Identitasnya

263 49 39
                                    

✨HAPPY READING✨

Setelah satu hari Mirie terbangun, Jamie dengan semangat ingin mengajak Mirie keliling istana, Meskipun Raja Dariel sempat ingin segera menginterogasi Mirie, ia akhirnya mengalah setelah Davidson, sang kakek, menasihatinya. "Biarlah gadis itu memulihkan kondisinya terlebih dahulu," kata Davidson bijak.

"Bagaimana kalau kita ke taman belakang istana? Di sana ada Runie, kau harus berkenalan dengannya," ujar Jamie dengan wajah cerah.

Mirie hanya mengangguk, senyum manis tersungging di bibirnya, merespon ajakan Jamie dengan lembut.

Mereka berjalan berdua, layaknya pasangan muda yang sedang jatuh cinta. Senyuman tak lepas dari wajah mereka berdua, meskipun tak ada kata-kata yang perlu diucapkan.

Di tengah perjalanan, Jamie memberanikan diri untuk menggenggam telapak tangan Mirie. Saat tangan mereka bersatu, tatapan mereka bertemu, dan Jamie merasa lega saat merasakan kehangatan yang kini ada di telapak tangan Mirie. Tidak seperti sebelumnya, tangan Mirie tak lagi terasa dingin.

Suasana yang penuh dengan kebahagiaan mereka menyita perhatian orang-orang yang melihat. Mereka berjalan dengan tenang dan damai, menyusuri jalan menuju taman belakang. Ketika mereka sampai, ternyata ada seseorang disana.

"Erland," Jamie memanggil adiknya yang tampaknya tengah berbincang dengan seseorang.

"Jamie!" Erland membalas sapaan kakaknya dengan senyuman. Di samping Erland, tampak Shevarta yang ikut menunduk sopan saat mereka melihat Jamie.

"Mirie?" Erland menatap gadis di sebelah Jamie dengan rasa penasaran. Suasana sedikit canggung, namun Mirie membalas dengan senyuman tulus. Gadis itu kini terlihat jauh lebih segar, wajahnya yang pucat beberapa hari lalu kini tampak lebih hidup.

"Mirie," seseorang memanggil dari belakang, membuat mereka semua menoleh.

Ternyata, itu adalah Raja Dariel dan Permaisuri Deline. Tatapan Dariel masih penuh dengan ketidaksukaan, seolah-olah ia tidak senang mengetahui bahwa putranya menjalin hubungan dengan seorang pelayan biasa. Namun, Jamie tidak takut. Ia justru mengeratkan genggamannya pada tangan Mirie, memberi tahu dunia bahwa ia tidak akan mundur dari cintanya.

"Aku rasa keadaanmu sudah cukup pulih. Di sini, Amarantha melindungimu karena kami membutuhkan informasi penting. Jika kau tak memiliki informasi apapun, lebih baik kau tinggalkan istana ini," kata Raja Dariel dengan tegas.

Jamie menatap tajam pada ayahnya. "Ini baru satu hari, Ayah!" Nadanya sedikit meninggi, kesal dengan perlakuan ayahnya terhadap Mirie.

Sebenarnya sedari tadi Deline lah yang memaksa ingin menemui Mirie, wanita itu masih terlalu penasaran tentang gadis itu.

Davidson, yang datang bersama empat pangeran lainnya, Maverick, Kenneth, Zaron, dan George.

Sedangkan pangeran ke-empat kini tengah pergi, entahlah akhir akhir ini Halton sering pergi tanpa memberitahu kami.

"Tak apa, kau sudah bisa menjelaskan semuanya, bukan?" ujar Davidson, melihat Jamie dan Mirie.

Mirie menatap mereka semua, merasa cemas namun juga harus menjawab. "Namaku Mirie," katanya, suaranya cukup tenang meskipun jantungnya berdebar. "Aku adalah anak tunggal dari Raja Matteo dan Permaisuri Elysia."

Kebingungan langsung menyelimuti wajah mereka. Semua yang mendengarnya terkejut, terutama Raja Dariel. "Anak dari Raja Matteo? Tapi... itu mustahil! Dia sudah mati dua puluh tahun lalu!" Dariel berkata dengan nada keras. "Bukti apa yang kau miliki? Semua ucapanmu tak masuk akal."

Mirie mengalihkan pandangannya ke danau di depannya. Tanpa berkata-kata, ia mengangkat tangan dan energi merah muda mengalir dari tubuhnya.

Batu yang terpasang di liontin yang ia kenakan terlepas, melayang di atas permukaan air dan perlahan-lahan turun. Air danau yang tenang itu mulai beriak, hingga akhirnya menampilkan gambaran yang semakin jelas, sebuah potongan kejadian yang terlihat jelas, memperlihatkan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu. Semua yang ada di sana menatap dengan seksama, tercengang oleh kenyataan yang terungkap.

An Imbalance In My World  || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang