04 Misteri Ngengat Ratu
Keesokan harinya, Andreas dibawa pulang oleh isterinya karena sudah sembuh total. Hermanto pun menyampaikan pesan dari Wage untuk mengingatkan Andreas agar menghubungi mereka bila menemukan sesuatu yang dianggap penting. Yaitu tentang hilangnya barang temuan Anton dan Sariman. Andreas yang tak mau berurusan dengan kejahatan menyatakan akan membantu sebisanya mencarikan informasi tentang raibnya barang barang temuan yang gambarnya di kirim via pesan singkat oleh mendiang Anton dan Sariman.
"Cuma ditinggal sebentar saja rumah sudah berantakan begini. Nuri dan Indah pasti membawa teman temannya kerumah." Keluh istri Andreas. Sepi sekali rumah mereka saat ini. Tetapi pintu dibiarkan sedikit terbuka. Sembrono sekali.
Dimeja ruang tamu, mata Andreas melihat sesuatu yang membuatnya penasaran. Secarik kertas kuno berwarna kecoklatan yang sepertinya baru dirobek dengan hati hati oleh tangan yang suka kerapian. Mengingat betapa kemarin pagi dia baru ketamuan wanita misterius yang datang lalu pergi tanpa sempat dia temui, hati Andreas menjadi kembali ketar ketir. Perlahan dengan ragu, dia memungut kertas yang terlipat rapi itu kemudian duduk disofa. Dengan hati hati dia membuka lipatannya.
"Pak, Bu, Nuri sama Indah lagi ada acara penting dan mendadak di rumah Dika. Dika Ulang Tahun.."
"Telolet .. telolet .. telolet .."
Dasar anak kurang ajar. Menakut nakuti ayahnya saja mereka itu..
Andreas meletakkan kembali kertas itu dimeja. Sebentar kemudian istrinya keluar dari dapur membawa secangkir teh untuknya. Lalu menghempaskan pantatnya dan ikut duduk disampingnya. Wanita yang sudah memberi dua gadis tanggung kepadanya itu tersenyum penuh arti. Andreas langsung dapat menebak pikiran istrinya.
"Pasti dia mau minta sesuatu.. " pikirnya dalam hati.
Benar saja. Istri Andreas menempelkan bahunya ke pundak suaminya. Dia berkata lembut dan manja sekali. Sebuah serangan maut yang berujung menipisnya dompet.
"Mas, kan kita sudah lama menikah. Ingat gak kapan hari ulang tahun pernikahan kita?" Tanya sang istri kepada Mas Yas. Tentu saja dia ingat hari itu. Bukannya 9 hari yang lalu baru saja mereka rayakan dirumah makan Mewah alias Mepet Sawah. Seluruh keluarga dan kerabat diundang dan mereka benar benar merasa utuh sebagai sebuah keluarga.
"Ada apa lagi nih ? Mau pesta lagi ? Tidak !! Tak ada duit.. !" Jawab Andreas menebak maksud sang istri.
"Bukan itu.. saya cuma mau minta barang dagangan mas satu saja.." rajuk istrinya.
"Apa itu ?" Andreas menjadi gusar. Jangan jangan barang antik koleksi berharganya. Barang antik itu tersimpan di almari kayu berdinding kaca yang menjadi etalase eksklusifnya. Rencana Andreas, dia akan melelangnya secara khusus untuk mendapatkan harga terbaik. Sekarang istrinya malah mau mengambil asetnya.
"Bukan yang di etalase mas. Ini nih.. indah sekali.. saya mau minta ini saja.." kata wanita itu menunjukkan sesuatu di genggamannya.
"Blaik... blaik.. blaik lagi... !!" Teriak Andreas histeris latah.
"Itu benda terkutuk, mah.. dapat dari mana ?" Andreas segera merebut benda itu dan melemparkannya keatas meja.Sang istri melongo, tidak disangka suaminya menjadi ketakutan melihat barang kecil yang indah diatas meja. Mereka berdua terdiam dengan mata tertuju kebenda itu.
"Cincin bermata topaz itu sudah aku kubur bersama jenasah Anton. Ketika menyentuh kafannya, ribuan ngengat tiba tiba muncul dari dalam kain pembungkus jenazah Anton. Membuat banyak orang terluka dan menderita. Bahkan dua orang harus kehilangan kaki mereka. Aku hanya orang yang beruntung karena kesigapan Jono aku bisa naik keatas dan selamat. " terang mas Yas dengan nada lemas kepada istrinya yang mendadak pucat pasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE TOPAZ - Tamat
Mystery / ThrillerPercaya dengan kebangkitan kembali setelah mati? Ini hanya sebuah dongeng. Kisah petualangan Parjio dan Adrian yang sering bergelut dengan urusan berbau mistis. Simak saja kalau suka... BLUE TOPAZ Judul_________: Topaz Biru Judul asli_____: Kutukan...