Bagian Satu

18K 945 121
                                    

Gegaraning wong akrami

Dudu bandha dudu rupa

Amung ati pawitane

Luput pisan kena pisan

Lamun gampang luwih gampang

Lamun angel, angel kalangkung

Tan kena tinumbas arta

Aja turu sore kaki

Ana dewa nganglang jagad

Nyangking bokor kencanane

Isine donga tetulak

Sandhang kelawan pangan

Yaiku bageyanipun

Wong welek sabar narima*

*macapat Asmaradhana

Ada banyak hal yang harus dilihat di dunia ini, tentu saja pada zaman ini. Zaman kerajaan yang sangat erat kaitannya dengan jiwa tradisional dalam hati setiap orang. Masih ada kokok ayam di luar sana yang menggema setiap pagi seolah alarm yang memberikan keterangan dan simbol pergantian hari. Tak ada jam, tak ada alarm HP, tak ada mesin, tak ada alat elektronik. Hanya ada senyum, gotong-royong, tawa, gubuk di setiap desa, pasar yang ramai sejak pagi buta, dan ada sebuah istana di puncak bukit sana. Istana megah yang sangat indah, yang terbuat dari tanah liat keras dengan kekuasaannya yang sangat besar dan hebat. Istana kuno dengan ukiran-ukiran indah di setiap kubahnya, di setiap dinding, dengan prajurit dan dayang yang setia mengabdi.

Kerajaan Martopaja. Sebuah kerajaan dengan kekuasaan yang sangat besar dan dipimpin oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana, dengan seorang permaisuri yang keibuan dan mengayomi rakyatnya, juga dengan seorang pangeran yang sangat tampan. Dari luar kerajaan Martopaja terlihat luar biasa, namun sebenarnya ada hal yang disembunyikan oleh keluarga kerajaan. Sebuah luka dan cacat yang harus mereka tutupi, bahkan penasihat kerajaan pun tak mengetahui akan hal ini. Hanya raja, permaisuri dan putra satu-satunya mereka yang mengetahuinya. Karena ini aib! Aib kerajaan yang tak akan mereka sebarkan karena aib tersebut harus disembunyikan, bahkan tembok pun tak boleh tahu. Kerjaan tersebut memiliki banyak musuh, dan aib itu juga harus mereka simpan, karena musuh suatu saat nanti pasti akan mengintai kerjaan Martopaja untuk dikuasai. Hal yang sederhana, namun sangat penting untuk dilakukan.

Pangeran kesayangan mereka adalah pribadi yang sangat dingin, tak pernah memperdulikan hal sekitarnya. Kesehariannya dia habiskan dengan melamun di kamar mewahnya, berdiam diri di bangku taman tanpa seorang pun yang berani mengusiknya. Asmapaja, nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Wajahnya tampan, badannya gagah, dan banyak pinangan dari kerajaan tetangga yang menginginkan sang pangeran untuk menjadi menantunya. Sayangnya, hati sang Pangeran seolah telah terkunci untuk selamanya, bahkan Ibundanya tak mampu mencairkan es beku di hatinya. Padahal dulu sang Pangeran adalah pribadi yang hangat dan ceria, hingga muncullah hari itu, hari dimana dia harus kehilangan senyum dan tawa dari bibir mungilnya. Cerita masa lalu yang menghancurkan dunia kecilnya yang bahagia....

Cerita itu akan terus ditutupi oleh pihak kerajaan, dan saat ini bukan waktu untuk membahas masalah itu karena ada seseorang lain yang perlu untuk dibahas pada bagian ini...

****

Matahari pagi mulai terbit di ufuk timur. Kokok ayam terdengar bersahutan, seolah menjadi penanda wajib setiap pagi yang selalu bertugas untuk membangunkan seluruh penduduk kerajaan Martopaja. Kerajaan yang kuat dan berkuasa itu membunyikan lonceng paginya, rutinitas di kerjaan itu. Gema lonceng di puncak bukit terdengar hingga seluruh desa. Pasar mulai ramai, penduduk mulai sibuk dengan aktivitas paginya, anak-anak masih tertidur di dipan kayu rumah masing-masing. Namun di salah satu rumah, seorang remaja pria berusia sekitar tujuh belas tahunan sedang meringkuk kedinginan di salah satu bilik rumahnya.

Moonstar (SERIES - BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang