[Part 02] - END

2.4K 165 13
                                    

Belasan detik menjeda debat mereka sebelum akhirnya Semi mengakhiri dengan kekesalannya.

"Kau..."

"Sangat menyebalkan hari ini!" ujar Semi lalu menengadahkan kepalanya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Natha.

"Semi-ya?!"

***

Sehari setelah perseteruan mereka di kampus waktu itu Natha benar-benar berhasil menyelesaikan coat untuk Semi karena gadis itu menantang Natha untuk membuktikan skill desainernya. Meskipun awalnya menolak, sekarang Natha bangga bisa menghadiahkan benda ini untuk seseorang yang disayanginya, seorang yang sudah menjaganya selama ia di Korea.

Tapi masalahnya, setelah mereka berdebat, sejak hari itu pula mereka tak berkomunikasi sama sekali. Bahkan Semi menonaktifkan semua SNS-nya dan nomor teleponnya.

Sekarang Natha benar-benar kewalahan dengan perasaannya. Menyesal, takut, cemas, sedih bercampur jadi satu. Sudah beberapa hari ia tak bisa menemukan Semi di kampus atau di rumahnya. Teman-teman Semi juga kelihatannya menyembunyikan dimana Semi berada, yah mungkin karena Semi yang memintanya.

Tiga hari lagi mereka harusnya menghadiri konser bersama, tapi mungkinkah? Apa Semi benar-benar marah dengan ucapan Natha kala itu? Padahal di tiap perkataannya, Natha justru menunjukkan bagaimana sayangnya ia terhadap Semi.

Kebahagiaannya karena berhasil membuatkan coat untuk Semi perlahan semakin terkikis. Kemana lagi Natha harus mencarinya?

Lagi-lagi dan untuk yang kesekian kalinya, Natha merasakan sakit hati yang begitu dalam.

***

Tas karton dengan corak minimalis berwarna coklat krem sudah siap di atas meja belajar selagi Natha memasang sweater-nya. Ia gugup untuk konser petang nanti. Jelas saja, mana pernah ia menghadiri konser sebelumnya, ditambah ia seorang diri datang kesana. Lututnya seakan terjatuh ke lantai setiap ia mengkhawatirkan hal ini.

Tapi melegakan, Natha sudah bertanya pada temannya apa saja yang harus dilakukannya nanti, ia pun sekarang sudah cukup mengerti dan berani.

Sebelum sosoknya meninggalkan kamar, matanya tak sengaja melihat manekin yang ada di sudut kamar. Tiba-tiba ia teringat Sehun. Senyumnya pun reflek terangkat lalu datar kembali karena teringat seorang lainnya.

***

Jika biasanya para fans selalu berusaha keras mendapatkan barisan paling depan saat menonton konser, maka Natha mendapat keberuntungan tersendiri akan hal itu. Buktinya ia mendapat posisi deretan paling depan tanpa merasa kesulitan, persis di sisi panggung meskipun ia tak merencanakan hal ini sebelumnya.

Belasan menit berlalu, kini pandangannya mulai menyiratkan ketidak tenangan. Setiap menit ia menghambur pandangan ke sekitarnya.

Ketika konser berlangsung Natha tak kesulitan mengikuti lirik yang dinyanyikan EXO dan fans lainnya karena gadis ini memang sudah menyukai lagu-lagu mereka dan menghadiri konser ternyata salah satu hal yang luar biasa, tak pelak Semi begitu mengimpi-impikannya. Tapi tetap, separuh hati dan pikirannya tak dapat terbawa menikmati konser saat ini.

Puluhan menit sudah berlalu. Kini giliran EXO menyanyikan lagu yang sangat disukai Natha. Ekspresi ceria dan senyum bahagia segera merebak ke permukaan wajahnya ketika Sehun mengucapkan kata yang ditunggu-tunggunya. Tawa kecilnya pun menyusul.

"My queen..." gumam Natha seraya tersenyum.

"Jika para fans adalah seorang queen bagimu, kau justru seperti mannequin bagiku."

"Mannequin hidup yang banyak mendapat cinta dari orang-orang. Mannequin yang begitu tampan."

"Lihat...Postur tubuhmu benar-benar seperti manekin, Sehun-ah."

The True Mannequin (EXO FANFICTION - SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang