𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟒 || 𝐓𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐢𝐥𝐢𝐡𝐚𝐧

71 14 0
                                    

Hai, teman-teman pembaca!
Salam kenal dari aku, Author Zahra penulis cerita 'Perjodohan Gus dan Ning.' Cerita ini mengisahkan perjalanan hati dua orang yang dipertemukan oleh tradisi, terjebak dalam perjodohan yang penuh dilema, namun juga harapan.

Di balik kisah ini, kalian akan menemukan emosi, pelajaran hidup, dan mungkin sedikit air mata. Jadi, jangan lupa siapkan tisu, ya! Aku juga sangat berharap dukungan kalian. Follow aku, vote jika suka dengan ceritanya, dan tinggalkan komentar untuk berbagi pendapat kalian.

Jangan lupa nikmati perjalanan cinta Ning Zahra dan Gus Ryan yang penuh lika-liku!

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆!!! ツ

°••°

Malam itu, Zahra termenung di balkon kamarnya. Udara dingin menusuk kulitnya, tetapi pikirannya jauh lebih membekukan. Setelah pertemuan Gus Ryan dan Hana tadi siang, Zahra tak bisa menghindari rasa gelisah yang terus menggerogoti hatinya. Apa sebenarnya yang terjadi antara mereka? Meski Gus Ryan berjanji tak akan menyembunyikan apa pun, keraguan tetap saja menyelinap.

Di sisi lain, Gus Ryan tiba di ndalem dengan ekspresi tegang. Amplop dari Hana masih tergenggam di tangannya. Ia belum punya keberanian untuk membukanya. Sebagian hatinya ingin merahasiakan isi amplop itu, tetapi suara Zahra terus terngiang di kepalanya: "Aku juga berharap kau tidak menyembunyikan apa pun dariku."

Pagi harinya, suasana di ndalem terasa lebih canggung. Zahra dan Gus Ryan bertemu di ruang makan, tetapi keduanya tampak seperti menyembunyikan sesuatu. Gus Ryan membuka percakapan lebih dulu.

"Zahra, aku tahu aku bilang tidak akan menyembunyikan apa pun," ucap Gus Ryan pelan, namun tegas.

Zahra menatapnya, mencoba membaca maksud di balik ucapannya. "Lalu? Apa yang ingin kamu sampaikan?"

Gus Ryan menunduk sejenak sebelum akhirnya mengeluarkan amplop itu dari sakunya. "Ini... dari Hana. Aku belum membacanya, karena aku ingin membukanya bersamamu."

Zahra terkejut mendengar pengakuannya. Amplop itu terlihat biasa, tetapi terasa seperti membawa beban yang berat. "Kau yakin ingin aku tahu apa pun isi amplop ini?" tanyanya ragu.

"Aku yakin. Aku tidak ingin ada lagi rahasia di antara kita," jawab Gus Ryan dengan nada penuh ketulusan.

Dengan tangan sedikit gemetar, Gus Ryan membuka amplop itu. Di dalamnya terdapat beberapa foto lama dan selembar surat. Saat membaca surat itu, wajah Gus Ryan berubah. Matanya melebar, rahangnya mengeras.

Zahra mendekat, mencoba mengintip isi surat tersebut. "Ryan, ada apa?"

Dengan suara serak, Gus Ryan menjawab, "Ini... bukti. Bukti bahwa Hana bukan hanya bagian dari masa laluku, Zahra. Dia... dia mengklaim bahwa aku masih memiliki tanggung jawab yang belum aku selesaikan."

Zahra merasa darahnya berdesir mendengar ucapan itu. "Tanggung jawab apa? Apa ini tentang hubungan kalian?"

Gus Ryan menggeleng, terlihat bingung dan marah pada saat bersamaan. "Bukan itu. Tapi dia mencoba mengaitkanku dengan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan."

"Ryan, kalau dia sampai berani kembali dengan bukti ini, berarti dia punya alasan. Kau harus jujur denganku. Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?"

---

Sementara itu, di tempat lain, Hana tersenyum kecil saat menatap ponselnya. Pesannya sudah sampai. "Ini baru permulaan," gumamnya. Ia tampak puas dengan reaksi Gus Ryan. Baginya, ini bukan sekadar menagih masa lalu, tetapi memastikan bahwa Gus Ryan tidak akan pernah lepas dari bayang-bayang dirinya.

𝐏𝐄𝐑𝐉𝐎𝐃𝐎𝐇𝐀𝐍 𝐆𝐔𝐒 𝐃𝐀𝐍 𝐍𝐈𝐍𝐆 ツ ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang