Chapter 2

501 21 2
                                    

"Cepat ceritakan ada masalah apa kau dengan Austin" Aku menelan ludahku susah payah. Apa harus aku menceritakannya pada musuhku sendiri.

"Kau memikirkan apa Belle? Yasudah aku pulang, maksudku kerumahmu" Kutahan tangan justin cepat lalu melihatnya sinis.

"Iya, iya aku ceritakan tidak sabaran kau ini" Gerutuku dan dia hanya menatapku dingin.

"Aku dan Austin tadinya ada janji untuk bertemu ditaman ini, aku menunggunya setengah jam tapi tiba-tiba dia mengirimku sebuah pesan singkat" Aku memanyunkan bibirku ketika teringat lagi isi pesan singkat itu.

"Dia mengirimmu pesan singkat yang isi apa?" Tanya justin penasaran.

"Intinya dia tidak ingin aku ganggu, dia sedang asyik bermain game dengan sodaranya. Sudah ah malas menceritakan dia" Ucapku seraya memukul lengan Justin kesal.

"Aku lihat kau tidak cocok dengan Austin" Ucap Justin tiba-tiba dan membuatku terkejut.

"Hey! Jangan seenaknya berbicara seperti itu rambut jambul ayam! Aku dan dia itu c-o-c-o-k" Justin hanya terkekeh.

"Baiklah terserah kau saja Belle, aku hanya memberi tau jika aku memiliki 10 Reason bahwa kau dengan Austin itu tidak cocok. 1 Reason pertama sudah tertebak Belle" Aku menatap Justin serius lalu meninju lengannya keras, justin hanya meringis kesakitan.

"Terserah siapa peduli dengan hal 10 reason itu" Cibirku dan dia terkekeh kembali.

"1 Reasonnya adalah bahwa kau tidak menyukai game dan sangat membenci game kan? Aku sudah tau sejak kecil bahwa kau benar-benar membenci GAME. Tapi sebaliknya Austin sangat menyukai game sampe-sampe kekasihnya sendiri ditinggal hanya karena game" Ledek Justin dan membuatku kesal ingin sekali mencubit bibirnya yang merah itu. Damn!

"Siapa peduli, kau hanya baru menemukan 1 reason! Jika kau bisa menemukan 9 reason lainnya. Kau boleh menyuruhku apa saja yang kau inginkan" Tantangku karena kuyakin dia tidak akan bisa menemukan 9 reason lainnya dan 1 reason ini hanya faktor kebetulan saja.

"Kau yakin dengan tantangan ini? Oke baiklah deal" Aku menjabat tangan Justin cepat.

"Oke, deal siapa takut. 9 reason lainnya tidak akan kau dapatkan Justin bieber" Ketusku dengan muka yakin.

"Lihat saja nanti, intinya kau dan Austin tidak cocok" Ucap Justin kembali dan membuatku semakin geram padanya.

"Terus? Aku cocok dengan siapa? Kau? Hahahaha MIMPI" ketusku kesal.

"Geer sekali siapa juga yang ingin berpacaran dengan gadis pipi tomat" Aku meninju lengan Justin kembali dan tinjuan yang ini sangat keras untuknya.

"Tinju saja sesukamu pipi tomat" Cibirnya membuatku kesal. Aku punya ide bagus, lebih baik aku acak-acak saja rambutnya itu. Diakan sangat sensitive jika rambutnya dipegang.

"YAAA KENA" Ucapku ketika sudah mengacak-acak rambut Justin dan dia langsung menepis tanganku.

"Berani-beraninya kau" Ucap Justin lalu mencubit pipiku keras.

"Pipi tomat rasakan ini" Aku hanya meringis kesakitan dengan perlakuan Justin yang seenak jidatnya mencubit pipiku yang agak tirus ini.

---

CAITLIN POV

Aku sedang bermain bersama Jazzy dan Jaxon diruang keluarga rumah ini. Sesekali aku kepikiran Justin apa dia baik-baik saja dikamar. Tapi aku takut jika menemuinya malah membuat dia terganggu dari istirahatnya, lebih baik aku tunggu Justin sampai bangun saja.

"Kak, main diluar yuk! Bosan disini" Ajak Jazzy seraya menarik tanganku cepat.

"Jazzy, kak Justin sedang sakit nanti kalo kita main diluar takutnya Justin membutuhkan Kakak gimana?" Jazzy memasang muka keselnya dan aku hanya terkekeh melihat tingkah lucunya itu.

10 Reason (JustinBieberLoveStory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang