"oh, jadi ini cewek yang katanya GAK BISE NYENTUH COWOK?" Kata gadis dengan make up tebal dan baju kurang bahan menurut Elenna, dengan sengaja menekan kata-katanya
"Iya, ituloh yg sok alim" balas teman di sebelahnya
Elenna hanya diam tak berekspresi. Ia tadinya berencana pergi ke kantin kampus, tapi sialnya ia malah dihadang oleh empat gadis menor dengan pakaian kurang bahan. Satu diantara mereka cukup sopan dengan Hoodie dan rok tiga senti di atas lutut
"Dalam Islam dilarang nyentuh yang bukan mahram Ra" celetuk gadis berhoodie itu
"Kamu ngebela dia hah!?" Marah gadis yang dipanggil Ra tadi, tampaknya ia adalah ketua geng
"En-enggak aku cuman jelasin alasannya loh" gadis itu berusaha membela diri
"Iwh, padahal pake hijab juga bukan yang apasih namanya yang nutup muka itu" kata Niken, gadis dengan tato kupu-kupu di lehernya
"Oh niqab maksud kamu?" Kata Cika, gadis berhoodie itu
"Mending lu diam cika" kata Oliv, gadis dengan rambut mirip laki-laki
Elenna hanya menatap datar, ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Seminggu lalu saat ospek, ia menolak disentuh oleh senior laki-laki sehingga banyak yang mencemooh mengatakan bahwa dirinya sok alim karena memakai hijab dan tak mau disentuh laki-laki
"Udahlah gak seru bully ni anak sok alim. Kuy cabut" kata Kirana yang dipanggil Ra tadi
Antek-anteknya pun ikut pergi sambil menatap Elenna dengan pandangan seakan ia adalah seonggok kotoran bau di tengah koridor
Elenna hanya menghela napas lelah dan melanjutkan perjalanan menuju kantin
Ia duduk di pojokan paling belakang sendiri, hingga ada yang datang dan menyapanya
"Hai, kita boleh gabung gak?" Tanya seorang gadis. Di belakangnya berdiri seorang laki-laki yang tampaknya banci dan dua gadis lain
Elenna agak awas karena ada laki-laki di antara mereka, " eh duduk aja"
"Makasih loh, cantik" kata laki-laki itu dengan gemulai
Elenna agak merinding mendengarnya. Gadis yang menyapanya tadi menyodorkan tangannya
"Kenalin, aku Diana"
"Aku Melan" ikut gadis yang memiliki tahi lalat di pipi kananya
"Dan aku Cindy" kata gadis lain yang memiliki lesung Pipit di kedua pipinya yang akan terlihat biarpun dia hanya berbicara biasa
"Dan aku Bayu" kenal lelaki banci tadi
"Elenna" Elenna menyambut tangan mereka, kecuali Bayu
"Eh kamu cewek yang gamau disentuh Senior itu kan?" Tanya Melan
Elenna hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, "maaf ya kalo gak nyaman"
"Eh harusnya kita yang bilang gitu, soalnya ada Bayu disini" kata Diana
"Aku? Kenapa?" Bayu menunjuk dirinya dengan kuku panjangnya yang berwarna merah muda
"Kamu kan cowok Bayu, dia gak nyaman sama cowok" kata Cindy menjelaskan
"Eh gapapa ko, yang penting gak bersentuhan aja" Elenna takut bayu tak enak kepadanya
"Kamu hebat, tetap Istiqomah di era kayak gini" kata Diana salut
Elenna hanya tersenyum, ia tak mau menjelaskan tentang penyakitnya yang tak bisa menyentuh lawan jenis itu. Ia belum percaya pada orang-orang yang baru berkenalan dengannya lima menit lalu
"Eh ayo makan, keburu makanannya dingin" timpal Melan
Selesai makan, mereka berempat beranjak dari kursi masing masing dan pergi keluar kantin.
"Kamu jurusan apa El?" Tanya Diana
"El?" Heran Bayu
"Iya, El. Potongan dari Elenna" dia terkikik
"Oalah. Lucu juga" sambung Melan
"Aku ambil ilmu komputer" jawabnya
"Suka yang begituan ya?" Tanya Melan
"Hu'um" Elenna hanay berdehem sebagai jawaban
"Aku afirmasi" beritahu Diana
"Gaada yang nanya" sewot Bayu
"Gak ngomong sama lo, Markonah!" Kesal Diana menoyor dahi Bayu
"Kita berdua afirmasi, cuma si Bayu doang anak teknik" jelas Melan
Elenna menatap tak percaya pada Bayu, seriusan? Cowok bencong satu ini anak teknik? Begitulah kira-kira maksud tatapan Elenna
"Gini-gini gue bisa ya El!" kata Bayu seakan mengerti tatapan Elenna
"Eh sampai ketemu nanti Elenna, kita ada kelas nih" kata Diana berhenti menatap Elenna
"Eh sebelum pergi, boleh dong minta nomornya" Melan menyodorkan handphone bermerek apel digigit itu pada Elenna
Setelah memberikan nomor ponselnya, Elenna berbelok ke arah kanan, sedangkan afirmasi ke arah kiri dan teknik terus lurus ke depan
Elenna berjalan tergesa, ia tak mau terlambat di kelas pertamanya. Saat berjalan terburu-buru dari belokan koridor muncul seseorang, Elenna tak sempat menghentikan langkahnya. Alhasil Elenna menabrak orang tersebut
BRUK
"Aduh" keluh Elenna jatuh terduduk, pinggulnya terasa nyut-nyutan
"Anda tidak apa-apa?" Tanya pria itu sambil menyodorkan tangan
Elenna merasa dēja-vu. Minggu lalu ia juga jatuh dan orang yang sama lah yang hendak menolong
Takdir konyol macam apa ini? Batin Elenna menngerutu
"Saya tidak apa-apa, terimakasih" Elenna akan berdiri, tapi sialnya ia malah menginjak roknya sendiri. Alhasil ia terjatuh lagi di depan Kalvish.
Kalvish menghela napas lelah "gadis keras kepala" gumamnya, tapi masih di dengar oleh Elenna
Elenna akan protes, tapi kalvish sudah memegang kedua lengannya dan membantunya berdiri. Elenna seketika tegang, ia tahu dalam beberapa menit ke depan tubuhnya akan gatal-gatal, dan sialnya kelasnya masih cukup jauh untuk mengambil obat pereda
"Hei! Tidak sopan sekali menyentuh sembarangan! Aku tidak memberikan tanganku agar kau tak menyentuh, tapi dengan tidak sopannya kau malah memaksaku!" Suara Elenna melengking
Beberapa orang yang melewati koridor segera menatap keduanya, baham tontonan yang asyik pikir mereka.
"Saya sudah berbaik hati ingin membantu anda, tapi anda malah memarahi saya? Saya atau anda yang tidak sopan?" Kalvish tak mau kalah
"Lucu ya, marahnnya pake bahasa formal gitu. Anak bahasa kali ya" bisik mahasiswa yang berdiri tak jauh dari keduanya
Elenna tak perduli lagi, dengan kesal ia pergi dari sana. Berlari ke kelas sebelum gatal-gatalnya muncul
Kalvish menatap sekitar dengan datar, "bubar sekarang juga, jangan ada yang merekam kejadian barusan atau kalian akan menerima akibatnya" meskipun Kalvish berbicara dengan pelan, namun suaranya seakan mamapu menghipnotis semua orang
Mereka langsung bubar, berjalan ceoat menhindari tatapan tajam kalvish
Kalvish berbalik dan pergi menuju kelasnya, tadinya ia akan pergi ke kantin namun ia jadi malas karena kejadian barusan
YOU ARE READING
Elvish
General Fiction"karena hanya aku yang bisa menyentuhmu, maka kau harus menikah denganku" ~ kalvish "Tapi tembok diantara kita sangat tinggi kalvish, aku Islam dan kamu kristen" ~Elenna ... Elenna memiliki semacam alergi yang dimana jika ia menyentuh lawan jenis ma...