Aku menghela nafas kesal saat kedua orang tuaku melarangku untuk pergi bersama teman-temanku. Mereka dengan sengaja mengurungku dikamar selama berhari-hari hingga sampai pada akhirnya aku merasa lelah dan memilih untuk kabur dari rumah. Ya, katakan saja aku ini anak yang nakal, aku suka sekali menghamburkan uang, pergi kedunia malam, dan hal lainnya.
Aku mencintai kebebasan, aku tidak suka dilarang ini itu! Aku juga tidak suka dipaksa!
Mungkin menurut kalian ini masalah kecil, tapi bagiku tidak!
Mobilku berhenti tepat didepan taman, entah ini taman mana namun.... tampak sangat bagus dan membuatku begitu tenang melihatnya. Di tengah-tengah taman ada danau dengan air yang begitu jernih dan di pinggirnya ada pepohonan rindang juga bunga mawar yang tampak memamerkan warna mereka.
Aku terduduk dibawah pohon rindang ini, menatap hamparan bunga mawar itu namun sepertinya ada yang lebih menarik perhatianku, yaitu sang gadis yang sedang terduduk sendiri dibangku taman menghadap ke danau. Dia... cantik.
Entah sudah berapa lama aku memperhatikan gadis itu, wajahnya begitu cantik, polos tanpa make-up, kulitnya putih, berambut coklat. Ada rasa penasaran yang mendorongku untuk mendekat kearah gadis itu namun saat aku baru mau melangkah, tiba-tiba hujan turun. Ya, tadinya memang langit sudah gelap.
Saat hujan semakin deras, aku masih menatap gadis itu dan perlahan gadis itu bangkit dari bangku taman tempat ia duduk tadi. Mataku terbelalak saat melihatnya yang berjalan menggunakan tongkat alat bantu untuk orang buta.
Dia buta? Pikirku.
Tiba-tiba muncul perasaan iba dalam diriku, melihatnya yang seperti itu membuatku merasa kasihan dan tak tega. Sebelum aku melangkah kearah gadis itu, aku mencari-cari tempat teduh yang pantas untuk kami berdua nantinya. Dan sialnya aku, disini tidak ada tempat teduh selain dibawah pohon.
"Hey" sapaku saat sudah mendekat pada gadis itu. Astaga.... benar-benar cantik! Gadis ini mempunyai wajah yang sempurna. Sejenak, aku terpesona melihatnya dan beberapa saat kemudian aku menyadari bajunya sudah basah dengan guyuran air hujan.
"Kamu siapa?" Perkataan itulah yang pertama kali keluar dari bibir mungilnya.
"Aku? Aku Calum" ucapku.
Gadis itu tampak terdiam sesaat, kemudian raut wajahnya berubah menjadi bingung. "Apa aku pernah mengenalmu? Maksudku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanyanya sopan. Aku tersenyum.
"Sebelum ini kita memang tidak pernah bertemu, tapi aku berjanji setelah ini kita akan selalu bertemu" ucapku "kita juga belum pernah kenal, ini adalah pertama kalinya kita bertemu jadi biarkan aku mengenalmu, kita akan saling kenal" sambungku. Aku sendiri bingung darimana perkataan itu muncul, perkataan itu keluar begitu saja dari bibirku.
Gadis itu tersenyum, manis sekali. "Aku akan beritahu namaku dipertemuan kedua nanti" jawabnya dengan suara lembut.
Untuk kedua kalinya aku terpana, mendengar suaranya membuatku semakin merasa penasaran dengannya.
Tapi... kenapa harus menunggu sampai pertemuan kedua? Apa aku bisa bertemu lagi dengannya?
"Kenapa?" Tanyaku penasaran. Dan lagi, kulihat ia tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku. Okay...
"Apa kita bisa bertemu lagi?" Tanyaku setelah beberapa saat kami terdiam.
Gadis itu mengangguk. "Tentu. Kita pasti bisa bertemu lagi. Sekarang aku harus pergi" ucapan terakhirnya membuatku lemas. Mau pergi kemana dia?
"Hujannya cukup deras, biarkan aku mengantarmu pulang"
Gadis itu menghela nafasnya lalu kembali tersenyum. "Tidak perlu, cukup antarkan aku ketempat teduh" jawabnya lirih. Suaranya.... terdengar serak. Apa dia sakit? Ah bodohnya aku sedaritadi mengobrol ditengah derasnya hujan!
Ku lihat bibir gadis itu sudah mulai pucat. Ini salahku yang terlalu penasaran padanya hingga aku tidak memberikan kesempatan padanya untuk berteduh.
Aku sadar ia buta, itu sebabnya mengapa ia memintaku untuk mengantarnya ketempat teduh. Tapi meskipun ia buta, kecantikannya masih ada dan pesonanya pun masih terlalu kuat untukku tolak. Aku tak peduli ia buta sekalipun...
Aku tersenyum lirih melihat keadaannya yang sudah basah kuyup, sama sepertiku. "Baiklah"
***
Malam ini aku memutuskan untuk kembali kerumah, aku membatalkan niatku untuk kabur karena ku pikir akan percuma jika aku kabur, keluargaku akan tetap sibuk dengan urusan pekerjaannya masing-masing.
Aku sudah tak tau lagi berapa lama aku akan terjaga seperti ini. Sedaritadi aku sudah berusaha untuk tidur namun tetap saja gagal. Bayangan gadis itu seolah menggodaku agar tetap terjaga dan memikirkannya.
Gadis itu...
Aku yakin ia gadis baik-baik...
Aku ingin tahu namanya, aku ingin mengenalnya, aku... aku ingin memilikinya...Aku akan sabar menunggumu, menunggu pertemuan kedua itu... Menunggu untuk mengetahui namamu...
***
Heyyy, happy id mubarok! Maafin author ya kalo ada salah:)
Ehm, ini cerita ffku yang kedua. Aku harap kalian suka:)
Disini aku masih belajar, jadi maklumin aja ya hahah. Oiya yang belum baca cerita ffku yang pertama, baca juga dong! Judulnya Your'e Mine:) cek work author aja ya...
Vommentsnya jangan lupa xx
Thanks before xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Last (c.h)
ФанфикPenasaran? Yakin? Beneran mau baca? Cerita ini absurd loh. Masih tetep mau baca? Yaudah dehh, silahkan tap tombol bertuliskan 'Add Library' terus 'Read' dan kasih VOMMENTS ya xx