Aku mendesah lega tatkala tubuhku sukses menyentuh kasur yang begitu empuk. Kulirik jam dinding yang tergantung di atas lemari, pukul sebelas. Wow, kurasa aku terlalu asyik berkutat dengan komputer Wonwoo tadi. Membenahi fungsi komputer tua nan usang milik Wonwoo itu memang sangat memakan waktu, aku saja sampai tak sadar aku tiba di apartemenku selarut ini.
"Seungcheol, boleh aku masuk?"
Suara seseorang membuatku terpaksa membuka mata. Di ambang pintu, tampak Jisoo -atau panggil saja Joshua- berdiri gemetaran sambil memeluk bantalnya. Aku memutar bola mataku malas, aku sudah sangat hapal bahwa lelaki satu ini pengecut. Ia takkan bisa tidur sendirian lagi jika terbangun tengah malam begini. Satu alasannya, takut.
"Mana Vernon?" aku bertanya padanya sebelum mengizinkannya masuk.
"Vernon pulang ke Amerika, Seungcheol. Oh ayolah cepat izinkan aku masuk. Punggungku terasa begitu dingin," jelasnya yang diakhiri dengan rengekan. Aku tak menjawabnya dan hanya memberinya isyarat untuk segera masuk. Tanpa ba-bi-bu lagi Joshua lekas menutup pintu dan berbaring di sampingku, memeluk bantal birunya dengan erat, dan mulai memejamkan matanya. Aku mengikuti apa yang dilakukannya.
"Seungcheol..."
Sepuluh menit kemudian, Joshua kembali buka suara. Oh Tuhan, kupikir bocah ini sudah terlelap dari tadi. Suaranya benar-benar mengusik tidurku.
"Choi Seungcheol..." ia mulai merengek.
"Berisik."
"Choi Seungcheol jebal... aku ingin buang air kecil," rengekkan Joshua semakin parah. Namun aku hanya mengernyitkan dahiku, untuk apa dia laporan padaku bahwa ia ingin buang air kecil?
"Choi Seungcheol~..."
"Aish! Berisik sekali kau ini. Apa maumu hah?! Kalau ingin buang air pergilah ke kamar mandi dan jangan ganggu tidurku!" aku membentak, cukup keras untuk membuat Joshua sedikit beringsut menjauh.
"Itu dia masalahnya... ruang tengah sangat gelap, Seung. Aku... takut..."
Demi Tuhan, lelaki macam apa Joshua ini?! Kemana-mana takut, melakukan apapun takut. Aku jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya tujuan hidup teman kampusku ini?
"Oh ok, kutemani. Tapi, hanya untuk saat ini saja," ujarku lalu bangkit dari posisi tidurku dan berjalan mengekori Joshua. Iseng, setelah sampai di luar dan memastikan Joshua masuk ke kamar mandi, aku kembali ke kamar dan melanjutkan tidurku. Sebenarnya aku agak tidak tega juga, sih, meninggalkan Joshua yang pengecut itu sendirian. Nanti kalau ia menangis bagaimana? Aku tidak suka repot untuk menenangkan tangisannya yang seperti bayi itu. Tapi, tak apalah, ambil saja sisi positifnya, Joshua mendapat latihan keberanian.
+ I AM SEUNGHCEOL +
"Pagi, Seung."
Aku mengerjapkan mataku ketika cahaya mentari berlomba-lomba mengenai wajahku. Dahiku mengerut ketika melihat Joshua sudah berdiri di depanku dengan pakaian rapi, seperti hendak bepergian entah kemana.
"Hari ini kau libur, 'kan? Tolong jaga rumah, ya? Aku ada janji dengan Junhui jam sepuluh," ujarnya dengan senyum manis terkembang. Aku mengerutkan dahi, jarang sekali seorang Joshua mau membuat janji dengan orang lain. Biasanya ia lebih suka berdiam diri di apartemen jika tidak ada jadwal kuliah pagi. Ah, mungkin mereka mengerjakan tugas? Kudengar Wen Junhui si ulzzang dari China itu satu fakultas dengan Joshua.
"Hm..." aku menyahut malas dan kembali merebahkan diri di kasurku. Hari ini jadwalku benar-benar kosong seharian, dan aku ingin menghabiskannya dengan tidur panjang.
"Omong-omong, terimakasih sudah menemaniku kemarin. Kau bahkan sampai rela menungguku di depan pintu kamar mandi selama setengah jam lebih gara-gara perutku mendadak mulas," ucap Joshua sambil memamerkan senyum manisnya.
"Hmm..." aku kembali menyahut malas dan berusaha untuk terlelap sebelum aku menyadari ada yang aneh dengan ucapan Joshua.
Di depan pintu katanya?
Yang benar saja. Aku 'kan langsung kembali ke kamar tadi malam?
"Joshua, yah, Hong Jisoo! Tapi aku tidak menemanimu kemarin!" seruku ketika melihat Joshua mulai menutup pintu kamarku. Joshua memasang senyuman lebar yang meneduhkan, lalu menggeleng lembut.
"Tidak, Seung. Aku tahu kau ingin merendah, tapi bohong juga tidak baik, Seungcheol," ucapnya tanpa melepas senyumannya.
"Tidak! Aku tidak bohong, Josh! Semalam aku langsung..-" perkataanku terputus karena Joshua sudah terlanjur pergi. Aku dapat mendengar langkah kakinya menjauh dan bunyi 'bip' yang menandakan bahwa pintu apartemen ini sudah terkunci.
Aku tertegun, apa mungkin itu hanya halusinasi Joshua saja? Ia 'kan sangat penakut, mungkin ia membayangkan bahwa diriku bersamanya semalam. Kau tahu, mind controlling.
"Ah terserah, mungkin sebaiknya aku mandi."
+ I AM SEUNGCHEOL +
"Segarnya..."
Aku mengalungkan handuk yang baru saja kupakai dan melangkah santai menuju ke dapur, berniat mencari beberapa camilan yang bisa mengisi perutku. Jujur saja, tak ada satupun penghuni apartemen ini yang bisa memasak, -atau mungkin sebenarnya ada, tapi kami terlalu malas untuk merusuhi dapur-.
"Pagi, Seungcheol."
"Oh hai, pagi juga," aku tersenyum membalas sapaan Seungcheol, ia baru saja keluar dapur dan otomatis berpapasan denganku. Wajahnya terlihat agak pucat, sepertinya ia sedang sakit. Jadi, aku memutuskan untuk berbalik dan bertanya padanya.
"Seungcheol, apa kau sedang sa..-" pertanyaanku terputus ketika irisku tak menangkap keberadaan Seungcheol di ruangan ini. Seketika otakku bekerja lebih keras, bertanya-tanya siapa sebenarnya yang baru saja kutemui itu. Dan seolah tersengat arus listrik, bulu romaku meremang dan aku mematung di tempat.
Seharusnya tak ada siapapun di apartemen ini selain aku, 'kan?
Oh tunggu, Seungcheol itu namaku! Aku adalah Choi Seungcheol!
Dan jika aku Choi Seungcheol, dia siapa?
Entah mengapa punggungku terasa begitu dingin, seolah ada sesuatu yang sengaja berdiri di sana untuk membuatku takut. Samar-samar, aku mendengar suara seseorang berbisik padaku, dan aku tak dapat bergerak sama sekali setelahnya.
"Aku adalah Choi Seungcheol..."
-End-
Author's Note :
FIRST FIC USING MY BIAS ABANG SEKOP aka S.COUPS aka CHOI SEUNGCHEOL!! >< Sebelumnya maafkeunlah saya karena ini abang Joshua saya bikin ooc /.\ buat yang ngebiasin abang Joshua, tenang aja aku juga ngebias dia kok! /.\ dan lagi maafkan daku juga kalo ficnya kurang serem /.\ maafkan kalo diksi, penggunaan tanda baca, dan penggunan kata sambungnya masih amburegul emeseyu bahrelway bahrelway~ *malah nyanyi* *digeplak abang S.Coups* maafkan juga jika typo bertebaran dimana-mana /.\ terimakasih untuk para pembaca sekalian yang mau menyempatkan waktu untuk membaca fic gaje saya inii>< thankschu~:*
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN's CREEPY STORIES [HIP HOP TEAM]
FanficSEBELUMNYA PEMBERITAHUAN INI CERITA BAHASA INDONESIA. Oh ya betewe maaf covernya terlalu simple, nggak sesuai sama isi ceritanya T_T maafkeun jika beberapa cast-nya rada ooc /.\ maafkan jika fic ini terlalu banyak kekurangannya, maklumilah saya ini...