Author's POV
Hah! Akhirnya semuanya kelar," ujar gadis itu sembari meregangkan tubuhnya yang sedari tadi lelah sudah mengetik. Ia melihat sekelilingnya yang sudah sepi karena sekarang ini sudah pukul 07.30 malam. Amanda terpaksa lembur karena ia harus mengurus beberapa dokumen yang harus di catat dan di tanda tangan untuk Senin nanti.
"Besok senin tinggal tanda tangan aja," kata Amanda dengan senangnya,
Ponselnya bergetar, menandakan seseorang baru saja mengirimnya pesan. Baru saja gadis itu ingin membalas pesan itu, ia terkejut karena Jayden sudah berada di belakangnya,
"Apa itu dari pacarmu?" ujarnya sambil membaca pesan milik Amanda. Amanda buru-buru menyembunyikan ponselnya dan menoleh kesal kepada Jayden,
"Tidak cukup mengejutkanku, dan sekarang kau membaca pesanku?!"
"Hmm?? Memangnya kenapa? Dulu juga kau sering membaca surat cintaku dari perempuan anak sekolah kita,"
"Ini privasi tahu!"
"Biar kutebak. Pasti itu pacarmu kan?"
"Apa- Hey! Kembalikan ponselku!" pekik gadis itu sambil melompat-lompat, untuk meraih ponselnya yang dipegang oleh Jayden.
"Babe, udah pulang? Kalau udah kabarin ya biar ku jemput," baca pria itu yang menambah keganasan gadis itu untuk meraih ponselnya.
"Sudah. Tidak usah jemput aku, karena aku sudah pulang bersama dengan temanku," ujar pria itu sambil mengetik dengan susah payah karena gadis itu terus menerus berusaha untuk menggapai tangannya. Jayden sedikit menurunkan tangannya karena pesan yang ia ketik sudah terkirim.
Dengan cepat, gadis itu menarik ponselnya dan melihat pesan yang diketik Jayden sudah di read oleh Evan, pacarnya. Amanda menggigit bibirnya dan memukul lengan pria itu dengan kesal,
"Kau ini! Menyebalkan banget sih!"
Dan sebuah notifikasi masuk, membuat pandangan gadis itu beralih,
"Okay... hati-hati ya. Love you, ew," ujar Jayden yang lagi dan lagi membaca pesan milik Amanda.
"Wajah ejekanmu sangat jelek. Berhentilah mengejekku dan urus saja urusanmu sendiri!" ujar gadis itu, dengan kesal, menarik tasnya dan pergi meninggalkan Jayden sendirian. Jayden sempat terdiam karena amarah gadis itu yang sangat meluap-luap kepadanya. Semakin lama ia menyadari, jika hubungan Amanda dengan pria yang bernama Evan itu sangat serius.
Sepanjang hari ini, dia berusaha untuk mengatakan kepada dirinya jika hubungan asmara Amanda hanyalah sebuah lelucon. Namun, melihat apa yang sudah ia baca, tampaknya gadis itu juga sudah berpaling hati.
Jayden menyesalkan dirinya karena ia terlambat menyadari perasaannya kepada gadis itu. Kepergian Amanda sejujurnya membuatnya terpukul...
Saat itu, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menunggu gadis itu kembali. Ia sudah menanti-nantikan pertemuannya dengan gadis itu sedari lama. Hingga pada akhirnya, dia berkesempatan untuk bertemu kembali dengan Amanda. Namun saat ini, begitu ia bertemu dengannya, gadis itu sudah memiliki pria lain dalam hidupnya.
****
"Apa ada yang mengganjal dipikiranmu?" ujar Evan yang sedari tadi melihat gadis itu melamun sambil mengaduk-aduk jus alpukatnya,
"Tidak ada, aku hanya memusingkan pekerjaanku," kilah gadis itu dengan mulus. Ia sama sekali tidak lapar dan selera dengan makanan yang sebentar lagi mendatangi mereka.
"Makanlah," ujar pria itu sembari membantu waiter meletakkan makanan di depan Amanda. Amanda hanya diam dan mengangguk,
"Kenapa? Apa bos baru mu menyebalkan?" tanya Evan sembari menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boss!
RomanceRank #2 in Romance on March, 12th 2016 Aku menyukainya sejak lama. Kami berteman dan bersahabat sejak kami masih di bangku sekolah pertama. Kali itu pertama kalinya aku mendapatkan teman karena tidak ada yang mau berteman gadis tomboy sepertiku sela...