Yuuki's POV :
Aku terbaring dikasurku,aku memegang dahiku. "Panas.." aku terdiam. "Apakah aku bisa masuk besok?"
Tok! Tok! Tok!
"Masuk.." ibu masuk dengan wajah khawatir,ya,syukurlah ibu sudah lumayan sehat. "Yuu,kamu baik-baik saja?" Aku melihat wajah ibu sedikit. "Tidak terlalu.." ibu memegang dahiku. "Panas..,biar ibu cek dulu ya." Ibu memberikanku alat pengukur panas. "Kamu sakit Yuu.." "jadi?.. aku tidak masuk sekolah?.." ibu mengangguk. Aku bangkit seketika. "Bu,besok hari kedua! Aku harus masuk!" "Jangan memaksa Yuu.. ibu akan merawatmu.. ya?" Aku duduk lagi di kasurku. "Baiklah.."
***
Yuro's POV :
Aku masuk ke kelas dengan santai,meja disebelahku masih kosong. Padahal dia sudah janji.. mungkin dia telat.. tiba-tiba sensei lewat disebelahku. "Sensei!" Aku menghampirinya,sensei menoleh. "Ada apa Yuro?" "Apakah Yuuki masuk sekolah?" "Oh iya,tadi ibunya menelefon sensei,dia katanya lagi sakit." Aku terdiam memandang sensei. "Terima kasih.." sensei mengangguk. Sakit?.. oh tidak.. padahal aku ingin melihatnya sekarang..
***
Yuuki's POV :
Aku menghela napas. "Aku padahal sudah berjanji pada Yuro.. aku mengecewakannya.." gelap. Ruanganku sangat gelap,aku takut.
"Yuu! Hanna datang!" Hanna Naguruya,dia saudaraku yang kabar terakhirnya dia ke malaysia. Aku keluar dari kamarku,Hanna sedang duduk disitu,duduk dengan pandangan kosong. Dia anak yang pendek dan terkadang cengeng serta ceroboh,namun sekarang dia berbeda,tubuhnya sekarang tinggi,tingginya sama seperti Yuro,sikapnya juga berbeda,yang biasanya dia menungguku dibawah sekarang dia duduk diam dengan pandangan kosong. "Hanna?.." dia menoleh perlahan. "Ada apa?.. apa ada masalah?.." aku duduk berdepanan dengannya. Dia menggeleng. "Ada apa?.." Hanna menunjukkan pisau yang berujung sebuah darah. Aku terkejut melihat pisau itu,aku mengambil pisau itu. "Ini pisau siapa?" "Aku tidak tau.." jawabannya itu sangat tajam,seperti dingin yang menusuk tulang tiba-tiba. "Seseorang menggunakan ini untuk membunuh orang tuaku.." aku terdiam melihat pisau ini. "Pasti pelakunya kenal denganmu.."
***
"Terakhir aku melihat pisau itu disini.." Hanna menunjuk lemari yang sedang terbuka,aku melihat bercak darah dikamar orang tuanya. "Ya,pasti pelakunya kenal denganku.." kata Hanna. Aku terus mengikuti kemana bercak darah ini berjalan,aku berhenti di kedua ruangan,bercak darah itu berjalan ke dapur,namun bukan ke dapur saja,bercak sarah itu juga berjalan ke kamar mandi. "Hanna,apakah ayah dan ibumu dibunuh di dua tempat?" Hanna mengangkat bahu. "Setahuku terakhir aku menemukan orang tuaku,ayahku digantung dikamar mandi,sementara ibuku sudah tertusuk dengan pisau didapur.." aku terdiam. "Akan kucoba selidiki dirumah,sepertinya ibuku akan marah jika aku tidak segera istirahat." Hanna mengangguk.
***
"Aku pulang.." aku menutup pintu. Rumah sudah gelap,pasti ibu tahu kalo aku keluar malam-malam. "Yuu,kamu habis dari mana?" Kata ibu keluar dari kamarnya. "Oh,aku tadi sedang main ke rumah Hann." Ibuku masuk kembali ke kamar,aku masuk ke kamarku dan duduk dikursi belajarku. "Pisau.. darah.. pelaku.. dapur.. lemari.. kamar mandi..." aku terus berpikir,beberapa menit kemudian aku mengeluarkan pisau Hanna. "... pisau.. dipakai pelaku.. membunuh dan menggantung korban dikamar mandi.. dan juga menusuk korban di dapur.." aku terus berpikir. "Pelakunya.. yang harus aku tahu hanya pelakunya... pelaku yang sangat kenal dengan keluarganya.."
***
Paginya aku sedang duduk merenung memandangi buku catatan yang semalam aku tulis dan pisau itu. "Yuu!" "Ya?" Aku keluar kamarku. "Tolong belikan ibu chikuwa di pasar." Ibu memberiku uang,aku kekamarku untuk menyembunyikan catatan dan pisau itu.
***
"Toko chikuwa.." aku terus berjalan mencari toko chikuwa. "Yu-Yuuki?" Aku menoleh,ternyata itu Yuro. "Yuro! Belanja juga?" "I-iya,aku sedang ingin membeli chikuwa untuk ibuku!" Katanya dengan pipi memerah. "Wah! Kebetulan! Aku juga sedang mencari chikuwa! Mau cari sama-sama?" Yuro mengangguk.
***
Yuro's POV :
Aku berjalan bersampingan dengan Yuuki,jantungku berdetak sangat kencang. "Y-Yuuki.." "hm?.." pipiku memerah. "E-etto... apakah besok kau ada waktu?.." "hm?.. memangnya kenapa?" Aku kaget. "E-emm..! Kan besok libur jadi,aku dan teman-temanku--" Yuuki tertawa melihat wajahku yang merah semua. "Kamu ini lucu sekali!.." Yuuki masih tertawa,aku terdiam dengan pipiku yang masih memerah. "Aku besok mungkin kosong,karena ada urusan." Aku terdiam. "Begitu..." tiba-tiba Yuuki berhenti berjalan. "Ada apa?.." tanyaku,dia berlari. "YUUKI!"
Yuuki's POV :
Aku melihat Hanna! Aku berlari secepat yang aku bisa untuk mengejar Hanna. "HANNA!" Hanna menoleh. "Apakah,kau menemukan pelakunya?" Hanna menggeleng. "Aku baru menyelidikinya tadi malam dan sepertinya aku sudah tau siapa pelakunya! Yang jelas,dia kenal dengan orang tuamu!" Hanna terdiam. "Lebih baik... kau tidak usah ikut campur.."
-- to be continued --
Extra Story [ お兄ちゃん?あなたは私の友達ですか] : (OtakuNoHime-sama's story)
Hime-sama : "Master! Ceritanya gimana ini?! Ngestalk disini! ~( = A = ~)"
Master : "buat aja yang seru! Yang penting bagus! =_=|||"
Hime-sama : "MASTER! BANTU AKU! \ (*A*) /
Master : "BUAT AJA TENTANG MISTERI!! ~(Ò A Ó~)
Hime-sama : "NANTI GAJELAS!! (Ť A Ť)
Master : TERSERAH KAMU! (Ò A Ó)
- end -
KAMU SEDANG MEMBACA
Onii-chan? You are my friends!
Fanfictionkisah perempuan yang tinggi menyukai laki-laki betinggi sepundaknya saja.