...
"berapa usia kandunganmu shiho?" tanya Hyunsuk.
Saat ini mereka tengah berada di sebuah ruangan yang sangat luas dengan pemandangan yang langsung menuju taman belakang, cocok untuk dipakai bersantai.
"5 bulan," jawabnya sambil mengelus perut vuncitnya.
Hyunsuk trdiam sejenak, ia sedikit heran sebab perut mashiho terlihat lebih besar, seperti hamil 9 bulan. Tapi ternyata usia kandungannya baru 5 bulan.
"pasti kamu sangat heran mengapa perutku ini sangat besar, kan? itu karena bayinya ada 2, bayinya kembar,"
Hyunsuk terkejut mendengar penjelasan Mashiho. Dia tidak menyangka bahwa adik iparnya sedang mengandung bayi kembar. Senyuman lembut muncul di wajahnya saat dia mendekat dan duduk di samping Mashiho di sofa empuk yang ada di tengah ruangan luas itu.
"Jadi, Junkyu bakal punya dua anak sekaligus? Wah, ini kabar besar," ucap Hyunsuk sambil tertawa kecil. Ia mencoba mengalihkan rasa kagetnya dengan humor ringan.
Mashiho mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Junkyu sampai sekarang masih sering terdiam waktu melihat hasil USG-nya. Katanya, dia belum siap jadi ayah dua bayi sekaligus," cerita Mashiho dengan nada bercanda, tapi ada sedikit nada kekhawatiran dalam suaranya.
Hyunsuk bisa merasakan beban yang sedang dirasakan Mashiho. Ia mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan perempuan itu. "Kamu nggak sendirian, Shiho. Aku, Jihoon, Doyoung, dan semua keluarga di sini pasti bakal bantu kamu. Kalau ada apa-apa, jangan ragu cerita, ya."
Mashiho tersenyum, merasa sedikit lega mendengar dukungan dari Hyunsuk. "Terima kasih, Kak Sukkie. Aku tahu kok, kalian semua perhatian. Tapi aku tetap nggak bisa berhenti khawatir, apalagi aku ini masih baru jadi ibu. Kadang aku takut nggak bisa jadi ibu yang baik buat mereka."
Hyunsuk mengangguk mengerti. Dia sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi ibu di usia muda, apalagi dengan kehamilan bayi kembar. Namun, dia tahu satu hal: Mashiho adalah sosok yang kuat. Dia ingat bagaimana Mashiho selalu mendukung Junkyu dalam setiap langkah, bahkan ketika Junkyu harus menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.
"Kamu pasti bisa, Shiho," kata Hyunsuk dengan penuh keyakinan. "Lihat saja bagaimana kamu selama ini. Kamu selalu sabar menghadapi Junkyu, bahkan waktu dia lagi keras kepala. Itu bukti kalau kamu punya sifat keibuan yang kuat."
Mashiho tertawa kecil mendengar ucapan itu. "Junkyu memang keras kepala, tapi aku juga keras kepala. Mungkin itu sebabnya kami cocok," katanya sambil tersenyum lebar.
Hyunsuk ikut tertawa. Suasana di antara mereka menjadi lebih ringan. "Ngomong-ngomong, apa kalian sudah memikirkan nama buat bayi-bayi ini?" tanyanya, mencoba mengganti topik pembicaraan.
Mashiho menggeleng pelan. "Belum, Kak. Aku dan Junkyu masih bingung. Kami mau nama yang punya arti mendalam, tapi juga gampang diingat."
Hyunsuk berpikir sejenak. "Kalau kamu mau, nanti aku bisa bantu cari nama. Atau, mungkin Jihoon juga bisa kasih ide. Dia kan biasanya punya banyak referensi dari buku-bukunya."
"Oh iya, dia suka baca buku. Pasti punya ide bagus!" jawab Mashiho dengan mata berbinar.
Tiba-tiba, suara pintu terbuka menginterupsi percakapan mereka. Junkyu muncul dengan wajah sedikit lelah, tapi tetap membawa senyum hangat. "Wah, apa ini? Ngomongin aku di belakang, ya?" candanya sambil berjalan mendekat.
Hyunsuk tertawa kecil. "Bukan ngomongin kamu, Kyuu. Kami lagi bahas soal nama buat anak-anak kamu."
Junkyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil duduk di samping Mashiho. "Ah, itu dia. Sampai sekarang aku juga belum kepikiran nama yang pas. Rasanya sulit banget, ya, kasih nama buat manusia kecil yang bahkan belum lahir."

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Married by Accident - Hoonsuk✓
RomansaDi sebuah klub malam, dua orang asing bertemu di bawah lampu gemerlap dan musik yang menggema. Terlalu mabuk untuk berpikir jernih, mereka terbawa suasana, alkohol, dan hasrat sesaat. Tanpa mengenal satu sama lain, mereka tenggelam dalam hubungan si...