Tahun Ajaran Baru

7.2K 230 9
                                    

Tahun ajaran baru dimulai, seperrti biasa dia pasti akan menempati posisi 5 besar sedangkan aku hanya dapat masuk 10 besar saja. "Apa yang salah dengan ku ? aku sudah belajar dengan sangat keras. Kenapa aku tidak bisa masuk 5 besar!!" aku berteriak di atap sekolah dengan sahabatku yang hanya tertawa melihatku seperti ini.
"Kenapa kau belajar mati-matian? Kurasa orang tua mu tidak memaksa dirimu?" ujar sahabatku dengan enteng. "Aku hanya ingin membuat mereka bangga".
"Cih" jawabnya dengan memalingkan mukanya dari ku.
Kriiiiinggg......
"Bel sudah berbunyi, ayo segera ke kantin lalu kembali ke kelas" ucapku sambil menarik lengannya
"Ya!! Aku bisa jatuh apa yang kau lakukan" teriaknya marah-marah
Aku berlari dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan 1 roti , karena baru teringat aku tidak membawa bekal. Setelah berebut makanan aku meninggalkan sahabatku sendirian di kantin.

Hari ini aku akan mengkuti namja itu , meskipun setiap hari aku melakukannya aku tak akan pernah bosan. Saat istirahat biasanya aku memakan bekal ku di taman sambil melihat dia sedang bermain bersama teman-temannya, setelah aku makan aku akan mengikutinya di perpustakaan dan melihatnya dari jauh yah bisa di bilang Secret admirer

Dia terlalu tampan dengan mata yang teduh suara halus dan kepribadian yang ramah. Tentu saja yang datang untuk melihatnya tidak hanya aku ada beberapa sekolompok gadis sampai membuat fansclub untuknya. Hadeh -__- aneh-aneh sekali. Dering suara ponselku mengagetkan seisi perpustakaan, begitu juga dia yang menoleh padaku dan berkata "Stt, jangan berisik ini perpustakaan" dengan senyum andalannya. Sekelompok gadis itu kini bagaikan kerang yang kepanasan karena senyuman dia.

Aku memutuskan keluar ruangan dengan hati berbunga mendapat senyuman darinya, tapi tetap memasang muka poker face agar mereka tidak tahu aku menyukainya bisa gawat, jika fans clubnya tahu. Akan ada pembullyan besar menimpaku nantinya.

"Yoboseyo, Suzy-ah mian" aku memulai dengan suara pelan agar Suzy yang notabe adalah sahabatku itu tidak berteriak di telinggaku.
"Ya!!!! Kau di mana ? bisa-bisanya kau menghilang dari kantin" teriakan Suzy seakan merusak gendang telinggaku. Aku menjauhkan telepon sebisa mungkin agar tidak terlalu mendengar teriakan Suzy.
"Ah, aku dari taman, aku akan segera ke kelas kita bertemu di sana ya" ujarku pelan lalu mematikan ponsel dan berlari sekencang mungkin menuju kelasku.

Aku melihat Suzy sudah berada di kelas dengan gayanya yang akan menendangku jauh. Aku masuk dengan perlahan-lahan lalu meminta maaf kepadanya.
"Suzy-ah mian," ujarku dengan sedikit menundukan kepala.
Suzy hanya menghela nafas dengan berat, lalu dia melingkarkan tangannya ke tangganku. Aku melihat senyumnya "Baiklah aku akan memafkanmu" katanya dengan sangat pelan.
Aku begitu senang hingga memukulnya dan membuat semua orang yang ada di kelas menoleh pada kami. Suzy juga adalah yeoja popular di sekolah, banyak namja yang mendekatinya untuk di jadikan yeojachingu. 

Kadang aku iri dengannya, dia memiliki wajah cantik, badan bagus, dan juga kepintaran. Tanpa bekerja keras seperti ku dia dapat meraih sepuluh besar bahkan lima besar dengan mudah. Aku dan Suzy sudah saling kenal sejak SMP.
Namun saat SMP hubungan kami kurang baik, aku dan dia bermusuhan sampai akhirnya kami di kurung di gudang karena tidak mau berbaikan. Sejak saat itu aku dan dia sangat dekat. Banyak yeoja yang iri dengan kedekatan kami bahkan tak jarang aku sering di bully, tapi Suzy selalu membantuku.

*******

Aku menghempaskan tubuhku di sofa. Eomma memarahiku untuk segera berganti baju. Dengan malas aku menaiki tangga menuju kamarku, bukan malah berganti baju aku malah menggulung diriku di kamar dengan selimut.

"Ttall, cepat ganti bajumu jangan malas-malasan"
"Nde, eomma"
aku melirik jam yang ada di meja sudah pukul 08.00 pm, lebih baik aku segera mandi dari pada eomma akan memarahi ku lagi.
Setelah mandi aku merapikan buku-bukuku dan membacanya sebentar sambil menunggu makan malam, biasanya aku yang akan membantu eomma memasak tapi karena eonnie akan kuliah lagi jadi dia berusaha menjadi anak yang baik di depan eomma ya agar uang sakunya di tambah.
"Ttal, cepat turun makan malam"
"Nde, eomma"
Aku segera turun, dan duduk di meja makan bersama eomma, appa, dan eonnie. Kami mulai membicarakan eonnie yang baru saja lulus dari Seoul University. Appa menyuruhnya untuk mencari kerja dulu dari pada kuliah lagi.
Tapi bukan eonnie namanya kalau tidak membantah, dia bilang akan kerja dan kulah bersama-sama hingga membuat eomma dan appa jadi pusing.
"Aku hanya bilang akan kuliah, tapi aku belum bilang akan kuliah dimana" ujar eonnie, kami semua hanya diam menunggu kelanjutannya
"Aku mendapat beasiswa untuk kuliah di Tokyo dan mendapat kerja disana" semua orang termasuk aku kaget dengan apa yang di katakan eonnie.

 Eonnie memang dikenal jenius dia hanya menyelesaikan kuliah S1nya 2 tahun setengah dan sekarang mendapat beasiswa. Seaindanya aku bisa sepintar eonnie aku tidak perlu belajar terlalu keras.

"Apa kamu sudah pikirkan keputusanmu?" Tanya appa pada eonnie.
"Nde, appa aku sudah memikirkannya dengan matang" kedua orang tua ku pun tersenyum seperti berkata bahwa eonnie sudah dewasa sekarang.
"Hey, bagaimana ini aku akan ke negeri yang ingin kau datangi" ujarnya sambil menyenggol ku. Aku hanya menahan amarahku.

"Kau harus banyak belajar agar bisa kuliah di Jepang sama dengan ku" –Merong-
"Sudahlah biarkan dongsengmu itu. Dia sudah bekerja keras untuk berada di posisi 10 besar" ujar appa membelaku.
"Ah tapi dia tidak bisa masuk 5 besar" kali ini eonnie mengeluh.
"Diakan masuk kelas A pasti sangat susah untuk bersaing biarkan saja dia" ujar eomma yang juga membelaku.
Makan malam di akhiri dengan tawaan, seperti ini lah keluargaku hanya saja akan berkurang satu orang dalam meja makan ini.
Setelah makan malam aku menuju kamar eonnie untuk memintanya mengajari pelajaran fisika yang tidak aku mengerti.
"Mintalah bantuan Suzy bukankah dia pintar"
"Eonnie kan tahu aku tidak pernah paham kalau di ajari Suzy"
"Minta teman sekelasmu atau sunbaemu saja" aku diam tidak menjawab perkataan eonni seolah aku mendapat hantaman hebat di hatiku. Eonnie sadar apa yang dia katakan, aku memang orang yang pendiam dan hanya bisa berteman dengan Suzy itu sebabnya aku tidak berani mendekati namja itu.
"Mianhe, baiklah mana yang tidak kamu mengerti?"

*** ******

Besok adalah keberangkatan eonnie ke Jepang. Aku benar-benar merasa kehilangnya. Aku menghabiskan waktuku menggambar manga di ruang club mangga sambil menunggu Suzy selesai latihan akido atau apa lah aku kurang mengerti.
Tanpa sadar aku mengambar namja itu. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Aku seperrti merindukannya. 

Terdengar suara berisik di depan tapi aku tidak terlalu memperdulikannya. Hingga seorang namja itu masuk ke dalam ruangan yang sama denganku.
"Sunbae, apa yang kau lakukan disini" tanyaku kaget kepada namja itu.
"Ah, aku hanya numpang bersembunyi dari kejaran yeoja gila" aku memperhatikan namja itu dengan seksama, sepertinya aku pernah melihat namja ini. 

Dia mendekatkan kepalanya lalu beralih dengan melihat manga yang sedang aku gambar. Nampaknya dia mengetahui siapa yang aku gambar.
"Ini Kai kan ?" Tanya dengan nada pelan.
Aku yeng tergagap langsung berkata tidak dengan sangat kencangnya tiba-tiba dia mendekapku dan menutup mulutku dengan tangannya lalu membisikanku dengan sangat pelan. "Bisahkah kau membantuku untuk tidak berisik" aku hanya mengangguk dengan sedikit ketakutan dengan kelakuannya tadi. Dia segere melepaskannya.

Yang ada di pikiranku sekarang adalah, rahasia terbesarku terbonggkar. Namja ini mengetahui bahwa aku menyukai Kai . Otokhe?
"Tenang aku tidak akan membocorkan rahasiamu" ujarnya seperti dapat membaca pikiranku.
Aku teringat bahwa namja ini adalah teman dekat Kai sunbae namun berbeda kelas. Namja yang popular karena permainan sepak bolanya yang membosankan    
"Siapa namamu?" tanyanya

"Anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi! Jadi sunbae tidak perlu tahu namaku" jawabku ketus, seraya merapikan kertasku untuk segera keluar dari ruanganku dan pergi meninggalkan namja itu.
Dengan kerasnya namja itu berteriak
"Baiklah, tapi biarkan dirimu mengetahui namaku. Namaku Xio Luhan"
Sapa yang akan suka dengan namja cantik dan lucu. Aku sangat membenci namja yang tidak gentle dan tidak seperti Kai sunbae.

Perbarui lagi nih :D 

semoga suka yah 



Sunbae SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang