ke dalam teko, Keysha sedang membuat sirop sesuai permintaan Jef meminta agar dimasukan es batu, cuaca yang cukup panas membuat pria itu menginginkan minuman dingin.
Ansel berjalan mendekati Aciel yang terlihat susah menarik nafas, ia berjongkok didepan Aciel yang duduk agak jauh dengan ketiga saudaranya yang sibuk mengipasi bakarannya, "Sesak nggak?" Tanya Ansel khawatir.
Lady, Jef dan Mehran menatap ke arah Aciel yang memang sejak tadi gabung dengan mereka, Jef tak mengizinkan Aciel untuk bergerak sedikit pun, bukan hanya diam bahkan mereka melarang untuk Aciel membantu, mereka khawatir takut Aciel kenapa-napa.
"Dikit" jawab Aciel tersenyum kearah Ansel yang masih tampak cemas.
"Kita masuk dalam aja dulu yuk, nanti kalau bakarannya selesai kita ke sini lagi" tawar Ansel, dirinya takut sampai kakaknya drop, bagaimana pun saat ini dada Aciel tak baik-baik saja, sangat mungkin asap yang Aciel hirup bisa membuatnya terasa sesak, dirinya yang tak sakit saja merasakan sesak ketika tak sengaja menghirup asap.
Aciel tersenyum lembut menatap adiknya, Aciel senang akhirnya Ansel mau dengan suka rela menerima dirinya sebagai saudara, setidaknya ia sudah sedikit lebih nyaman tinggal disini, bahkan Lady dan Mehran sangat bersikap hangat dengan dirinya.
Aciel menikmati momen malam ini, dulu ia berkhayal bisa kumpul keluarga seperti ini tentunya bersama Sahara, seharusnya Aciel bahagia bersama Sahara, tapi nyatanya ia merasakan momen ini tapi rasanya hampa.
"Benaran?" Tanya Ansel tak yakin tapi anggukan yang diiringi dengan senyuman lembut itu membuat Ansel bernafas lega, perlakuan Ansel tak luput dari penglihatan keluarganya yang lain.
"Ciel benaran nggak sesak 'kan? Kalau sesak bilang ya nak, jangan ditahan" ujar Lady, jujur saja rasa bersalah dan penyesalan sangat ia rasakan, dirinya menyesal, banyak kesakitan yang Aciel dan Sahara rasakan akibat perbuatan dirinya. Tapi Lady tak berharap Sahara memaafkan dirinya! Biarlah perbuatan itu ia tanggung sendiri, yang harus Lady lakukan saat ini memastikan kebahagian Aciel.
"Aku baik Oma, jangan khawatir" jawab Aciel, dirinya memang terasa sedikit sesak ketika ia tak sengaja menghirup asap, tapi dirinya tak ingin masuk ke dalam rumah, dirinya duduk dan tak membantu saja sudah membuat dirinya kesal, apalagi masuk ke dalam rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/372726329-288-k161806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN A
FanfictionKehilangan adalah salah satu yang sangat ingin semua orang hindari bukan? Hidup berdua dengan sang ibu sudah membuat remaja bernama Aciel begitu bahagia, tapi sayang remaja itu harus dipisahkan dengan ibunya. Terpaksa Aciel harus ikut dengan ayahnya...