Sebelumnya, hubungan antara Freen dan Becky mulai renggang, jurang pemisah di antara mereka semakin lebar saat Becky dilanda kesedihan atas kematian saudaranya. Beban kehilangan Richie membayangi dirinya, membayangi hubungan mereka. Pada saat yang sama, tim mengungkap perkembangan yang mengganggu: uang curian yang terkait dengan Lin dan Richie telah raib, dengan bukti yang mengarah ke Pop. Bertekad untuk menjembatani jurang tersebut, Freen memutuskan untuk menghadapi Becky dengan perasaannya dan temuan baru tersebut. Namun, percakapan mereka berubah menjadi lebih buruk saat Becky, yang diliputi ketakutan dan rasa bersalah, bersikeras menjaga jarak dengan Freen dengan kedok perlindungan.
Akhirnya, terbebani oleh rasa sakit dan frustrasi karena dikucilkan, Freen pergi, hatinya terbebani oleh rasa sakit penolakan, meninggalkan Becky di penthouse-nya yang luas, kekosongan di sekelilingnya mencerminkan kesepian yang menyelimuti hatinya.
Sudah berhari-hari sejak Freen meninggalkan hidupnya, dan Becky baru saja meninggalkan penthouse-nya, membiarkan dunia luar berlalu begitu saja saat ia tenggelam dalam kesedihannya. Momen saat Freen berbalik dan pergi terus terputar dalam pikiran Becky tanpa henti, sebuah lingkaran kejam yang mencabik-cabik hatinya setiap kali terulang. Melihat Freen pergi jauh lebih menyakitkan daripada yang pernah dibayangkannya, rasa sakit yang seolah tertanam dalam dadanya, menolak untuk memudar.
Becky menghabiskan sebagian besar harinya berbaring di tempat tidur, rumahnya yang dulunya semarak kini menjadi tempat yang dingin dan sunyi. Dia berpegangan erat pada kenangan tentang Freen, mengingat setiap momen bersama dengan rasa sakit yang pahit. Dia masih bisa merasakan kehangatan tubuh Freen di tubuhnya, kelembutan dalam setiap ciuman, dan kenyamanan pelukan mereka. Setiap sentuhan, setiap bisikan, setiap tawa yang mereka bagi terputar dalam benaknya seperti melodi yang menghantui, membawa senyum sekilas ke bibirnya sebelum kenyataan yang menghancurkan itu kembali.
Lalu, ingatan itu beralih ke malam itu—wajah penuh kehancuran di wajah Freen saat Becky mendorongnya menjauh, saat ia membiarkan rasa takut dan bersalah memecah belah mereka. Rasa sakit di mata Freen tak tertahankan, cerminan siksaan Becky sendiri. Tatapan itulah yang menghancurkannya, yang mengingatkannya akan konsekuensi pilihannya.
Pada hari-hari berikutnya, Becky semakin menarik diri, mengabaikan setiap upaya komunikasi dari dunia luar. Panggilan telepon tak terjawab, pesan tak terbaca. Ia menolak bertemu siapa pun, bahkan beberapa orang yang dulu dianggapnya dekat. Ia tak sanggup menghadapi mereka, tak sanggup membicarakan apa yang telah hilang darinya. Satu-satunya pelipur lara yang ia temukan adalah kesendiriannya, tempat ia bisa meratapi apa yang telah ia hancurkan, kesunyian penthouse-nya yang kosong mencerminkan kekosongan di dalam dirinya.
Keheningan yang menyesakkan yang telah menyelimuti Becky selama berhari-hari tiba-tiba hancur oleh bunyi dentuman lembut lift, diikuti oleh gumaman suara-suara yang tak salah lagi. Ia membeku di tempat tidurnya, jantungnya berdebar kencang. Sesaat, ia bertanya-tanya apakah ia sedang membayangkan sesuatu, tetapi obrolan itu semakin keras, semakin jelas. Orang-orang berada di penthouse-nya.
Bingung dan kehilangan arah, Becky buru-buru meraih jubahnya, melilitkannya di tubuhnya saat dia melangkah keluar dari kamar tidurnya dengan hati-hati. Saat dia melangkah ke ruang tamu, dia disambut dengan pemandangan yang tak terduga—para anggota The Club, semuanya berdiri di tengah tempat persembunyiannya yang tadinya sunyi, melihat sekeliling melihat kekacauan yang telah dia buat.
Jean adalah orang pertama yang memperhatikannya, dan matanya membelalak karena terkejut. "Wah, Becky, kamu kelihatan seperti mayat," katanya, agak terlalu jujur. Dia mengendus udara dengan dramatis dan menambahkan, "Dan kamu baunya seburuk penampilanmu. Kapan terakhir kali kamu mandi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT STRANGER ( ORANG ASING DI TENGAH MALAM )
RomansThis is Indonesia version of MIDNIGHT STRANGER by Smardee on AO3. If you wanna read in english version please follow her on X @.smardee1.she always post link every chapter on her X. btw thank you Smardee for your permission for me to upload this In...