12 Voodoo
Wildan bisa sedikit santai hari ini. Dia telah bekerja keras selama hampir sebulan karena bos mereka harus dirumah sakit gegara sok pahlawan. Bahkan dia sempat menjadi sasaran gurauan para tukang yang bergaji dua mingguan dan sempat menyindir Wildan yang terpaksa menunda sehari pembayaran gaji karyawannya yang bertepatan waktunya dengan kejadian. Bukankah Wildan juga yang harus mengurusi administrasi rumah sakit walau pihak kepolisian sudah mendahuluinya? Roh dia sempat mondar mandir panik dengan keselamatan bosnya. Terutama Parjio. Peluru dilambungnya harus dikeluarkan segera lewat operasi. Dia mengalami kritis dan nyaris kehabisan darah karena jauhnya rumah sakit.
Wildan benar benar harus banyak berkorban menalangi upah mereka dari kantongnya sendiri dan terpaksa pinjam ke pemilik kafe Arabusta untuk menutup kekurangan mereka. Sedang untuk menggunakan anggaran kantor, dia tidak berani melakukannya tanpa tandatangan Adrian. Untung Adrian segera baikan dan pada hari yang sama dia mengganti pengeluaran Wildan dan Arabusta.
Sebenarnya mereka tidak benar benar menuntut karena mereka memahami situasi yang sedang dialami Adrian dan Parjio, bahkan kemudian para karyawannya membezuk rame rame untuk memberikan dukungan agar bos lekas sembuh. Wildan sekarang sudah bisa tenang setelah keduabpetinggi perusahaan bisa kembali ngantor.
Di media sosial, Wildan menemukan sebuah berita yang menjadi pembicaraan banyak netizen. Dikejaksaan terjadi sebuah peristiwa yang mengejutkan. Seorang penjahat berbahaya yang sedang diproses secara hukum berkaitan dengan kasus penyerangan terhadap polisi karena melakukan perampokan benda purbakala, ditemukan tewas dipenjara kejaksaan. Korban ditemukan gantung diri diselnya menggunakan kain sobekan bajunya yang disambung dan dipilin menjadi tali..
Bukankah kelompok penjahat itu yang menembak bos nya? Mereka harus diberi tahu. Pikirnya.
Wildan segera menuju ke ruang Parjio dan menunjukkan artikel berita itu.
__
Di ruang pulasara jenazah rumah sakit. Jonathan masih membuat catatan tentang hasil otopsi Banon didampingi oleh seorang dokter ketika Hermanto, Wage, Adrian dan Parjio masuk untuk melihat mayat korban."Saya tidak habis pikir, begitu dangkalnya akal seorang tentara bayaran seperti dia. Mungkin orang kejaksaan berusaha memaksa dia membuka mulut dengan kekerasan. Wage mengeluarkan pendapatnya ketika melihat luka bekas tali dileherku Banon yang terbujur kaku.
"Lebih baik mati bunuh diri dari pada mengkhianati kelompoknya maksudmu?"
"Bisa saja kan? Aku juga akan memilih mati dalam penyiksaan dari pada hidup membahayakan timku!"
"Kejaksaan tidak akan menyiksa Banon, Ge, kalau Banon tidak bisa diajak bicara, cukup BAP kita yang jadi acuan. Gak perlu sewa algojo untuk menyiksanya. Jangan berburuk sangka!" kata Hermanto menepis pemikiran Wage yang ekstrim.
"Menurut pak Jonathan, ada luka lebam yang samar dan nyaris tak terlihat tanpa pemeriksaan seksama. Dan itu menarik perhatian saya." Parjio kembali mengemukakan pendapatnya.
Jonathan menjadi antusias.
"Apakah ada sesuatu yang luput dari perhatian saya?"
"Maaf, anda sudah memeriksa bagian dalam dari bekas lebam itu?" Parjio balik bertanya, "boleh saya tahu?"
"Biasanya lebam karena memar akan meninggalkan luka seperti bekas serangan benda tumpul lainnya dibagian dalam. Disini.. Mmm.. Bekas memarnya memanjang kedalam sebesar lidi aren. Dan itu aneh menurut saya." jelas Jonathan.
"Anehnya?" desak Parjio.
"Bekas itu merusak permukaan tulang juga. Kalau benda, walaupun tumpul, sampai membuat permukaannya tulang rusak, biasanya jaringan kulit tidak akan lebam. Tetapi rusak dan robek sehingga menimbulkan luka tusukan."jawab Jonathan dengan mimik kebingungan.
![](https://img.wattpad.com/cover/385361158-288-k260412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TOPAZ - Tamat
Mystery / ThrillerPercaya dengan kebangkitan kembali setelah mati? Ini hanya sebuah dongeng. Kisah petualangan Parjio dan Adrian yang sering bergelut dengan urusan berbau mistis. Simak saja kalau suka... BLUE TOPAZ Judul_________: Topaz Biru Judul asli_____: Kutukan...