PLS 38 (Kegusaran Alghafar)

35.9K 2.1K 335
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!







Mendengar kabar adiknya yang pingsan ditengah lapang sampai ke telinga Alethea, dengan tergesa-gesa dirinya pergi ke rumah sakit tempat Stella dilarikan.

Namun sayangnya semua petugas seolah tutup mulut, mereka enggan mengatakan dimana ruang rawat Aristella dan Thea menduga pasti itu semua perbuatan dari Alghafar.

Jadi mengambil jarak waktu yang agak jauh, sepulang dari sekolah hari ini Alethea mencoba keberuntungan dengan kembali mendatangi rumah sakit tersebut, tidak sendiri ia diantar oleh Melvan.

"Gue dapet nomor kamarnya, di lantai dua ruang VIP," kata Melvan menarik tangan Thea menyusuri koridor.

"Syukurlah akhirnya mereka ngasih tau juga sebab daritadi kalau gue yang tanya mereka gak bakal ngejawab."

"Gue ngancem biar mereka ngasih tau," sahut Melvan dengan ringan yang dibalas Thea dengan tolehan kepada cepat.

"Harusnya gue ajak lo sedari awal," dengus nya geli.

Duk! Ditengah perjalanan mereka Thea menubruk bahu lebar seorang pria dengan setelan jas rapih berwarna abu-abu ditubuhnya, menyebabkan sebuah map kertas ditangan si pria jatuh ke lantai.

"Maaf Om saya gak sengaja!" mereka berhenti, Thea merunduk mengambil map terbuka itu.

Namun pancaran matanya menangkap satu nama yang tercantum disana, menghafal dalam hati Thea tercenung dengan tubuh perlahan menegak kembali menatap jelas nama sang adik didalam kertas putihnya, belum sempat bertanya map itu sudah direbut paksa oleh pria paruh baya didepannya.

"Ayo The--"

"Tunggu," pegangan Melvan dihempas, kala Thea menahan pangkal lengan pria bernetra tajam itu.

"Apa hubungan anda dengan adik saya Aristella? Benda yang anda bawa beratas namakan adik saya kan?"

Dia melirik map nya sebelum menggulung benda itu dengan sorot mata menghunus dingin ke depan, "Bukan, anda hanya salah membaca."

"Bagaimana bisa saya salah membaca jika huruf besar disana mengeja dengan jelas nama lengkap adik saya Aristella, biarkan saya membacanya," Thea bertindak aneh dengan mencoba merampas benda berwarna biru tersebut sampai Melvan saja menatap bingung.

"Nona," tangannya ditahan dengan alis setengah putih itu yang menukik, "Bertindaklah dengan sopan sebelum saya yang mengajari anda."

Setelahnya si pria dibiarkan pergi, Melvan menarik kesadaran Alethea yang malah membeku.

"Thea? Lo kenapa?" bahunya ditepuk.

"Gue cuman penasaran sama isi map yang dibawa pria tadi Van, disana ada nama adik gue."

Melvan ikut terdiam beberapa detik, "Sebaiknya kita cek dulu ke ruangan Stella, siapa tau kita bisa dapat informasi dari Dokternya nanti ayo."

Sesampainya di ruangan itu Thea segera membuka pintunya tergesa, namun yang ia dapati malah ruangannya kosong menyisakan aroma tubuh Stella yang didominasi bau maskulin seseorang.

"Kita telat lagi kayaknya, mungkin Alghafar udah bawa Stella pergi," Melvan menghela nafas pasrah, "Thea lo inget kata Stella kan? Lo semua gaperlu khawatir dia kenapa-napa, gue yakin Alghafar gaakan sekejam itu biarin adik lo tanpa penanganan."

Ia berkata seperti itu karena melihat bagaimana Alghafar yang begitu gila berlari membelah murid-murid yang mengerubuni tubuh pingsan Stella, sebelum membawanya berlari pergi.

"Gue cuman takut pingsan Stella bukan pingsan biasa Van," Alethea duduk di kursi tunggu samping pintu, ia memijit pelipisnya, "Gue takut apa yang gue khawatirkan selama ini terjadi."

Protagonis't Little Sister(Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang