This chapter is dedicated to @kimjonginnx
Happy Reading~
##
Baekhyun berguling-guling malas di karpet putih berbulu yang berada di kamar Chanyeol, menunggu si pemilik kamar menyelesaikan acara mandinya.
Jangan kira jika Baekhyun sudah mandi. Jawabannya tebak saja sendiri.
Ia selalu menumpang mandi ke rumah Chanyeol. Menurutnya kamar mandi Chanyeol nyaman digunakan. Sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Wangi khas Chanyeol sangat enak dihirup. Memang Baekhyun memiliki kebiasaan yang aneh, sehingga tak heran Chanyeol sering kerepotan karena ulah teman kecilnya.
Baekhyun memiliki banyak kelebihan, begitu pun kekurangan. Salah satu kekurangannya, ia sering sekali terkena flu jika sedang peralihan musim. Seperti musim gugur bulan lalu.
Hawa dingin yang menusuk bagi Baekhyun, namun tidak bagi Chanyeol. Chanyeol memiliki temperatur tubuh yang cukup hangat, sedangkan Baekhyun mudah sekali kedinginan. Mungkin karena badannya terlalu kecil dan kurus. Padahal ia makan banyak.
Chanyeol selalu berdecak kesal jika Baekhyun sedang menginap di rumahnya ketika peralihan musim. Ia benci suara orang bersin.
Ia kesal jika Baekhyun mulai flu. Bersin dimana-mana. Dan Chanyeol? Bisa dibilang ia maniak sekali kebersihan. Dan menurutnya bersin itu penuh dengan virus.
"Baek! Tutup mulutmu jika sedang bersin!"
"Ugh, hn.. aku sulit bernafas.. suaraku.. HA-HAATCHUU!!"
Chanyeol memejamkan matanya. Ia langsung bergegas ke kamar, mengobrak-abrik laci lemarinya lalu kembali dengan membawa dua buah benda.
Sebuah saputangan dan masker beruang miliknya.
Ia meraih tangan Baekhyun lalu mengusapnya dengan saputangan, lalu beralih ke hidungnya. Setelah itu ia memakaikan masker kesayangannya ke wajah mungil Baekhyun.
"Lain kali jika kedinginan, gunakan selimut yang lebih banyak. Kan bisa ambil di lemari."
Baekhyun mengangguk. Pipinya bersemu, namun tidak terlihat, karena sekarang ia mengenakan masker.
"Ah iya, satu lagi. Rajin-rajinlah minum vitamin C. Aku memiliki stocknya di kotak P3K."
Baekhyun mendongakkan kepalanya, "Aku tidak suka. Rasanya asam!" Matanya membentuk kira kira seperti ini ><
Chanyeol terkekeh lalu mengusak kepala Baekhyun penuh kasih sayang.
"Jangan dirasakan, bayangkan saja kau sedang memandangku agar rasa asamnya berubah menjadi manis."
Baekhyun mendengus, "Kepedean."
Lalu Chanyeol pergi meninggalkan Baekhyun menuju sekolah. Sekaligus memberikan surat absen Baekhyun.
##
Jangan heran jika mereka berbagi kamar dan rumah seolah-olah saudara. Mereka dan keluarga mereka begitu dekat. Sampai-sampai suatu ketika...
"KYAAA!! JANGAN MASUK!! YAKK PABOO!!!"
Chanyeol tidak sengaja masuk kamar mandi yang sedang digunakan oleh Baekhyun.
Dan secara tidak sengaja Chanyeol melihat tubuh polos Baekhyun.
Setelah itu? Chanyeol turun ke bawah, mencari kamar mandi, menyelesaikan urusan pribadinya lalu bermimpi aneh tentang Baekhyun selama beberapa malam.
Dan itu membuatnya begitu tersiksa. Apakah ia harus jaga jarak dengan Baekhyun?
Chanyeol mengacak rambutnya lalu meringis. Kalau tidak menjaga jarak kasihan juga adik kecilnya. Dia bimbang.
Begitu banyak hal yang Chanyeol sukai dari Baekhyun, namun ada juga yang paling ia hindari.
Kemarahan Byun Baekhyun.
Apakah menurutmu Baekhyun marah dengan mengoceh atau melontarkan sumpah serapah? Jawabannya, nihil.
Baekhyun enggan berbicara.
Dan hanya mengerucutkan bibirnya sepanjang hari.
Dan Chanyeol kini benar-benar bimbang.
Tok tok tok
Suara ketukan dari luar kamar Chanyeol.
"Chanyeol-ah, bolehkah aku masuk?"
Chanyeol membeku. Baekhyun.
Oh tuhan, tolong hilangkan wujud Chanyeol untuk kali ini saja.
Bagaimana caranya agar Chanyeol bisa mengabaikan makhluk kecil itu?
Tok tok tok
Ketukan itu kembali berbunyi.
Akhirnya mau tidak mau Chanyeol bersembunyi di dalam selimut.
Pura-pura sakit.
Akhirnya, suara pintu terbuka. Menampakkan wujud si mungil.
"Chan.. astaga! Chanyeol wae??"
Baekhyun berlari kelimpungan ke arah ranjang Chanyeol. Lalu duduk di kasur Chanyeol sambil berusaha membuka gulungan selimut yang membalut tubuh Chanyeol.
"Chan apa kau tidak apa-apa? Apa kau demam?"
Chanyeol menghela nafas berat. Gagal sudah rencananya.
"Aku sedikit kelelahan.. besok saja ya datang kesini lagi.." ucap Chanyeol dengan suara yang dibuat serak.
Baekhyun menggelengkan kepalanya lucu,
"Shireoo aku mau merawat Chanyeol!"
Chanyeol harus mengakhiri semuanya di kamar mandi. Sekarang.
"Baekhyun, kau ini sudah SMA. Tidak baik berlagak seperti bocah terus.." Chanyeol bangkit dari tidurnya lalu meraih kacamatanya di meja nakas.
Baekhyun merengut, hatinya sakit mendengar kalimat itu.
"Kamu tega sekali berkata seperti itu.."
"Aku hanya menasihatimu, Baek. Kau bahkan selalu merajuk jika berada di dekatku."
Baekhyun mulai berkaca-kaca.
"Lalu aku harus bagaimana Chan?"
"Besok-besok jaga jarak dulu denganku ya? Biar aku bisa melihat perubahanmu"
Bohong. Ia hanya ingin menghindari Baekhyun, karena baginya Baekhyun sangat menggoda.
"Uhh.. begitu ne.. hiks, baiklah. Sampai jumpa Chanyeol.. jaga kesehatan.."
Lalu Bawkhyun berjalan dengan langkah gontai ke arah pintu. Chanyeol merasa bersalah, namun melihat Baekhyun berjalan saja adiknya sudah meronta-ronta.
Setelah pintu kamarnya tertutup sempurna, Chanyeol langsung berlari ke kamar mandi.
Jika baru puber biasanya laki-laki bingung mengendalikan hasratnya. Begitu pun Chanyeol.
##
Sesampainya di rumah, Baekhyun berlatih menjadi lelaki dewasa yang pendiam dan elegan. Ia menirukan sikap kakak nya, Baekbeom, yang berbeda 7 tahun diatasnya.
Baekhyun terlalu polos, Baekbeom terlalu dewasa untuk ia ikuti. Dan begitu sulit.
Baekhyun kewalahan saat memasang dasinya, memakai sabuk, menyemir sepatu, mengikat tali sepatu, dan memakai gel rambut.
Baginya itu sulit sekali.
Namun ia berusaha demi Chanyeol.Dan siapa yang tahu?
Chanyeol sudah berhasil satu langkah untuk membuat Baekhyun jatuh cinta kepadanya.
##
Votment please? Gomawo~^^