The Beginning of the Terra Nova ( Awal dari Terra Nova)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sana, langit gelap menyelimuti setiap sudut kota-kota megah. Terra Nova, sebuah kota dengan teknologi terkemuka, berdiri sebagai simbol peradaban manusia. Pada tahun 3125, Bumi telah mencapai puncak teknologi. Kehidupan dipenuhi oleh teknologi canggih serta AI yang membantu hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Namun, kedamaian itu tak berlangsung lama. Masyarakat mulai terpecah menjadi dua golongan: Neo-Pure, kaum yang ingin melestarikan esensi manusia alami, dan Synth-Merge, kelompok yang mendukung integrasi penuh manusia dengan teknologi.
Kehidupan tampak berjalan seperti biasa. Manusia sibuk dengan aktivitas sehari-hari, tanpa menyadari bahwa perubahan besar sedang mendekat-perubahan yang akan mengguncang dasar kehidupan mereka.
Malam itu, langit malam yang indah dihiasi bintang-bintang yang bersinar terang, mewarnai gelap dengan cahayanya yang abadi. Di bawah langit yang tenang, iklan holografik mengelilingi setiap sudut gedung-gedung pencakar langit. Gedung-gedung itu berdiri megah, dihiasi cahaya holografik yang memantul ke seluruh penjuru kota.
Di tengah keramaian Terra Nova, kendaraan bertenaga listrik melintas tanpa henti, memenuhi setiap ruas jalan. Kota ini adalah pusat teknologi Augmented Reality, sebuah tempat futuristik yang tidak pernah tidur, bahkan di malam hari.
Di sudut lain kota, seorang pemuda bernama Haruka Rhyne duduk di kamarnya, menatap bintang-bintang di langit. Haruka adalah seorang pemuda sederhana yang hidup bersama Kael Serion, satu-satunya "keluarga" yang ia miliki. Kael bukan manusia, melainkan LYNX-AI cerdas yang diberikan oleh ayah Haruka, Prof. Satsuki Rhyne, saat ia berumur lima tahun.
Kehidupan Haruka berubah drastis sejak usia tujuh tahun, ketika kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis di kota NeonaraTopia. Sejak saat itu, Haruka tumbuh dalam kesunyian, ditemani Kael yang setia mendampingi.
Malam itu, Haruka menatap langit penuh bintang sambil merenungi kehidupannya. "Apa yang akan kulakukan nanti? Kehidupan seperti apa yang menungguku? Bisakah aku menghadapi semuanya?" pikirnya dalam hati.
Rasa lelah mulai menyerang. Ia memejamkan mata perlahan, hingga akhirnya tertidur lelap. Gemuruh kendaraan AeroNova yang melayang bebas di udara menjadi latar suara yang menggantikan kicauan burung di malam hari.
Namun, Haruka tidak menyadari bahwa malam itu adalah awal dari segalanya-awal dari badai besar yang akan mengubah dunia. Sebuah badai yang akan menjadi awal sekaligus akhir bagi kehidupan di Bumi.
