Beberapa minggu berlalu setelah Rakha berhasil mengatasi ancaman besar yang mengincar keluarganya. Dia berhasil melenyapkan musuhnya. Dia bahkan membantu Bima mengembalikan nama baiknya. Kehidupan mereka perlahan kembali normal. Rumah yang dulunya dipenuhi ketegangan kini menjadi tempat yang nyaman dan damai.
Rakha kembali fokus pada kuliah dan bisnisnya. Meski prioritas utamanya adalah keluarganya. Setiap pagi sebelum berangkat, ia selalu menyempatkan diri berbicara dengan bayi di perut Mala, mengucapkan selamat pagi, dan mencium kening istrinya.
Mala, menerima permintaan Rakha untuk sementara waktu tinggal di rumah. Meski awalnya ia merasa berat meninggalkan rutinitas kuliah, tapi Mala sadar bahwa Rakha hanya ingin melindunginya dan bayi mereka. Di rumah ia memanfaatkan waktu untuk fokus pada kehamilannya, belajar tentang persiapan menjadi ibu, dan merawat dirinya sendiri. Sesekali ia menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatnya yang sering datang berkunjung untuk menemani.
"La apakah semua sudah aman?" tanya Adara, mereka sedang berkumpul di rumah Mala. Atas ermintaan Rakha. Saat ada pekerjaan di luar kota. Rakha akan meminta teman-teman Mala untuk menginap.
"Kata Rakha semua sudah dia tangain DAr, orang itu, meski belum tahi identitasnya tapi Rakha sudah membereskannya!" Meski masih ada rasa was-was dihati Mala.
"Tenang saja La! aku yakin Rakha pasti sudah bekerja keras mengatasinya!" sahut Vio. Cantika mendudukkan diri di samping MAla sambil membelai perut Mala.
"Lo fokus saja pada kehamilan lo, hanya tinggal hitungan minggu ponakan kita lahir!""Iya, gue udah ngga sabar!" teriak Adara.
Begitulah, semua kembali seperti sedia kala. Dan MAla selalu berharap orang itu tak pernah kembali.
***
Suatu pagi, Mala sedang duduk di teras belakang rumah, menikmati udara segar sambil membaca buku tentang kehamilan. Rakha datang mendekat, membawa secangkir teh hangat untuknya.
"Ini, teh favorit kamu sayang." ucap Rakha dengan senyum lembut.
"Terima kasih, Kha," jawab Mala sambil menerima cangkir itu. "Kamu nggak terlambat untuk kelas hari ini?"
Rakha duduk di sampingnya, menatap wajah istrinya yang tampak damai. "Aku punya waktu sedikit buat nemenin kamu. Lagi pula, aku nggak mau melewatkan momen pagi ini." Ia menatap perut Mala yang semakin besar. "Sebentar lagi, kita bakal lihat dia, La."
Mala tertawa kecil, tangannya membelai perutnya. "Dia pasti senang ketemu kamu Kha."
Rakha meraih tangan Mala, menggenggamnya dengan lembut. "Dan dia akan sangat bahagia punya ibu terbaik di dunia."
Mala menatap Rakha dengan mata berkaca-kaca, merasa bahwa semua yang mereka lalui, meski penuh cobaan, membawa mereka pada momen ini. "Aku juga bersyukur, Kha. Kamu selalu ada di sisiku, bahkan di saat-saat terburuk."
Rakha mendekat dan mencium kening Mala dengan penuh kasih. "Aku janji, aku nggak akan pernah biarkan siapa pun menyakiti kamu dan keluarga kita."
***
Hari ini sebenarnya Rakha tak ada jadwal kuliah, dia hanya ingin bertemu Zayyan. Guna membahas sedikit tentang masalah di perusahaannya. KArena Zayyan adalah satu-satunya anggota Zero yang paham tentang hukum.
Pagi itu, suasana di Fakultas Hukum sedikit ramai. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar keributan di lorong fakultas.
Seorang mahasiswa berkacamata, dikelilingi oleh sekelompok mahasiswa . Mereka tertawa keras, mengejek, dan mendorong mahasiswa itu.
"Heh! Berani nggak lo ngomong langsung sama gue? Jangan cuma berlindung di balik tugas dan nilai tinggi lo!" ejek salah satu dari mereka, sambil merebut buku yang dipegang si kacamata.

KAMU SEDANG MEMBACA
'MALA'ikat Tak Bersayap (END)
Teen Fiction(Season ke 3 dari MY BAD BOY RAKHA) Cinta sejati? kekuatan cinta? Adakah yang tak mempercayainya? Waktu pernah mempermainkan cintanya, tapi dia berhasil memenangkannya Jangan pernah menguji sang pecinta. Karena tak ada yang bisa mematahkan keyakina...