Keesokan harinya...
Sepasang anak kembar itu tengah menyantap makan siang mereka di meja makan. Sebuah laptop yang terhubung ke internet dietakkan di antaranya. Jari jemari lentik Aria tengah menekan keyboard yang layarnya menampilkan sebuah form.
Andre ikut-ikutan memperhatikan layar laptop itu sambil menyendokkan makanan ke mulutnya. Sesekali ia membantu mengoreksi kesalahan tulisan yang diketik Aria. Setelah semua kolom terisi lengkap dengan data, Aria mengklik tombol kirim pada laman itu.
Sebuah kotak pesan pun muncul menyatakan data yang sudah terisi adalah valid dan sebuah tanggal tertera di dalamnya berikut dengan nominal uang pendaftaran tes yang harus dibayarkan.
"14 Juni? Cepet banget!" timpal Andre.
"Masih sebulan lagi kok, Ndre."
"Sebulan itu tidak lama, Aria." jawab Andre mulai kesal.
"Memangnya mau ngapain lama-lama disini."
Andre menatap adiknya gemas. Ia mencondongkan tubuhnya hendak mengecup pipi Aria, namun gadis itu memalingkan wajah. Dilihatnya Maudy berjalan menuruni anak tangga, sudah mengenakan baju kasual yang rapi. Ia tengah sibuk memasukkan ponsel, power bank, dan segala macam gadgetnya ke dalam tas sandang berwarna hijau.
Maudy tersenyum pada Aria. "Ri, mau temani kakak shopping?"
"Nggak, dia ada tugas sekolah!" timpal Andre asal-asalan.
"Gue nggak nanya lu, bawel! Ayo, Ri, daripada suntuk di rumah aja."
"Kemana kak?" Aria mengemasi piring-piring bekas makan dan meletakkannya ke dalam bak cuci.
"Ya, kemana aja terserah deh." jawab kakaknya. Ia sudah siap berjalan keluar rumah.
"Aku nggak diajak?" protes Andre menunjuk dirinya sendiri.
"Sst! Ini waktunya cewek-cewek, tau!" ujar Maudy mendelik kepada adik laki-lakinya itu. Menurutnya, Andre itu perusak kesenangan semua cewek. Semua rencananya selalu gagal berjalan mulus jika melibatkan anak satu itu.
"Bentar ya kak, Aria ganti baju dulu."
Aria pun buru-buru naik ke kamarnya untuk berganti baju. Lima belas menit kemudian, ia turun dengan mengenakan kaus putih dan rok hitam panjang. Dilihatnya Andre sudah disibukkan dengan kesenangan lain. Ia terlalu fokus pada game console sampai-sampai tidak menghiraukan saat kedua saudara perempuannya itu pamit pergi.
Sore itu, Maudy mengajak Aria berbelanja barang-barang wanita di sebuah mall teramai di kota mereka. Sudah lama rasanya ia menghabiskan waktu berkualitas bersama adiknya sendiri, Aria. Selama ini ia selalu disibukkan dengan pekerjaan yang menyita hampir seluruh waktunya yang tak jarang pula mengharuskannya pergi jauh dari rumah selama berhari-hari. Maklum, Maudy adalah seorang wartawan koran nasional. Ia lebih sering berburu berita ketimbang menggali waktu berharga dengan keluarganya.
Saat Andre memberikan undangan perpisahan sekolah mereka seminggu yang lalu itu barulah Maudy sadar kedua adiknnya sudah menginjak akhir masa senior mereka di SMA. Hal itu membuatnya sedih, betapa ironisnya, ia selama ini mengulik berita tentang orang lain, namun justru ketinggalan kabar dari keluarganya sendiri.
Setelah berjam-jam lamanya berburu sale, Maudy mengajak Aria menyantap makanan ringan di gerai food truck di luar mall. Ia mengambil tempat di tengah-tengah dan memesan kebab untuk mereka berdua.
"Jadi kamu mau ikut ujian masuk UGM, bener?" Maudy angkat bicara.
Aria mengangguk sambil menggigit rotinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The A Twins
RomanceAndre dan Aria, sepasang makhluk kembar yang pernah tinggal di rahim yang sama. Technically, mereka saudaraan--dan sebagaimana saudara, harus saling menyayangi kan. Tapi bagaimana jika rasa sayang itu kemudian berubah menjadi sesuatu yang lebih besa...