Eins

33 9 0
                                    

Myles memutar setir motor, membawa mereka semakin jauh dari keramaian kota yang mulai meredup di bawah selimut malam.

Jalanan yang sepi dan hampir kosong memberikan kesan bahwa dunia ini milik mereka berdua, seakan-akan tidak ada yang lebih penting selain menikmati waktu yang singkat ini.

Hujan masih turun, meski lebih pelan, seolah menjadi musik latar yang mendukung perjalanan mereka.

Kathryn tetap memeluk tubuh Myles, menikmati kedekatan yang jarang mereka rasakan dalam kesibukan hidup sehari-hari. Ia tak berkata apa-apa, hanya menikmati angin malam yang menembus jaketnya, membiarkan dirinya tenggelam dalam ketenangan yang hanya bisa ditemukan di saat seperti ini.

Keheningan terasa nyaman, meski di dalam hati mereka ada banyak kata-kata yang belum sempat diungkapkan.

Myles menggenggam gas motor lebih dalam, mengarahkan kendaraan ke arah yang lebih sepi. Mereka meninggalkan pusat kota yang ramai, menuju sebuah tempat yang jauh dari keramaian.

Sesekali, lampu-lampu jalanan terlihat samar, dan suara motor yang meraung semakin jarang terdengar. Tak lama, mereka sampai di sebuah motel kecil yang terletak di pinggiran kota, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan.

Motel itu terlihat sepi, hanya ada satu atau dua kendaraan yang terparkir di luar. Bangunan yang sederhana dengan lampu neon berwarna redup di atas pintu masuk memberikan kesan tenang dan sepi-tempat yang tepat untuk melupakan sejenak segala masalah yang mengganggu pikiran mereka.

Myles mematikan mesin motor, dan saat mereka melangkah ke arah pintu motel, hujan mulai berhenti, meninggalkan aroma tanah yang basah di udara. Mereka memasuki lobi, hanya ada penjaga yang menatap mereka, tak banyak kata yang diucapkan. Setelah proses check-in singkat, mereka menuju kamar yang disediakan.

Di dalam kamar motel yang sederhana itu, suasana terasa berbeda. Tidak ada yang lebih membebaskan selain berada di tempat yang jauh dari dunia luar. Tidak ada lagi suara klakson mobil atau keramaian pasar malam. Hanya ada mereka berdua, ruang sempit, dan rasa yang sulit dijelaskan.

Kathryn melepaskan pelukannya, tapi hanya untuk sesaat, sebelum kembali mendekat. Merasakan ciuman kedua Myles semakin dalam dan mendalam, menuntutnya untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada kemolekan kekasihnya.

Gadis itu meremas pelan pundak Myles, lalu mengeluarkan lenguhan kecil yang membuatnya semakin terbakar oleh gairah yang membara di dalam dirinya.

Myles merespons dengan semangat yang semakin memuncak, tangan-tangannya yang kuat menyentuh pinggangnya dengan penuh gairah.

Perlahan, posisi mereka berubah menjadi semakin intim, Myles menggerayangi tubuh Kathryn dengan liar, membuatnya merasakan getaran yang mengguncang seluruh tubuhnya.

Kathryn mendorong Myles dengan lembut agar berhenti sejenak, memberikan oksigen yang mereka butuhkan.

Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk kembali terjerat dalam gairah yang melanda. Myles menciumi seluruh wajah Kathryn dengan penuh nafsu, turun ke lehernya dan menelusuri tulang selangka gadis itu dengan kehangatan yang memabukkan.

Keduanya melepaskan pakaian masing-masing dan berakhir dengan melakukan hubungan intim yang penuh dengan gairah yang tak terbendung.

Malam yang sunyi, terdengar desiran angin yang menyusup ke dalam ruangan dan menerpa tubuh mereka yang bergabung dalam keintiman. Mereka merasa seperti terlempar ke dalam dunia yang penuh dengan emosi dan hasrat, tak melihat apa pun selain satu sama lain.

••••

Kathryn terbangun dengan tubuh yang terasa lelah dan sakit secara bersamaan, seolah-olah seluruh energi dalam dirinya telah terkuras habis.

PLEASEXANNY [JMJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang