Yuuki's POV :
"Yuuki!! Kamu menjatuhkan cet ini lagi ya?!!" Hariku dimulai dari usaha menjual cet dinding. "Hey! Yang itu dibawa kesana!" "Baik!" Bosku bernama Tchigarette-sama,bila dipikir-pikir,namanya mirip kata 'rokok' jika 'T' dihapus. "Kamu sedang apa?! Cepat berkerja!" "Maaf!"
*
*
*
*"Aku pergi.." aku berjalan lemas keluar pintu dengan jaket dilenganku. "Hey! Nanami Yuuki!" Aku menoleh setelah Tchigarette-sama memanggil. "Ini upahnya." Dia memberiku amplop putih yang berisi uang gajiku. "Tapi,ini kan bukan hari gajian." "Sudahlah,ambil saja. Itu imbalan dariku." Aku terdiam sebentar melihat amplop itu. "Terima kasih."
*
*
*
*"Aku pulang." Aku kekamar ibuku,dia sedang berbaring terbatuk-batuk disana. "Selamat datang Yuu.." badannya sangat lemas. "Ibu,aku membeli obat tadi dijalan,aku diberi gaji tambahan dari Tchigarette-sama." Ibu meminum obat itu,aku keluar untuk mengganti bajuku.
*
*
*
*"Selamat pagi!" Aku melihat murid-murid lalu-lalang mengucapkan selamat pagi. Aku berjalan perlahan sambil membawa biayasiswa dari Thigarette-sama,aku menghela napas setelah melihat biayasiswa itu. "Tchigarette-sama banyak membantuku.."
BRUK!!
Aku menabrak seseorang,dia murid sekolah ini juga! "Maafkan aku! Aku tidak lihat jalan sehingga aku-" "tidak,aku yang seharusnya minta maaf." Dia membangunkanku.
.
.
."Oh,kau masih kelas 6 ya?" "APA KATAMU?! KAU YANG TINGGI!" Aku terkejut ketika melihat anak laki-laki yang pendeknya sebahuku. "Maafkan aku." Laki-laki itu pergi setelah aku mengatakan 'maaf'. Aku berlari segera menuju tempat pendaftaran.
*
*
*
*
*"Namaku Nanami Yuuki,aku tinggal didekat sini,sebelum aku sekolah,aku beekerja menjadi pegawai cet dinding diperkotaan." Sensei menyuruhku duduk,hm.. mejanya tampak umum,satu meja pas untuk dua orang. Tunggu... aku melihat laki-laki yang tadi pagi itu. Aku duduk di bangku yang masih kosong,dia sudah duduk bersama seorang perempuan yang tingginya sejajar dengannya. Oh! Baguslah! Mungkin mereka saling suka!
*
*
*
*
*Saat istirahat aku sedang melihat jendela diluar. "Salahku?! Ini salahmu!" "Bukan! Ini bukan salahku!" Aku mendengar suara debatan antara dua orang,aku masuk kedalam untuk mengecek.
Ternyata laki-laki itu sedang bertengkar dengan anak perempuan itu. "Ini salahmu!" Perempuan itu selalu menjawab. "Hey,hey-" "bukan! Salahmu!" Omonganku terputus saat laki-laki itu mulai berbicara. "Hey-" "kau bilang ini salahku?! Kau duluan yang mulai!" "HEY!" Mereka berhenti. "Apa yang terjadi?" "Dia menghilangkan bukuku!" Kata laki-laki itu sambil menunjuk si perempuan. "Aku tidak menghilangkannya!" "Baiklah,aku mengerti,jadi,kau kehilangan bukumu?" Si laki-laki mengangguk. Aku melihat buku dibawah,aku mengambil buku itu lalu memberikannya ke si laki-laki. "Ini bukumu,baiklah! Masalah selesai!" Kataku. "Aku pergi..!" Perempuan itu pergi keluar.
*
*
*
*
*Saat pulang sekolah aku mulai berlari buru-buru kebawah. Tiba-tiba di halte aku melihat laki-laki itu,aku menghampirinya. "Hey," dia menoleh. "Kau baik-baik saja?.." tanyaku. Pipinya memerah dan dia menoleh cepat ke depan. "Ada apa?" "Te-terima kasih!" Aku memandangnya bingung. "Terima kasih sudah menolongku tadi dikelas.." katanya. Aku tertawa kecil. "Sama-sama.. lagipula,itu hanya hal kecil,jadi jangan berterima kasih!" "Tapi kau sudah membuat anak perempuan itu pergi." Katanya kembali menoleh kearahku. Pipinya masih berwarna merah cherry,aku mencubitnya. "Sudahlah," "mau pulang bersama?" Kataku masih mencubitnya. Dia mengangguk.
*
*
*
*
*"Siapa namamu?" "Emm.. Yuro Takashi.." namanya sangat lembut,dia anak yang lucu dan menarik,seperti adikku. "Kau seperti adikku." Kataku sambil tersenyum. "Siapa nama adikmu?" "Yuzona Nanami." Laki-laki itu terdiam. "Dia masih SD?.." aku menghela napas setelah mendengar pertanyaan Yuro. "Dia meninggal."
Yuro's POV :
Aku tercekat ketika mendengar kata-kata Yuuki. "Tapi,kenapa?" Tanyaku. "Dia terkena sakit paru-paru.." Yuuki tertawa kecil. "Dulu dia sangat lucu. Dia sering bermain denganku." Aku menatap Yuuki. "Dia persis sepertimu." Katanya. Pipiku kembali memerah.
*
*
*
*
*Yuuki's POV :
"Sampai jumpa dikelas besok!" "Yu-Yuuki.." aku menoleh. "Te-terima kasih.." pipi Yuro kembali memerah cherry,aku menghampirinya dan mencubit pipinya lagi. "Kau lucu sekali.." kataku sambil tersenyum lembut. Wajah Yuro memerah tidak sepenuhnya namun pasti. Aku tertawa dan melepaskan cubitanku. "Kita duduk berdua besok,Yuro!" Kataku sambil tersenyum.
-- to be continued --
KAMU SEDANG MEMBACA
Onii-chan? You are my friends!
Fanfictionkisah perempuan yang tinggi menyukai laki-laki betinggi sepundaknya saja.