3. The Fallen World

2 0 0
                                    

The Fallen World
( Dunia yang Jatuh )

     Kota-kota dipenuhi kabut kelabu yang menyelimuti langit siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Kota-kota dipenuhi kabut kelabu yang menyelimuti langit siang. Burung berterbangan seakan panik akan situasi, dan menjauh dari perkotaan yang mulai hancur akibat ledakan dan LYNX yang menyerang manusia tanpa alasan.

Haruka, Ia terdiam seakan tak percaya akan apa yang terjadi, namun, bagaimana pun inilah kenyataan, Ia tidak bisa lari dari ini semua, yang ia bisa lakukan hanyalah berjuang bertahan hidup dimana Teknologi menghancurkan kota tanpa henti.

Ia menatap jendela besar yang berada di hadapannya, percikan api tersebar dimana-mana, situasi semakin parah. Kael, saat ini ia mencari setiap lantai satu per satu, di sana ia dengan cepat memasuki setiap ruangan demi menemukan Haruka.

Saat itu, ia akhirnya menemukan ruangan dimana Haruka berada. Ia bergegas masuk, ia melihat Haruka yang hanya duduk terdiam akan situasi ini, ia berlari menuju Haruka yang melamun, entah apa yang ada di pikirannya saat itu.

Kael dengan cepat berusaha merahi tangan Haruka, ia langsung memegang erat tangannya yang dingin, namun, Kael yang hanya sistem yang beroperasi, ia tidak bisa merasakan sentuhan Haruka, tapi ia tidak peduli, baginya selagi ia masih bisa menatap Haruka dengan Sensor Visual miliknya, itu tak apa.

Haruka yang tenggelam dalam pikiran akan dunia yang ia lihat dengan kedua matanya pun—tersadar akan keberadaan Kael yang ada di sana, ia keheranan, namun, ia hanya diam dan tidak menanyakan tentang Kael yang bisa berada di kantor itu.

Saat ini, kondisi semakin parah, Kael yang berusaha dengan sekuat tenaga menarik Haruka dengan tubuhnya yang tidak memiliki kemampuan fisik lebih dibandingkan tubuh manusia. Namun ia tetap berusaha, ia tak menyerah akan hal ini dan terus mengiring Haruka keluar.

Ia berlari dengan cepat menuju pintu keluar dari gedung itu. Haruka yang hanya terdiam melihat Kael berusaha menyelamatkan hidupnya. Haruka hanya mengikuti arah kaki nya, serta Kael terus menariknya yang tidak berdaya, dengan keterbatasan kekuatan yang ia miliki.

Berlari tanpa henti. Haruka, ia menangis dalam diam, matanya berbinar dan air mata jatuh dari matanya ke lantai seakan tak percaya akan apa yang ia lihat, Kael menatap Haruka dengan Sensor Visual dan wajahnya tersenyum sembari berlari tanpa henti.

Akhirnya mereka berdua menemukan pintu keluar dari gedung besar itu. Mereka berlari dengan lebih cepat sebelum LYNX yang telah hilang kendali menemukan mereka. Saat berada di depan gedung itu, mereka melihat situasi kota yang hancur lebur. Mereka memandang ledakan besar yang terjadi dimana-mana, dipenuhi kabut hitam yang mengelilingi daratan, serta percikan api yang menyebar dijalanan.

Tanpa menunggu lama Kael dengan cepat langsung lari menuju keluar kota, ia berlari sembari menghindari sekumpulan Teknologi yang ada di dekat mereka. Kael memandu Haruka untuk menemukan jalan keluar dari kota yang mereka tinggali yang kan lenyap di hadapan mereka, Namun, ini bukan saatnya untuk bersedih akan yang telah terjadi, saat ini, adalah saat dimana kehidupan mereka dipertaruhkan.

Saat melangkah meninggalkan kota, Haruka berhenti. Tubuhnya terasa berat, seolah setiap langkah telah menguras seluruh energinya. Ia tidak lagi berlari, tidak lagi berjuang. Di sana, di tengah jalan yang sunyi, ia terdiam. Lelah meresap dalam dirinya, lebih dari sekadar keletihan fisik—ini adalah kelelahan jiwa.

Harapan yang selama ini ia coba genggam perlahan memudar. Dalam pikirannya, semuanya terasa sia-sia. Jalan keluar dari kota ini terlalu jauh, terlalu tak terjangkau. Ia merasa terjebak, bukan hanya oleh jarak, tetapi oleh keyakinan bahwa cahaya harapan sudah tertutup rapat.

Kael menatap wajah Haruka dengan perasaan yang campur aduk—kecewa, marah, dan sedih. Ia telah berusaha keras untuk menyelamatkan Haruka, untuk meyakinkannya agar terus bertahan, tetapi sikap Haruka membuatnya hancur.

"Haruka... kumohon," suara Kael bergetar, hampir pecah di tengah kesunyian. "Berjuanglah lagi, sekali ini saja? Bisakah kamu melakukannya demi saya hari ini? Sekali ini saja..." Ia berhenti sejenak, menahan napas, berusaha menenangkan emosi yang meluap. "Saya tidak ingin melihatmu tergeletak tak bernyawa di sini."

Raut wajah Kael mencerminkan kekecewaan yang mendalam. Di balik kata-katanya, ada harapan yang nyaris putus, namun tetap bertahan. Ia ingin Haruka bangkit, berdiri kembali, dan melawan rasa lelahnya, walau hanya sekali ini saja. Baginya, hidup Haruka adalah segalanya, meski perjuangan itu penuh risiko. Kael tidak sanggup kehilangan Haruka, apalagi melihatnya menyerah tanpa perlawanan.

Haruka tersentak oleh ucapan Kael, hatinya tersentuh seakan semangat yang membara dalam dirinya bangkit kembali. Haruka, ia berusaha bangkit dengan perlahan dari posisi duduknya, tetapi ia tak bisa berdiri, tubuhnya seakan menolak dirinya tuk bangkit dari ini semua. Dalam situasi ini, Kael, ia menatap wajah Haruka yang dipenuhi semangat untuk bangkit kembali. Ia mengangkat tangannya secara perlahan dengan raut wajah bahagia seakan ada harapan yang menanti mereka; ia merahi tangan Haruka dengan genggamannya ia menarik Haruka berdiri dari keadaan ini, dengan wajah penuh kegembiraan, mereka berdiri tegak, menatap jalan yang akan mereka lalui.

NEXT›

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NEXT›

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eclipse 3125Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang