You know? I like whales floating in the sky.
...
Matahari tampak terbit dari timur—hal biasa, ketika bumi telah berhasil melakukan rotasi. Hanya ingin sedikit menyampaikan suasana bahwa dunia mulai kembali beraktifitas. Jadi, mari lebih fokus pada apa yang tengah terjadi di ruang makan kediaman Ruell.
Yang paling muda di antara tiga insan lain yang duduk di balik meja kursi meja makan, tampak mengernyit dalam.
“Amerika?”
Pertanyaan singkat, padat kali rapat itu mendapatkan anggukan dari sang kepala keluarga. Tuan Jhon Ruell yang amat terhormat. “Heum,” respon pria setengah baya itu acuh. Ayolah, koran pagi edisi olahraga jauh lebih menarik daripada wajah lusuh dan lecek putra semata wayangnya itu. Omong-omong Manchester united, club kesayangannya menang malam ini—ehe.
“Negara yang punya icon patung Labi-labi itu?”
“Liberty, sayang,” sahut suara yang terbilang halus dari penghuni kursi sisi kiri Tuan Jhon. Siapa lagi kalau bukan sang istri tercinta dan majalitah—Nyonya Martha yang manis, membahana dan mempesona.
“Mau ngapain emang mama sama papa pergi ke sana?” Masih dengan raut wajah kusam dan penuh tanda tanya—Nunew Camellia Ruell, putra tunggal keluarga Ruell yang sedari tadi terus bertanya bagai reporter pemula, sampai enggan melanjutkan kunyahannya. Membiarkan sepotong roti setengah gosong tetap mengambang di ujung rongga mulutnya.
“Pindah rumah.”
Lah? Nunew makin dibuat tidak mengerti. Lagian, pagi-pagi bukannya saling menyemangati malah main teka-teki. Tidak ada angin, hujan ataupun banjir bandang, kedua manusia bucin di depannya itu, tiba-tiba saja menyampaikan kabar bahwa akan pergi ke Amerika. “Pindah gimana?”
Tuan Jhon menurunkan letak kacamatanya. Melirik keberadaan berandalan kecil dan beban keluarga itu sanksi. “Hampir tujuh belas tahun hidup di dunia belum juga ngerti arti kata 'pindah'?”
Sialan! Bukan gitu maksud Nunew. “Maksudnya kenapa pindah?”
“Hanya untuk beberapa bulan, sayang.” Merasa paling waras, Nyonya Martha menyela. “Grandpa sakit, butuh orang buat jaga. Jadi ya mau ga mau papa sama mama yang ke sana.”
Ini jelas kakek dari ayah, sebab setau Nunew, kedua orang tua mamanya telah meninggal jauh sebelum ia lahir.
“Kenapa harus mama sama papa? Kenapa ga nyewa pengasuh? Kenapa bukan anak-anak grandpa yang lain aja?”
Wah, wah ... Mulut-mulut calon Malin Kundang. Tuan Jhon meringis main-main. “Ga ada yang mau.”
Singkat, padat, nyelekit.
“Kasian, sayang. Sama orang tua ga boleh mikir-mikir kalo mau bantu.” Suara Nyonya Martha kedengeran timbul tenggelam. Wanita cantik di umur yang tak lagi muda itu baru saja mengakhiri sarapannya, dan terlihat berjalan ke arah pantry untuk mencuci piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPHEW | Sweet Sour [ZeeNunew]
Hayran Kurgu(n) Love is not only from the heart, love also comes because of time. "Pria itu sombong, menyebalkan dan angkuh, seperti batu!" Tentang Nunew Camellia Ruell yang mendadak harus tinggal seatap bersama paman kecil yang menurutnya amat menyebalkan! "...