𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟓 || 𝐈𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐣𝐢 𝐬𝐮𝐜𝐢 📌

101 14 1
                                    

Hai, teman-teman pembaca!
Salam kenal dari aku, Author Zahra penulis cerita 'Perjodohan Gus dan Ning.' Cerita ini mengisahkan perjalanan hati dua orang yang dipertemukan oleh tradisi, terjebak dalam perjodohan yang penuh dilema, namun juga harapan.

Di balik kisah ini, kalian akan menemukan emosi, pelajaran hidup, dan mungkin sedikit air mata. Jadi, jangan lupa siapkan tisu, ya! Aku juga sangat berharap dukungan kalian. Follow aku, vote jika suka dengan ceritanya, dan tinggalkan komentar untuk berbagi pendapat kalian.

Jangan lupa nikmati perjalanan cinta Ning Zahra dan Gus Ryan yang penuh lika-liku!

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆!!! ツ

°••°

Suasana pagi di ndalem Zahra terasa berbeda. Setelah berbagai ujian yang dihadapi, dari rasa ragu hingga gangguan dari masa lalu, hari ini adalah saat di mana segalanya akan berubah. Hari ini adalah hari pernikahan Gus Ryan dan Ning Zahra, hari di mana keduanya resmi mengikat janji di hadapan Allah dan manusia.

Zahra duduk di kamarnya yang didekorasi dengan nuansa putih dan emas, melambangkan kesucian dan keagungan acara yang akan berlangsung. Rida, sahabat setianya, berada di sampingnya, membantu Zahra menenangkan hati yang berdebar.

"Zah, ini hari bahagiamu. Aku tahu ini berat, tapi kamu harus percaya bahwa ini adalah takdir terbaik yang sudah Allah siapkan untukmu," kata Rida sambil menggenggam tangan Zahra dengan lembut.

Zahra menarik napas panjang. "Aku tahu, Rid. Tapi rasanya... seperti mimpi. Setelah semua yang terjadi, aku masih merasa takut. Apa aku bisa menjalani ini dengan baik?"

Rida tersenyum, memberikan dukungan. "Kamu tidak sendiri, Zah. Ada Gus Ryan, keluargamu, aku, dan tentu saja Allah. Semua akan baik-baik saja."

Di sisi lain, Gus Ryan duduk bersama beberapa kerabatnya di aula utama pondok pesantren. Aula yang megah dihiasi dengan lampu-lampu kristal dan ornamen Islami, menciptakan suasana yang penuh khidmat dan kebahagiaan. Para santri sibuk memastikan setiap sudut acara berjalan dengan sempurna.

Setelah semua tamu undangan berkumpul, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang menggema di seluruh aula. Hati setiap orang yang hadir seolah ditenangkan oleh lantunan ayat-ayat Allah.

Ketika waktu ijab kabul tiba, suasana aula ndalem yang megah menjadi hening. Semua mata tertuju pada Gus Ryan dan Kyai Abdullah, wali dari Ning Zahra, yang duduk berhadapan. Prosesi sakral ini menjadi puncak dari acara yang meriah namun penuh khidmat.

Penghulu memulai dengan pembacaan doa:
"Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmusshalihat. Asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh. Amma ba'du. Ijab kabul ini adalah momen yang diberkahi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengarkanlah dengan saksama dan jawablah dengan penuh keyakinan."

Wali Zahra, Kyai Abdullah, melanjutkan dengan suara tegas namun penuh kebapakan:
"Zawwajtuka mauliyati Ning Zahra binti Kyai Abdullah bi mahrin mu'ajjil qadruhu kifayatul alatisshalah, dzahab waqadruhu khamsata wa isyruna gramat, wa naqdan qadruhu mi'ata khamsata 'asyara alfun rupiah."

Artinya:
"Aku menikahkanmu dengan anak perempuanku, Ning Zahra binti Kyai Abdullah, dengan maskawin seperangkat alat salat, emas 25 gram, dan uang tunai sebesar seratus lima belas juta rupiah yang dibayar tunai."

Dengan mantap dan penuh keyakinan, Gus Ryan menjawab:
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq"

𝐏𝐄𝐑𝐉𝐎𝐃𝐎𝐇𝐀𝐍 𝐆𝐔𝐒 𝐃𝐀𝐍 𝐍𝐈𝐍𝐆 ツ ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang