chapter 04 | Pengasuh

431 134 41
                                    

Aksa hanya bisa menelan ludah sambil merapalkan doa-doa, dia bahkan sudah berpikir 'Tamat dah riwayat hidup gw, kalau gue mati. Bisa masuk Isekai part 3 gak ya?'batin Aksa.

Suasana jadi hening ketika para prajurit mulai membawa mayat-mayat keluar dari ruangan besar itu.

Orang-orang di antrean mulai gemetar, sebagian bahkan melirik Aksa dengan tatapan memohon.

Berharap dia bisa menggantikan mereka di depan garis maut, dan Aksa pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menatap sinis.

Enak aja dirinya mau dijadiin kelinci percobaan maut, ogah bener. Walaupun emang bakalan dekat pada maut sih...

Sebelum ada yang bergerak untuk menjauh pelan-pelan, suara berat dan menggelegar dari dalam ruangan terdengar.

"Masukkan calon pengasuh berikutnya!"

Seketika, para prajurit menyeret Aksa maju. Tak peduli jika sang empu berusaha menahan langkah dengan sekuat tenaga.

"Om, plis! gue masih punya cita-cita hidup bareng istri punya anak dua!" Rintih Aksa.

Namun percuma. Dalam hitungan detik, dia sudah berada di dalam ruangan besar yang terasa seperti arena gladiator, hanya saja lebih megah.

Di sana, sudah terdapat sang Raja dan sang Ratu. Mereka menatap Aksa tajam, karena mereka heran.

Aksa adalah satu-satunya Laki-laki dari sekian perempuan yang sudah jadi mayat.

Aksa yang ditatap pun hanya bisa gugup, sedangkan kakinya juga gemetar udah ga kuat buat berdiri.

Pada akhirnya pun, Aksa memilih untuk membungkukkan badannya kearah mereka.

"Selamat siang, yang mulia Raja dan yang mulia Ratu terhormat." Ucap Aksa sopan, weshh tumben bet sa.

Raja dan Ratu pun hanya bisa mengangguk, "nama?" Ucap sang Ratu.

"Nakula Aksa, yang mulia." Mendengar itu, sang Ratu pun mengangguk lalu dia menunjuk kearah tempat tidur bayi.

Aksa pun langsung menatap kearah tunjukkan sang Ratu, dia pun langsung menelan ludahnya gugup.

Dia tahu isyarat ini, yakni dia harus berjalan kesana ngarahin tangannya... Lalu hap! Isekai part 3 deh.

Aksa dengan hati-hati pun mendekat dengan gemetaran, sambil tetap berdoa.

Setelah sampai, dia pun dengan hati-hati mengintip ke tempat tidur bayi itu yang terdapat 2 bayi yang kemungkinan menurutnya umur 6-7 bulanan.

Aksa langsung ketemu dengan mata kiri berwarna merah sedangkan mata kanan berwarna emas, rambutnya hitam pekat, pipinya juga tembem banget, dan dia lagi gigit mainan kelinci. namanya Archen.

'ihhh gemoyyyyyy!'batin Aksa.

Aksa pun langsung melihat kearah bayi yang satunya, mirip sih dengan Archen. Tapi mata kirinya berwarna emas sedangkan mata kanan nya berwarna merah, rambutnya juga hitam pekat.

Dia lagi ngegerak-gerakin tangan mungilnya kayak mau mukul mainannya, tampangnya dingin sama galak nih. Namanya Archer.

'oke, ini tampangnya kek susah diatur. But, gemoyyyyyyyy!' batin Aksa.

Aksa pun mengigit pipi dalamnya karena terlalu kegemesan, sampe dia lupa. Kalau kedua bayi ini yang akan memutas kehidupannya!

"Kita akan meninggalkan anda untuk sementara disini, jika anda masih hidup. Anda approved untuk bekerja sebagai pengasuh pangeran."

Ucap sang Raja, Aksa pun segera menoleh dan membungkuk badannya hormat.

Setelah itupun, Raja dan Ratu Langsung menghilang seperti voucher logo Oren yang cepet habis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ELLIOTT'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang