Queen chap 1 (Kamu Siapa?)

1.3K 4 0
                                    

Aku masih menggeliat di kasur ku, enggan untuk membuka mata apalagi untuk bangun dari tempat tidurku, padahal aku tau hari sudah pagi. Kemudian aku mendengar seseorang masuk ke kamarku. Aku pura-pura tidur, aku masih sangat-sangat mengantuk.

“ayolah, saya tau kamu sudah bangun Al”, kata suara lembut, tapi kaku. Ini mama ku. Mama membuka gorden jendela kamarku, sinar matahari langsung masuk ke kamar dan menyilaukan mataku.

“uh, mama… 5 menit lagi ya…” rajuk ku

“tidak. Tidak ada. Pagi ini saya akan kembali ke Jepang. Tidakkah kamu ingin sarapan bersama saya sebelum saya kembali?” mama benar-benar mengesalkan, entah kenapa dia begitu kaku dan selalu menggunakan bahasa baku, resmi, menggunakan kata ganti saya-kamu, bahkan sama anaknya sendiri. Eits bahkan sama papa juga.  Tapi aku sangat menyayangi orang ini. Mama adalah orang Jepang, walaupun sudah menikah dengan papa dan memiliki aku, dia tetap tinggal di Jepang karena dia bekerja disana. Dan sebulan sekali dia ke Indonesia untuk menjenguk aku dan papa. Sedih rasanya kalo mama harus kembali ke Jepang lagi, aku pasti akan merindukannya lagi.

“jangan pulang sekarang deh ma… pliss”

“tidak bisa. Saya banyak pekerjaan disana. Saya akan menelepon kamu tiap hari kalo perlu. Sekarang kamu mandi dan berpakaian sekolah. Ini tahun ajaran baru bagimu bukan? Saya tunggu kamu di bawah untuk sarapan” aku mengangguk dengan wajah kecewa. Selalu ada ketegasan dalam nada suara mama sehingga aku selalu menurut pada mama. Ya, hari ini aku kelas 3 dan ini adalah hari pertama aku masuk sekolah lagi. Males banget rasanya.

“pagi pa, ma..” sapaku di ruang makan

“oh… my queen… met pagi sayang. Tidurmu nyenyak my queen?” nah ini papa ku. Jangan kaget, dia kebalikan dari mama ku. Istilah nya apa yaa, ‘lebay ’ mungkin, hehe. Dia selalu memanggil ku ‘my queen’, sungguh menyebalkan sebenarnya karena gara-gara papa ini, hampir semua orang di sekolah ku sampai guru-guru dan kepala sekolahnya memanggil ku ‘queen’.

“kenapa cemberut my queen?” tanya papa. Aku malas menjawabnya, hanya menoleh ke arah mama yang dengan tenang mengolesi rotiku dengan selai coklat

“oh, my queen, jangan sedih… bulan depan kamu masih bisa ketemu mamamu kan?”

“tapi itu kan masih lama papaaaa”

“cepat duduk dan makanlah Al. sebaiknya tidak berbicara selagi makan. Dan kamu Surya, jangan selalu memanjakan anakmu seperti itu,” papa mengangguk. Hei hei papa, jangan pasang wajah seperti itu dong, itu kan menjijikan. Seperti anak kecil yang ketawan berbuat salah dan dimarahi orang tua nya, oh kasihan sekali papa ku.

Selanjutnya semua sarapan dalam diam. Di sekeliling kami ada sekitar 5 pelayan yang siap melayani meja makan. Ketika keluar rumah, 2 pelayan membungkuk membukakan pintu, dan 3 mobil sudah berjejer di depan rumah dengan sopirnya yang membungkuk ke arah kami. Hebat bukan? Hoho.  Aku harus cerita tentang diriku, tapi aku bingung mulainya darimana…

Oke, dimulai dari nama ku. Namaku Ratu Allea Anggara. Itulah mengapa di panggil ‘queen’ oleh papa dan semua orang di sekolah. Tapi ada alasan lain selain dari nama ku itu sehingga aku disebut ‘queen’. Karena aku memang layaknya seorang queen, aku memiliki segalanya. Oh aku memang tidak terlalu cantik, juga agak bodoh dalam pelajaran, dan aku termasuk pendek dibanding teman-temanku yang lain (aku lebih suka menyebut diriku mungil). Mata ku sipit dan kulit ku putih, jelas menurun dari mama ku. Tapi aku selalu di hormati dimanapun aku berada layak nya seorang queen. Ini semua karena posisi papa ku…

Papa ku Surya Anggara adalah seorang Pejabat Menteri, dia juga mendirikan sebuah Yayasan sekolah yang dinamai Yayasan ANGGARA yang diambil dari namanya sendiri. Sekolah ini terdiri dari mulai TK-SD-SMP-SMA-sampe UNIVERSITAS. Kebayang ga gedenya sekolah ini kaya apa. Dan yang sekolah disini hanya orang-orang menengah ke atas. Karena biaya sekolah ini sangatlah mahal. Dan aku sudah bersekolah disana dari mulai TK sampe sekarang SMA, makanya ga aneh kalo aku dipanggil ‘queen’. Bisa dibilang aku memang queen-nya di sekolah ini. Intinya ga ada yang ga kenal aku di sekolah ini, dan aku di puja layak nya seorang queen.

Aku menikmatinya? Ga juga. Karena aku selalu diikuti orang-orang berjas menyebalkan yang disebut bodygurd. Dari kecil aku selalu dijaga mereka, dan aku tak pernah tau nama mereka, aku biasa menyebut mereka BG1, BG2, BG3, dan seterusnya. Sekarang sih masih mending, mereka Cuma nunggu aku sampe depan gedung SMA di sekolah ku. Kalo waktu aku kecil, mereka sampe ikut ke dalam kelas aku, bahkan aku di ikutin sampe toilet, gimana ga nyebelin coba.

“itu, itu tuh queen”

“mana?”

“itu, yang pendek sipit”

“di belakang nya siapa sih? Serem-serem amat”

“itu bodyguard nya tau”

“ih belagu banget ya, ke sekolah aja pake bawa bodyguard segala”

“katanya sih dia paling bego di sekolah ini”

“eh, tapi dia cantik, imut lagi”

“ih itu sih pendek”

Hei hei, aku denger tau. Dan jangan sebut aku pendek dan bego. Ihh nyebelin banget, gini nih kalo jadi seleb pasti kemana-mana diomongin, dan mereka ga berusaha ngecilin volume suara mereka. Ah tapi aku sudah terbiasa dengan itu. Yah, ini sekolah ku. Gedeeeeeee banget. Gimana enggak ,dari TK sampe Universitas  semuanya ada, walaupun tiap gedung sekolah misah-misah, tetep aja dalem satu kawasan, jadi ga aneh kalo ada anak TK yang nyasar di gedung SMA.

Aku terus berjalan ke gedung SMA yang letaknya paling jauh dan paling ujung, aku tidak mempedulikan bisik-bisik yang ngomongin aku sepanjang jalan ini. Tapi kemudian seseorang menabrakku, buugghh. Kencang sekali, sampe aku jatuh terjerembab. Ya ampuuun banyak yang liat, malunyaaaa. Apalagi rok sekolah ku agak tersingkap. Siapa sih yang nabrak aku?

“maaf, maaf aku ga  sengaja, aku buru-buru tadi” buset deh, penampilan orang ini benar-benar lusuh dan kuno, alien nyasar dari mana nih?. Aku benar-benar marah, dan si BG1 membantuku bangun dan menatap orang yang menabrakku itu dengan muka sangar. RANGGA ADYAN. Aku membaca badge nama yang tertempel di dada orang yang nabrak aku itu.

“baik. Nama kamu Rangga Adyan kan? Jangan tanya aku tau darimana nama kamu, pokonya aku tau” plis deh Al, itu kan omongan yang ga penting, langsung aja ke pokok masalahnya. Dan orang itu cuma bengong aja menatap ku.”kamu udah nabrak aku, dan aku akan mengingat nama kamu. Kamu akan membayar semua ini!” bentakku galak.

“bayar? Tapi aku ga punya uang…” kata rangga dengan muka memelas

“ga… ga punya uang? Bo’ong kan, kamu pasti punya uang kan?” kataku. Loh loh, bukan ini maksud ku, aku kan ga butuh uang. Aku ini kenapa sih, siapa sih yang bego disini

“aku memang ga punya uang. Nih lihat dompetku aja kosong kan? Aku juga belum bayar uang sekolah” yah dia malah curhat. Woi ga usah curhat dong

“hah?” lagi-lagi aku bingung sama orang ini, ngapain sih, aku jadi kaya preman yang lagi meres anak kecil

“aku bener-bener minta maaf, kamu pasti preman cewek yang suka minta-minta uang ke  anak-anak sekolah orang kaya ini kan?  Dan kabarnya dia selalu membawa pasukan nya yang keji, kaya orang-orang dibelakang kamu itu kan, aku benar-benar minta maaf” kata dia sambil membungkuk ala orang Jepang. what?? Dia bilang aku preman! Apa tampang aku mirip preman!

“kamu alien ya? Ngaku!” aku benar-benar maksa. Kenapa ya, arah pembicaraan ini jadi ga jelas dan ga penting kaya gini. Abisnya bener-bener ga percaya ada orang yang ga kenal siapa aku, malah menyebut aku preman cewek. Huh.

“hah?” dia bengong lagi. Uh ni anak oon amat sih, padahal keliatan dari mukanya kaya orang pinter. Buktinya dia pake kacamata tebel dan bawa buku berat-berat. Huh penampilan memang bisa mengelabui. Don’t judge a book by it’s cover.

“kamu…. Bener-bener ga tau siapa aku???” kata ku benar-benar kesal

“loh, memangnya kamu siapa?”

“zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz”

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang