"𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚔𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊,
𝙺𝚊𝚛𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚑𝚕𝚞𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚠𝚊"
-𝚁𝚎𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚉𝚊𝚗𝚎 𝙰𝚍𝚑𝚢𝚝𝚊𝚖𝚊_______________________
"Ree!!" ucap Nia berlari menyusul Rea yang saat ini sedang berjalan di lorong menuju kelas.
"Kenapa lo? Sampe keringetan gitu?" ucap Rea dengan menaikkan salah satu alisnya, pasalnya ini masih pagi kenapa sahabatnya itu sudah mandi keringat seperti ini.
"GILA RE!! Parah banget tuh orang Arghhh!!" ucap Nia dengan mengacak rambutnya, sebelum akhirnya ia mengatur nafasnya sejenak agar kembali netral, "lo tau??!! tadi gue disuruh jalan busett sama abang gue, mana tadi jaraknya jauh banget!!" ucap Nia dengan bibir mengerucut gadis itu juga menggembungkan pipinya.
"Oh," jawaban yang diberikan oleh Rea membuat sang empunya kesal bukan kepalang. Bukannya kasihan atau membelikannya minuman gitu kek, sungguh membuat Nia menjadi uring-uringan tak jelas.
"Ishh!! Tau ah lo jahat banget masa jawabnya cuman gitu doang!!" ucap Nia berjalan mendahului Rea sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Rea yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kemudian ia pun lanjut berjalan menuju kelas menyusul Nia.
Saat ia sampai didalam kelas, ia bisa melihat Nia yang sedang memberengut kesal. Sementara Rea hanya terkekeh menyaksikan itu, "udahlah gausah cemberut gitu muka lo nanti jelek loh, istirahat gue traktir deh janji," ucap Rea.
Rea kembali memusatkan pandangannya saat ia merasa teman-temannya senyap. Ia memusatkan pandangannya kedepan, mencoba memfokuskan siapa objek didepan sana yang menjadi perhatian teman kelasnya.
Saat sudah jelas melihat objek yang ada didepan sana ia kaget bukan main didepan sana berdiri seorang "Argantara Sean" berdiri dengan wajahnya datarnya.
"Wahh gilaa!!"
"Omaigattt gantengnyaa!!"
"Kak Argaa mamanya ngidam apasihhh!" pekikan siswi yang semakin heboh.
"𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘶 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘶𝘦 𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬," 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘪𝘴𝘸𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘰𝘳𝘢𝘬𝘪𝘯𝘺𝘢.
"Huuuu!!!"
Tak menghiraukan semua tatapan dan jeritan yang ada disekitarnya, ia melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada paling depan deretan kedua. Arga menatap Rea dengan sorot mata teduh namun wajahnya tetap saja datar.
Rea yang melihat itu bingung ada dengan kedatanga laki-laki itu? Pasalnya Argan itu dikenal oleh seantero sekolahnya. Laki-laki yang memiliki wajah tampan itulah yang membuat nya menjadi sorotan.
Setelah sampai didepan Rea laki-laki itu langsung menarik tangannya, "ikut gue," terdengar nada tegas namun juga lembut secara bersamaan. Rea yang ditarik seperti itu hanya bisa pasrah karna tangannya digenggam cukup kuat, jadi ia tidak bisa melawan.
"Lo mau bawa gue kemana sih?" ucap Rea kembali bertanya pasalny laki-laki itu tak mengeluarkan suaranya sama 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

KAMU SEDANG MEMBACA
REA
Teen Fiction"Dasar anak ga berguna!! Untuk apa kamu menunjukkan nilai ga berguna ini hah??!!" ucap seorang ayah pada anaknya dengan nada membentak. "Maaf yah, Rea udah berusaha sebisa Rea yah, " ucap Rea sambil menangis dan berlutut memegang kaki ayahnya. "Sa...