Di taman komplek perumahan, Ara dan Chika menikmati bubur ayam yang mereka beli dari tukang bubur kaki lima. Namun, mereka tidak cuma berdua, ada Dhito yang ikut bersama mereka berdua.
Ara tersenyum tipis memandangi Chika yang sangat lahap memakan bubur ayam, ia sedikit lega karena Chika tidak murung lagi setelah kejadian kemarin.
"Habis ini kalian mau langsung pulang atau lanjut lari lagi?"tanya Dhito setelah selesai memakan habis bubur ayamnya.
Ara menoleh kearah Dhito. "Balik aja deh kayaknya. Lu masih mau lari?"kata Ara memakan suapan terakhir buburnya, ia menumpuk mangkoknya di atas mangkok bekas kekasihnya itu.
"Iya, gue ada janji sama relan."jawab Dhito sedikit ragu menyebut nama pacar laki-lakinya di depan Ara.
Chika menoleh ke Ara, penasaran dengan reaksi Ara mendengar ucapan Dhito. Ia tersenyum tipis melihat Ara yang hanya diam dan mengangguk
-kan kepala, Chika memilih kembali menghabiskan bubur ayamnya.Selang beberapa menit Chika selesai menghabiskan buburnya, ia sedikit lama menghabiskan bubur karena ia makan dua porsi bubur. Setelah selesai membayar, Ara dan Chika berpamitan kepada Dhito untuk pulang.
"Gue sama Chika balik ya, makasih udah mau nemenin kita."ucap Ara memeluk Dhito.
Dhito tersenyum tipis, membalas pelukan kekasihnya itu. "Maaf gue masih belum bisa lepasin relan, i'm sorry, sayang."
"Gapapa, gue nggak masalah kalo emang lo masih berhubungan sama dia. Gue balik ya, bye."balas Ara melepaskan pelukannya, ia tersenyum sekilas kepada Dhito. Lalu menarik pelan tangan Chika pergi dari sana, mereka pulang dengan mengendarai sepeda listrik.
"ITO!"teriak seseorang membuat Dhito langsung berbalik dan mencari sumber suara yang memanggil nama panggilan khususnya itu, ternyata itu Relan-laki-laki feminim yang usianya lebih tua 2 tahun dari Dhito.
{Saran; skip bagian ini kalo gak suka bxb}
"Hai, baby."ucap Dhito tersenyum manis pada Relan yang sudah berada di depan dirinya.
"Aku nggak lama kan? Maaf ya kalo lama, supir aku telat jemput tadi."ucap Relan memeluk lengan Dhito, hal itu benar-benar mengundang perhatian orang-orang yang ada di taman itu.
"Kenapa nggak bilang, kan aku bisa jemput kamu. Nanti pulangnya sama aku aja ya?"ujar Dhito mengusap punggung tangan relan yang memeluk posesif lengannya.
"Okeyy, yuk kita joging. 3 puteran aja tapi ya,"ucap Relan memelas.
"5 dong, masa cuma 3. Taman ini nggak besar-besar banget juga,"balas Dhito
"Yaudah deh, nurut aja aku mah."
"Good boy."
••••
"Nggak bisa, Ge. Aku nggak punya uang sebesar itu, yang bisa kita lakuin cuma berharap om Tara mau batalin perjodohan itu." Shani memijit pelipisnya, ia menatap Gracia yang menatap kesal padanya.
"Ayolah, Shan. Nggak mungkin kamu nggak punya, perusahaan kamu lebih gede daripada perusahaan mereka."ucap Gracia menekuk bibirnya, melipat kedua tangannya di depan dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend (chikara)
Fanfiction"Cinta yang berbeda, begitupun dengan orangnya".... AREA GXG! [Revisi]