𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
1 Minggu berlalu ...
1 minggu berlalu dengan begitu cepat, namun kebosanan yang menerpa Stella semakin menjadi-jadi saja tiap harinya dikarenakan Alghafar melarang gadis bermata hazel itu untuk kembali bersekolah sementara.
Entah karena apa tapi Stella hanya menurut, sekarang banyak nyawa yang harus ia selamatkan dari tindak tanduk Alghafar, Stella juga menekankan dalam dirinya untuk tidak melawan pada laki-laki itu dalam bentuk apapun.
Seperti sekarang, ia hanya berdiam diri berkurung dalam kamar dan hanya bermalas-malasan.
"Kapan dia pulang? Apa Alghafar ada latihan volly disekolah? Suntuk banget gue disini," keluh Stella berguling-guling dengan selimutnya.
Jika ada Alghafar dia pasti akan membawanya keluar berjalan-jalan meski hanya disekitar taman saja, Stella tiba-tiba terfikir tentang alur novel yang asli.
Alethea juga sering berontak dan berakhir di borgol dengan tak manusiawi oleh Alghafar, hal itu membuat Stella merinding menyadari sekarang dialah yang ada di posisi Alethea, tapi Stella tidak mau di borgol apalagi sampai dikurung dibawah tanah.
"Entah apa yang ada di otak cowok itu, kalau dia beneran cinta kan gak mungkin tega biarin Alethea kena hipotermia gara-gara kedinginan di ruang bawah tanah, tapi untungnya gue gak ngalamin itu. Gue bakal baik-baikin Alghafar supaya nasib gue gak berakhir sama kaya Alethea," cetus Stella tersenyum memandang langit-langit.
Ponselnya berdering dari atas nakas, segera Stella bangun dan mengambil ponsel pintar itu, "Halo Algha? Udah pulang belum?"
"Sebentar lagi tinggal latihan buat turnamen nanti, kamu mau aku pulang sekarang?" disebrang sana Alghafar mengapit ponselnya yang ia simpan di telinga dengan bahu karena sibuk mengikat tali sepatu.
"Gausah, kamu fokusin aja dulu latihannya. Em, aku boleh jalan-jalan ke taman?"
Hening untuk beberapa saat sampai Stella menelan salivanya susah payah.
"Boleh, ditaman belakang. Kamu kesana duluan dan tunggu aku."
"Siap--!"
"Pakai topi, biarin rambut kamu terurai terus jangan keluar pakai pakaian terbuka," peringatnya seolah menjadi sarapan Stella sehari-hari.
"Iya Algha, yaudah aku matiin ya telfon nya."
"Hm," sambungan dimatikan oleh Stella.
"Yes! Boleh keluar!"
Pendengaran tajamnya menangkap suara gemericik air dari luar, segera Stella berlari kecil mendekati balkon kamar yang kini ia buka lebar pintu kacanya.
"Bi Emir! Lagi ngapain?!" seru Stella dari atas.
Perempuan itu nampak tengah menyiram beberapa tanaman bunga mawar yang bermekaran, "Saya sedang menyirami bunga ini Nona."
"Aku kesana ya!"
"Jangan!" seru Emir membuat Stella urung berbalik, "Sebaiknya Nona tetap diam di Mansion, cuaca hari ini cukup panas itu bisa membuat Nona sakit."
"Aku bosan Bibi sudah seminggu yang aku lakuin cuman bermalas-malasan di kamar, Alghafar juga ngasih izin buat keluar ko," ujarnya sedikit berteriak agar Emir mendengar.
"Nona yakin? Tidak berbohong?" Stella mengangguk dua kali, "Baiklah, tapi pakai topi anda dan pakai cardingan yang lebih tertutup Nona."
"Siap!" Stella menghormat lalu ngacir pergi dengan perasaan senang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister(Ending)
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...