Hai semuanyaaaa!
Gue adalah writer baru di wattpad hehe dan cerita ini adalah cerita pertama gue yang gue post di sini hehe...
Sebelumnya, gue suka nulis fanfiction yang berhubungan sama Korea tapi bukan di wattpad dan ya suka ngepost juga sih..
Ya gue harap kalian suka sama cerita ini... Kritik dan saran gue terima banget koook! Hehe maklumin juga ya kalo banyak typo atau kesalahan..
Jangan lupa vommentsnya jugaaa Jangan panggil gue author atau kak atau semacamnya ya.. Panggil gue Marjan aja wkwk. Thanks dan selamat membacaaa!
-
Derap langkah kaki itu membuat penghujung kelas mengalihkan pandangan mereka ke arah cowok di luar jendela yang sedang berjalan di belakang wanita paruh baya itu.
Semester genap, tentu ada murid baru.
"Wah dia ganteng!"
"Gila cakep beneur nih laki!"
"Langsung moveon deh gue dari mantan!"
Para kaum hawa dalam kelas itu langsung berkicauan kala melihat wajah si cowok yang baru menginjakkan kakinya di kelas X-MIA4 yang mengundang tatapan iri dari anak-anak cowok lainnya.
"Selamat Pagi."
Suara parau itu kembali menyapa kelas ini setelah satu bulan lebih tak bertemu karena libur akhir semester.
"Pagi, Bu!" balas satu kelas dengan serempak.
Bu Ingge, guru yang katanya paling baik di SMA Adipati. Walaupun banyak keriput yang menghiasi wajah wanita itu tak membuat Bu Ingge mengurangi senyumnya.
Yah, meskipun beliau mengajar mata pelajaran yang banyak dibenci oleh anak-anak--Matematika, wanita yang akan berkepela enam ini tetap disukai banyak siswa-siswi di Sekolah ini.
Yang pasti, kelas X-MIA4 sangat beruntung mempunyai guru matematika sekaligus wali kelas seperti Bu Ingge.
"Ya, Semester kedua di bulan Januari ini sudah dimulai. Saya harap, kalian semua lebih giat belajar di semester ini karena sebentar lagi kalian akan naik ke kelas sebelas."
"Pada semester kali ini, kelas ini juga mendapatkan murid baru. Saya harap, kalian juga bisa menerima dia di sini." ucap Bu Ingge yang diiringi oleh senyuman tulusnya.
Wanita itu langsung meng-aba-abakan si murid baru untuk memperkenalkan dirinya.
"Halo, nama gue Ahmad Devano Reynand. Kalian bisa panggil gue Devan. Gue pindahan dari SMA Veranada di Bandung. Semoga kalian bisa nerima gue di sini dengan baik. Let's be friend!" ujar lelaki bernama Devan itu dengan cengiran kudanya.
"Veranada kan sekolah anak-anak borju?"
"Wah tajir nih anak!"
Bisikan teman-teman barunya yang sangat jelas masuk ke telinga Devan membuat lelaki itu hanya bisa tersenyum malu.
"Oke, Devan. Kamu boleh duduk di sebelah Olivia."
Seisi kelas langsung terkejut sembari menatap Bu Ingge tak percaya.
Sampai saat ini, belum ada yang berani untuk duduk di sebelah Olivia, bertegur sapa pun ogah. Baru mendekat saja langsung diberi tatapan tajam yang seolah-olah berkata "pergi-gak-lo" darinya.
Tapi, fans cewek satu itu tetep gak berkurang sih.
"Maaf, Bu. Saya gamau. Ada kursi lain yang kosong kok."
Ucapan Olivia langsung membuat seisi kelas mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Tidak bisa. Saya mau Devan duduk dengan kamu."
"Bu--"
"Kamu sudah duduk sendiri dari hari pertama semester satu. Saya tau itu. Devan, cepat kamu duduk di sebelah Olivia."
Devan langsung menatap cewek berambut hitam panjang itu dengan ragu. Ia melirik sekilas wajah keriput Bu Ingge yang sepertinya sedang... Menahan amarah?
Akhirnya, cowok itu langsung berjalan ke arah kursi kosong di sebelah Olivia sembari ditatapi oleh teman-teman sekelasnya.
Ni firasat gue dapet nasib buruk doang apa gimana ya? batin Devan sambil menggaruk tengkuknya dan tersenyum miris. Ia langsung menarik kursi di sebelah cewek yang lagi berkutat dengan bukunya dan segera duduk di sebelahnya.
Bukannya mengeluarkan buku dari dalam tasnya, Devan malah menatapi cewek di sebelahnya itu. Penasaran sama apa yang ada di dalam otak cewek jutek bernama Olivia ini.
"Apa lo liat-liat?"
Eeee mampus! batin Devan.
"E-Eh, Halo?" ucap cowok itu dengan polos.
Olivia langsung menatap aneh ke arah cowok itu. Sedetik kemudian, Ia langsung mengalihkan pandangannya kembali ke arah buku yang sedang Ia pegang, lebih tepatnya komik sih.
Waduh... awal yang gak bagus nih! tanya cowok asli Sunda itu dalam hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Olive You
Teen Fiction'Putri Es', julukan untuk perempuan bernama Olivia yang cukup populer. Dingin dan angkuh, dua kata yang sangat cocok untuk mendeskripsikan perempuan satu ini. Yah, walaupun sifatnya yang sedingin es tak membuat para lelaki untuk berhenti menyukainya...