Chapter 2

855 32 4
                                    

"there are only two times when i want to be with you.... Now, and Forever..."

Bintang meletakkan handphonenya, sebelum dia mengecek kembali penampilannya. Malam ini Bastian mengajaknya dinner. Sudah 3 bulan dia pulang ke Indonesia, dia melepas rindu dengan orangtuanya, teman-temannya, dan juga Bastian. Dia juga waktu itu sempet diajak liburan ke Bogor selama 3 hari, bertemu sama orangtuanya Bastian dan Tania, sambil memberikan mereka oleh-oleh yang dibawanya dari Amerika.

Hubungan Bintang dan keluarganya Bastian sudah cukup dekat, karena dulu Bastian sering mengajaknya bertemu dengan keluarganya. Dia pun tersenyum saat dia mengingat pertama kali dia bertemu dengan keluarganya Bastian, keadaannya canggung. Untungnya keluarga Bastian sangat ramah dan humoris, sehingga dapat mencairkan suasana.

"Bintang... Bastian udah dateng sayang.." Bintang mendengar panggilan dari mamanya. Dia pun langsung mengambil tas kecilnya, sekali mengecek penampilannya di cermin dan akhirnya keluar dari kamarnya.

Bintang melihat Bastian sedang menunggunya sambil mengobrol dengan mamanya. Ketika Bintang keluar Bastian langsung menoleh dan tersenyum.

"Udah siap, Bee?"

"Udah. Pergi sekarang?" tanya Bintang.

Bastian mengangguk. "Yuk.." jawabnya. Bastian pun berdiri. "Tante, kita berangkat dulu ya.." lanjut Bastian sambil berpamitan.

"Oke, take care ya.." jawab mamanya Bintang.

"Ma, aku berangkat ya.." Pamit Biintang.

"Iya, hati-hati sayang" ucap mamanya Bintang sambil memeluk Bintang.

Mereka keluar dan langsung menuju ke mobilnya Bastian. Bastian membukakan pintu mobil untuk kekasihnya itu.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka. Mereka dinner di sebuah café and resto yang suasananya cozy.

Mereka makan sambil mengobrol-ngobrol. Setelah selesai menikmati hidangan utama. Tidak lama Dessert mereka sampai.

"Enak yah dessertnya Bas.."

"Iya, enak banget.." kata Bastian.

"Emm, Bee.."

"Iya Bas, kenapa?" tanya Bintang.

Sekilas Bastian seperti ragu ingin menyampaikan maksudnya. Tetapi akhirnya dia meyakinkan dirinya.

"Emm, kamu mau nggak kalau aku ajak kamu hiking?" Bintang langsung berhenti menikmati dessertnya. Sebelum akhirnya menatap Bastian dengan penuh rasa ketertarikan.

"Wahh, mau Bas.. Emang kita mau hiking kemana?" tanya Bintang bersemangat.

"Ke gunung gede, tracknya gak sulit kok untuk pemula, kamu pasti bisa deh.." jelas Bastian, Bintang merasa sangat tertarik. Jujur dia belum pernah sama sekali melakukan pendakian gunung. Ini merupakan suatu hal yang baru menurutnya. Tetapi sesaat dia ragu.

"Emm, emang kamu pernah naik gunung ya Bas?" tanya Bintang ragu. Bastian yang mendengar itu langsung kaget, dia tidak ingin membohongi Bintang, tetapi gengsi dia sebagai laki-laki membuat dia akhirnya berbohong.

"Eh? Oh.. pernah lah beberapa kali, dulu kan waktu kuliah temen aku banyak yang anak gunung gitu kan? Nah mereka dulu sering ngajakin aku gitu, Bee.." Bintang pun mengangguk-angguk mendengar perkataannya Bastian, sama sekali tidak menyangka kalau Bastian sedang berbohong.

"Oh gitu, bagus deh. Jadi kamu bisa ngelindungin aku. Soalnya aku takut Bas, aku pernah dulu denger mitos katanya kalo di gunung Gede itu tempat bersemayamnya Eyang Suryakencana, dia itu anak dari penguasa Cianjur yang menikah dengan seorang jin perempuan. Eyang Suryakencana ini disebut-sebut sebagai penguasa jin daerah tersebut. Terus orang-orang suka nuntut ilmu gitu Bas."

The Last Port of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang