8

1.5K 160 3
                                    

chapter ini ada ceritanya (bukan chat saja) sorry for typos anyway xx random mulmed yes.

( BBM 17:38 pm )

Calum : ash

Calum : PING!!

Ashton : apa

Calum : luke suka sama lauren

Ashton : tau darimana?

Calum : dia kasih tau aku ash, bagaimana ini?

Ashton : kelly?

Calum : kan mereka fake dating

Ashton : oh iya, emang kenapa jika luke menyukainya ?

Calum : err aku tak tau ash namun kurasa aku menyukainya juga.

Ashton : apa maksudmu cal?

Calum : err bagaimana ya.. pokoknya aku itu duluan dm Lauren.

Ashton : kau tau Cal?

Calum : apa?

Ashton is writing a message..

Calum : ko lama?

Ashton : aku gak bisa bantuin kamu buat ngedapatin Lauren cal maaf.

Calum : MENGAPA? KAU MENYUKAINYA?

Ashton : bukan itu maksudku cal.

Calum : JADI APA?

Ashton : aku telpon kamu saja ya

Calum : y

Ashy is calling...

"Apa?"

"Maaf cal aku gak bisa bantuin"

"Mengapa? Kau suka dia?"

"Bukan seper-"

"JIKA KAMU SUKA LAUREN BILANG SAJA ASH"

"Gak lah cal"

"Lalu apa?"

"Sudah kubilang kan tadi Luke yan-"

"LUKE LAGI LUKE LAGI"

"BERHENTI BERTERIAK CALUM THOMAS HOOD"

"....."

"Aku kecewa kepadamu cal sangat kecewa, Luke memberi tahu bahwa ia tertarik pada Lauren lalu kau suka juga?"

"Tapi aku duluan yang mengenalnya"

"Itu salahmu bodoh, jika kau suka padanya mengapa tidak dari dulu? Walaupun kau meminta-minta kepadaku untuk mendapatkan Lauren tidak bisa cal tidak bisa"

"Kau memilih Luke daripada aku ya?"

"Fvck bukannya aku memilih lu-"

"LALU APA ASH!"

"Ngerti tidak usah berteriak?"

"Maa-"

Ashy end the call..

Sialan, Ashton kesal ralat marah besar kepadaku.

Lauren's POV

"KAMU!"

"KAMU!"

Aku tak percaya siapa yang kutemui, kau tau siapa?

Ya dia adalah Ross, mantanku dulu.

"Ross? apa yang kau lakukan disini?" tanyaku. "Aku yang harusnya bertanya Lauren, apa yang kau lakukan disini?"

"Kau temannya Niall?" Ross melihatku aneh. "Niall? Niall siapa? aku tidak mempunyai teman bernama Niall"

Sialan, Niall membohongiku.

"oh begi-"

"Bro disini!" ucapanku terputus oleh ucapan Ross. Aku menatapnya dengan tatapan apa-apaan-kamu?

Pria berambut pirang, sama persis dengan Ross bedanya gaya rambutnya. "Bro kenalin ini man- maksudku temanku, Lauren"

Pria itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum. "Hey Lauren"

Astaga apakah itu LUKE?

"Luke? kamu Luke kan?" tanyaku dengan menahan senyumku.

"Kalian sudah berkenalan? baguslah berati aku tak perlu mengenalkannya lagi" kata Ross sambil menyeruput kopinya. "Akhirnya kita bisa bertemu Lauren" Luke tersenyum.

<skip>

"Makasih ya udah nganterin aku" kataku sambil tersenyum kepada kedua pria pirang di depanku.

"Tentu saja Lauren, aku pergi dulu ya, Stacy menanyakanku mulu dah" pamit Ross sambil melambaikan tangannya.

Stacy adalah pacar baru Ross, aku sudah bertemunya sekali, dia sangat baik. Pantas saja Ross menyukainya.

"Err Lauren, keluargamu ada di rumah?" tanya Luke tiba-tiba.

"Ini apartemenku Luke" Aku memasukan kunci ke pintu apartemenku.

"Masuklah" ajakku dan Luke masuk ke ruangan.

"Aku akan menyiapkan makanan, kau bisa duduk di sofa itu Luke" kataku sambil tersenyum.

Aku mencari makanan dan tidak ada satupun makanan di kulkas, akhirnya aku menelpon pizza.

"Luke?"

"Ya?"

"Stokku lagi habis, beli pizza saja ya?" Luke mengangguk.

Aku memesan pizza setelah itu duduk di sebelah Luke dan menyetel tv yang berada di depan kami.

Kami mengobrol seperti kami sudah berkenalan lama. Saat pizza datang kami memakannya, yang paling banyak makan adalah Luke.

Ponsel Luke berdering dan ia mengangkatnya. Ia berdiri dan menuju ruangan lain, sementara aku diam di tempatku, pura-pura menonton padahal aku memikirkan siapa yang menelpon Luke.

Luke's POV

Sialan, kenapa ponsel ini harus berdering sih. Saat melihat namanya aku sudah kesal sendiri, Michael menelponku.

"Apa?"

"Luke kau harus kesini! ASAP!"

"Kenapa?"

"Pokoknya kamu harus kesini! Gak boleh bilang no dadah"

"Ap-"

Aku mendengus dan melihat sekeliling, ini adalah kamar Lauren. Kamarnya classy, tumblr-ish, simpel.

Aku melihat dinding penuh dengan foto-foto, mataku tertuju dengan foto Lauren bersama dengan laki-laki, ia mencium pipinya.

Luke kau harus positif, mungkin itu mantan atau sahabatnya. Mataku tertuju ke sebuah foto palaroid dengan foto dirinya tertawa.

Entah mengapa bibirku tertarik ke atas, aku mengambil foto itu dan menyimpannya di kantung celanaku.

"Luke!"

"Iya aku akan kesana"

Aku berjalan keluar dari kamar dan melihat Lauren menangis memegangi hidungnya.

"Astaga! Apa yang terjadi Lauren!"

-

so sorry for late and short update, gue sibuk anet maap yes.

gimme some voments pls? Anyways thank u for reading my book until know, you r da real mvp bb.

direct message → lukehemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang