11

443 63 5
                                    

hari sudah sore, tetapi garin baru saja menyelesaikan kegiatan nya dikebun buah bersama pelayan song. Sebenarnya cukup melelahkan, tetapi disatu sisi juga menyenangkan, walaupun garin hanya merespon pelayan song dengan anggukan atau gelengan, pelayan song cukup senang bisa mengabiskan waktu dengan nya.

Garin dan bibi song mengambil beberapa buah untuk dimakan selir caine, dan juga membagikan ke beberapa pelayan lainnya. Saat ini garin ditugaskan oleh bibi song untuk membawa sebakul buah-buahan yang sudah dipilih oleh pelayan song untuk selir caine makan.

Jarak kebun buah dan kediaman selir caine cukup jauh, garin harus berjalan melewati taman bunga dan danau yang sering kali dipakai selir caine memancing. Karena ia terus melamun, sembari menatap bakul buah yang isi nya sangat banyak, tanpa sadar garin menabrak seseorang.

"aduhh" orang tersebut mengaduk kesakitan.

Dan karena hal tersebut beberapa buah jatuh ketanah, garin panik dan dengan cepat ia mengutip buah-buah yang jatuh dari bakul nya. Setelah itu ia menatap orang yang tak sengaja ia tabrak.

'pangeran kedua? aduh garin mengapa kau melamun, aku harus mengatakan apa'

Wajah garin sudah cukup pucat, ia ketakukan, bahkan ia berusaha untuk berbicara tetapi nihil suaranya tak pernah keluar sedikit pun. Lain hal nya dengan pangeran kedua yang menatap garin sedikit marah dan bingung.

"apakah kau tak bisa bicara?" mendengar hal itu dengan cepat garin menganggukkan kepalanya.

Garin menatap orang tersebut dengan tatapan memohon ampun, sungguh tadi ia tak sengaja.

Situasi sedikit menegang, tetapi secara tiba-tiba terdengar deru langkah yang cepat menuju ke arah mereka, garin langsung memalingkan wajah nya dan melihat ke arah deru langkah itu berasal.

Ia melihat viona yang berlari ke arahnya dengan wajah yang panik.

"Pangeran marcel maafkan garin, ku rasa ia tak sengaja. Aku memohon maaf atas namanya" dengan deru nafas yang masih tersengal-segal viona mencoba berbicara dan meminta maaf kepada pangeran kedua.

"tak apa, aku rasa ia tadi sedang melamun dan tidak melihat ku disini, siapa nama pemuda ini? apakah dia pelayan baru?" mendengar hal itu viona sedikit menegang dan menatap garin yang masih saja menatap nya dengan wajah yang sedikit lebih santai.

"namanya garin akira pangeran, ia pelayan baru dari kediaman selir caine" pangeran kedua mendengar penuturan tersebut hanya menganggukan kepalanya, kemudia ia menimpali "selir caine? selir laki-laki dari kakak ku?"

"benar pangeran, selir caine merupakan salah satu selir dari rumah tangga pangeran pertama"

"ahh iya, baiklah. Garin setelah ini ketika berjalan tetaplah fokus, jangan melamun, untung saja kau menabrak ku bukan para bangsawan arogan, berhati-hatilah" Garin yang mendengar penuturan pangeran hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tak butuh waktu lama, garin dan viona berpamitan kepada pangeran kedua karena masih banyak pekerjaan yang belum mereka selesaikan.

Pangeran kedua terus menatap punggung kedua pelayan tersebut, hingga mereka menjauh. Ia memegang dada nya.

'mengapa kau berdetak kencang sialan'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"bagaimana acara makan siang tadi?" Rion menatap pelayan didepannya dengan tatapan yang tajam.

Pelayan tersebut menundukkan kepalanya ketika ditatap dengan mata yang tajam itu "acara makan siang yang diadakan permaisuri putri berjalan dengan seharusnya, permaisuri putri, selir pertama dan selir kedua menyudutkan selir ke empat secara bersamaan, tetapi selir ke empat melawan mereka dengan kata-kata yang sangat sarkas"

Rion menganggukkan kepalanya, ia sudah menebak hal tersebut akan terjadi, tetapi ia juga sudah mengira selir caine akan melawan balik mereka. Karena dari sifat selir caine yang sudah rion perhatikan, selir caine bukan tipe orang yang mau ditindas, ia akan mempertahankan harga dirinya.

"terimakasih, kau bisa kembali" setelah mendengar perintah pangeran, pelayan tersebut memberi salam dan berlalu pergi meninggalkan pangeran sendirian didalam ruang kerjanya.

Pelayan tersebut diperintahkan oleh Rion untuk mejadi mata-matanya dan melihat kegiatan yang dilakukan oleh permaisuri putri dan beberapa selirnya, pelayan tersebut sudah beberapa kali menjalani tugas nya. Pelayan tersebut salah satu pelayan yang melayani permaisuri putri.

"sifat arogan yang tak akan lekang dari dirinya" setelah megatakan hal tersebut, rion menghela nafas panjang.




_________________

Malam sudah tiba, bahkan sudah hampir larut malam, tetapi kamar yang ditempati oleh permaisuri sangat ramai dengan suara teriakan permaisuri putri yang terus dilontarkan kepada pangeran pertama.

"kau tau, selir laki-laki mu sudah bersikap tak sopan kepada ku, sialan esok hari akan ku permalukan dirinya didepan banyak orang" raut wajah permaisuri putri sudah sangat masam tak lupa wajah nya yang memerah padam karena rasa amarah nya, ia juga sudah melempari barang-barang yang ada didalam kamarnya hanya untuk melampiaskan amarahnya.

"RION HAEL JAWAB AKU SIALAN"

"kau berlebihan anna" mendengar hal tersebut semakin memuncah amarah permaisuri putri.

"kau sialan, kau bersikap seperti ini kepada istrimu sendiri, demi membela selir laki-laki mu yang tidak berguna itu? liat saja rion aku akan menghancurkan selir mu itu, satu persatu" rion yang mendengar acaman tersebut tetap bersikap tenang, bahkan tidak ada amarah sedikit pun dari penuturannya.

"jaga batasan mu anna, kau tak memiliki hak apapun untuk menyentuh mereka, bahkan menyiksa mereka, termasuk selir laki-laki ku. Apakah kau lupa raja sudah mengeluarkan peraturan kerajaan bahwa permaisuri putri tak bisa membawa kekuasaan nya didalam rumah tangga pangeran?" walaupun rion mengatakannya dengan tenang, tetapi aura yang dikeluarkan rion cukup mengcekam bahkan itu seperti mencekik permaisuri putri secara tidak langsung.

"aku ini istri mu rion, apakah kau sadar kau menyakiti hati ku" permaisuri putri mendekati rion dan menunjuk wajah rion dengan jari nya.

"kau menjadi istriku karena paksaan anna, aku menggap pernikahan ini karena aku menghormati keputusan ayah ku,  menyakiti atau tidak nya itu tergantung tindakan mu sendiri, selama ini kau sudah melewati batas. Ku ingatkan anna, kau memakai gelar permaisuri putri untuk kesenangan mu yang gila itu"

Wajah permaisuri putri memperlihatkan raut wajah yang menegang bercampur amarah "lancang sekali kau mengatakan bahwa kau menerima ku sebagai istrimu karena sebuah paksaan, aku akan mengadukkan nya kepada raja"

"adukkan saja anna, aku tak takut, sepertinya setelah kau mengadukan semua perkataan ku, kau akan diasingkan dan kau akan ku ceraikan. Semua hal yang akan kau lakukan akan sia-sia anna, kau hanya memiliki gelar permaisuri putri tetapi kau tak mempunyai wewenang didalam kerajaan, jadi berhentilah bersikap arogan. Sifat mu yang arogan itu akan membawa mu ke jurang kematian mu sendiri"

Setelah mengatakan hal tersebut, Rion langsung berbalik dan meninggalkan Permaisuri putri sendirian didalam kamarnya. Rion mengurungkan niatnya untuk bermalam dikamar istrinya, ia sudah muak menghadapi situasi ini.

Setelah rion meninggalkan permaisuri putri, kamar yang ditempati oleh permaisuri putri menjadi lebih berantakan, permaisuri putri melempari barang-barang dan memecahkan apapun yang ada disekitarnya hanya untuk meluapkan amarahnya.

"kau akan lenyap caine, akan ku pastikan itu" lirih permaisuri putri.

TBC

wihh update lagi nih, kepala saya lagi lancar imajinasi nya jadi dri pd kebuang mending langsung disetorin ga sih.

Gimana perasaan nya hari ini? apakah senang? saya harap kalian memiliki hari yang baik dihari minggu ini, selamat beristirahat, dan selama menjalani hari senin esok.

Selir untuk pangeran barat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang