𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Tidur lelap Stella terusik kala tangannya tak meraba tubuh seseorang yang ia peluk semalam, matanya kontan terbuka dengan kepala terangkat menatap sekitar yang sepi tanpa ada tanda-tanda Alghafar, segera dirinya bangun menyanggah tubuh dengan kedua tangan dibelakang.
"Alghafar kemana?" gumam nya.
Melihat seragam yang tergantung sudah tak ada ia menaikan alis, "Alghafar udah siap-siap sekolah? Kenapa dia ninggalin gue si."
Dengan hati dongkol Stella turun memakai sandalnya menuju kamar mandi, selesai menyikat gigi ia isi penuh bak mandi dengan shower sesekali menguap.
Seingatnya setelah adegan malam itu ia tanpa sadar tertidur dipelukan suaminya, sampai ia baru sadar jika tangan kanannya yang terbungkus perban karena cakaran kucing kini sudah dilepas dan lukanya mulai mengering, apa ini perbuatan Alghafar?
Selesai bergegas menarik dasinya hingga rapih menghiasi kerah seragam itu, Stella lanjut berlari keluar kamar.
"Emir! Kamu ada lihat Alghafar?" tanyanya kebetulan melihat Emir baru mengunci pintu sebuah ruangan.
Wanita itu menoleh menghadapkan tubuh, "Tuan Muda sedang sarapan dibawah Nona, beliau menyuruh saya untuk tidak mengganggu tidur Nona, katanya Nona hari ini absen saja dari kelas."
"Ah, gak. Dia berlebihan padahal cuman luka biasa, yasudah aku kebawah dulu," Stella lanjut berjalan melewatinya.
Tangan yang tadi Emir sembunyikan ia keluarkan dari belakang tubuh, melepas sapu tangan putihnya dan terpampang lah beberapa luka basah yang membuatnya meringis.
"Aku harus menyetok jeruk limau untuk menetesi nya setiap satu jam, sesuai perintah Tuan Muda."
"Algha!" serunya tersenyum hangat bagai matahari mendekati Alghafar.
Laki-laki itu nampak meminum segelas teh yang agak mengepul, melihat tak ada responnya Stella menarik kursi duduk di samping pemuda ini.
"Algha aku mau sekolah, ini cuman luka biasa," Alghafar hanya menyimpan gelasnya diatas piring kecil kembali.
"Kamu masih marah gara-gara kemarin? Algha jawab," lengan bajunya ditarik-tarik.
Alghafar menoleh sembari menyimpan piring berisi roti untuknya, "Perut kamu harus diisi dulu, cepet makan."
Tatapan kesal Stella hunuskan dengan kedua alisnya yang menukik merasa Alghafar memang mencueki dirinya bahkan kembali fokus menyantap sarapannya dengan tenang dan ekspresi wajah dingin itu.
Ia ambil dan melahap roti selai coklatnya, memasukan semua kedalam mulut hingga penuh guna mengekspresikan kekesalannya, ia lirik lagi Alghafar yang masih diposisi semula, dengan pipi penuh ia ambil gelas susunya meneguk setengah lantas bangkit membuat kursi yang dirinya duduki berderit.
Stella memutuskan untuk pergi lebih dulu menyambar tasnya dari maid, "Apaansi gajelas banget tu cowok, gak ada penahanan apa--"
Kurva dibibir Stella naik kala ia sudah keluar dan merasa seseorang menahan tas nya, ia berdehem dengan wajah angkuh, "Apa? Udah sadar siapa yang salah disini? Aku gamau maafin kamu, kamu pikir kamu aja yang bisa dingin-dingin gitu aku juga bisa! Ck, lepas! Aku mau pergi duluan naik taksi!"
Liam yang baru menaiki anak tangga teras melirik bingung Nona nya kala berbicara sendiri, "Selamat pagi Nona."
"Kamu lihat kan Algha, udah ada asisten kamu jadi lepasin sekarang," katanya menarik-nari tali ransel nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister(Ending)
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...