10

418 51 10
                                    


Festival sudah berlalu, istana juga sudah sepi tidak ada lagi para bangsawan yang berlalu Lalang disekitar istana, dan caine juga sudah bisa berjalan-jalan seperti biasa. Sebenarnya tengah hari ini caine mempunyai kegiatan nya sendiri yaitu memancing di danau yang dekat dengan kediaman nya, tetapi dibatalkan karena ia diundang dimakan siang yang diadakan oleh permaisuri putri, yang dimana pada makan siang tersebut hanya dihadiri oleh para selir saja, ah sial caine sangat menghidari hal tersebut.
“tuan bergegaslah, sebentar lagi perjamuan makan siang akan diadakan” viona sedari dari sudah mendesak nya untuk segera pergi, tetapi caine melakukan banyak hal untuk mengulur waktunya.

“dimana garin?” caine menatap kearah viona yang sedang membersihkan kamarnya.

“garin sedang bersama pelayan song, ia sedang dikebun buah tadi” caine hanya mengangguk kan kepalanya, tak berselang lama tangan caine ditarik oleh viona.

“tuan akan diantarkan oleh pelayan yang ini, aku tak dapat menemani tuan kesana karena aku harus menemui tangan kanan pelayan kerajaan, kau temani selir caine hingga perjamuan selesai, ingat lakukan seperti yang ku ucapkan” viona menatap pelayan tersebut dengan tatapan yang sedikit tajam, ayolahh viona sangat khwatir akan terjadi hal yang tidak-tidak terhadap tuan nya ini, padahal caine bisa saja melawan mereka dengan sekali tebasan tapi yasudahlah, ia harus menjaga sikap terlebih ia pertama kali bertemu dengan permaisuri putri, yang dimana ia sudah mendengar bahwa permaisuri putri sangat benci terhadap dirinya.

“baik, ayo selir caine kita harus segera ke pavilion selatan” mendengar hal tersebut caine hanya mengangguk dan mengikuti pelayan yang menuntun nya, membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke pavilion selatan, jarak nya cukup jauh apa bila hanya ditempuh dengan  berjalan kaki, ayolah istana ini sangat besar, bahkan jarak antar ruangan nya saja memiliki jarak yang sangat jauh.

Dari kejauhan caine sudah melihat, seorang wanita yang duduk dengan baju yang cukup mewah, caine bisa menebak itu adalah permaisuri putri, dan 3 orang wanita yaitu selir nya pangeran rion, caine hanya bisa menghela nafas Panjang.

“maaf permaisuri putri, saya sedikit terlambat” caine menundukkan kepalanya untuk memberi hormat kepada istri sah rion yang dimana ia akan menjadi ratu dikemudian hari apabila rion menjadi seorang raja.

“membuang waktu ku saja, duduk” permaisuri putri menjawab dengan nada yang kasar, sial ini pertama kali mereka bertemu tetapi permaisuri putri sudah mengibarkan bendera perang saja terhdapanya.

Caine mendengar hal tersebut ia langsung mendudukan diri disalah satu kursi yang masih kosong, sebenarnya ia ingin membalas perkataan nenek sihir didepannya ini, tetapi ia menahan nya tak ingin membuat makan siang yang sudah dipersiapan dengan susah payah oleh pelayan menjadi berantakan karena ia bertengkar dengan nenek sihir.
Caine melirik Kearah selir yang berada disebelahnya, selir tersebut menyunging senyuman sinis seperti menertawakannya, ah sial kesabaran caine diuji disini.

terkutuk kau rion hael, kau yang membuat ku terjebak disini’

Acara makan siang ini tidak ada menu yang terlalu berat, mereka hanya dihidangi teh beberapa cemilan saja, caine tidak masalah hanya saja benarkah ini acara makan siang atau hanya acara mengatai atau menyindir diri nya.

“betapa tak sopan nya dirimu, sejak pertama kali kau mengijak kan kaki di istana kau tak pernah sekalipun menyapa ku secara pribadi, menjijikan” permaisuri putri mengatakan hal tersebut sembari menatap diri nya tajam, senyuman sinis bahkan merekah dibibirnya.

“bagaimana menurut mu selir pertama?” secara tiba-tiba saja permaisuri melempari pertanyaan kepada selir pertama, mendengar hal tersebut selir pertama dengan sigap menjawab tak lupa dengan ekspresi begisnya.

“sangat keterlaluan permaisuri, aku memikirkan sesuatu permaisuri”

Mendengar hal tersebut permaisuri langsung menimpalinya “apa itu?”

“pria ini pasti mengoda pangeran untuk menjadi bagian dari kerajaan, seperti yang permaisuri tau apabila seorang pria menjadi selir itu merupakan hal yang menjijikan” caine dapat mendengar suara kekehan kecil dari selir satunya lagi, sedangkan selir satunya hanya memperlihatkan ekspresi tenang seperti nya ia tak tertarik dengan pembicaraan ini.

“kau bahkan diberikan sebuah pavilion khusus ditimur bukan? Ayolah bukan kah sangat memalukan kau diperlakukan sangat special tetapi kau saja tak dapat memberikan anak, dasar pengoda”

Ah sial, caine tak tahan berada disituasi seperti ini, persetan pangeran akan memarahinya setelah ini.

“permaisuri putri maaf apabila diriku tak sopan, kau mengatakan aku tak menyapa mu secara pribadi semenjak aku berada disini bukan? Kau kira aku ini bodoh, kau saja menolak beberapa pelayanku yang meminta waktu mu sejenak agar aku bisa menyapa mu secara pribadi, jika kau ingin bermain licik pikiran terlebih dahulu, memalukan pengeran memiliki permaisuri seperti mu” caine menjawab dengan wajah yang konyol seolah-olah Ia sengaja melakukan nya, dan dengan cepat wajah permaisuri berubah menjadi merah.

“kau sia-“ belum sempat permaisuri menyelesaikan perkataan nya, ia sudah disela oleh caine.

“selir pertama, kau mengatakan aku ini mengoda pangeran agar bisa menjadi bagian dari kerajaan ini? Baiklah aku memang pengoda, aku akui itu. Tetapi sepertinya setelah ini kau harus menutup mulut mu rapat-rapat, termasuk dirimu ku tebak kau selir kedua bukan. Kalian berdua tak dapat membandingkan aku dengan pengoda murahan diluar sana termasuk diri kalian, aku di NIKAH kan secara sah oleh pangeran, bagaimana? Terkejut bukan, bahkan kalian saja hanya diadakan pengakatan selir dan tidak dinikahkan hahaha memalukan” tawa caine mengema keras, kedua selir tersebut bahkan sudah tak dapat berkata-kata lagi, wajah mereka sudah mengekrut masam. Mereka salah menyudukan orang kali ini.

“kau bilang tadi aku tak dapat memberikan keturunan bukan? Memang benar tetapi setidak nya aku di NIKAHkan secara sah, bahkan pangeran rela datang ke tempat ku untuk meminta diri ku kepada ayah ku, ku dengar kalian menjadi selir karena ayah kalian menjilat raja secara halus bukan agar kalian dapat menjadi selir? Kasian sekali, aku sangat marah apabila aku dibandingkan dengan selir seperti kalian, kita tak sebanding” setelah mengatakan hal itu, caine langsung berdiri dan meninggalkan pavilion tersebut, sebelum meninggalkan pavilion tersebut ia masih berpamitan kepada permaisuri, setidak nya ia masih memiliki sopan satun.

Pelayan yang pergi bersama caine, wajah nya sudah sangat pucat seperti darah tak mengalir lagi diwajahnya, keadaan tadi membuat nya terguncang, ia tau bahwa tuan nya tak bisa ditindas bahkan pangeran saja ia lawan, tetapi kali ini benar-benar luar biasa.

“kau pasti ketakukan tadi” caine tiba-tiba saja membuka suaranya.

“selir caine, aku bahkan tak bisa menginjakkan kaki lagi ke tanah”

Caine hanya terkekeh pelan mendengar perkataan pelayan nya, sejujurnya caine cukup puas dengan hal tadi, setidak nya ia memperlihatkan bahwa ia bukan orang yang dapat mereka tindas dengan sesuka hatinya.


TBC

hallo semua nya, sorry bru bisa lanjutin cerita ini, saya buntu bgt jd butuh waktu buat mikirin lanjutan nya.

terakhir saya update saya lg mikirin masuk kampus, dan skrng saya udah liburan.

Selir untuk pangeran barat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang