Queen chap 5 (Make Over)

446 6 0
                                    

Aku tidak bisa tidur malam ini, aku memikirkan pembicaraanku dengan alien. Dan aku tak pernah bisa ngerti orang itu, terkadang dia nyebelin, terkadang dia benar-benar manis. Tapi yang ku tau, dia selalu tersenyum dan tertawa apapun yang terjadi. Aku punya ide, dan aku akan menjalankan ideku itu besok pagi.

Esoknya, sesampainya aku di sekolah aku mencari alien. Tapi masalahnya… aku ga tau dimana kelas nya. Payah Al. sebaiknya aku Tanya orang deh.

“hei bisa numpang Tanya?” Tanya ku ke orang tak di kenal

“ya queen, kamu mau Tanya apa?” aku ga aneh dia tau nama panggilan aku

“kalo kelasnya Tangga Keteteran dimana ya???”

“……………..”

Ini orang ketiga yang aku tanyain, tapi sama hal nya kaya anak-anak yang lain, dia Cuma bengong. Udah deh aku nyerah. Bentar lagi juga aku masuk, mendingan aku buru-buru ke kelas aku. Tapi di perjalanan aku liat alien itu, dia ada di kelas XII IPA 3. Ko aku bisa bego gini sih, dia kan pinter, sudah pasti dia ada kelas IPA.

Aku lihat dia lagi ngobrol dengan Tisa, aku kenal Tisa karena dia adalah ketua OSIS SMA, dan kudengar dia cewek yang bener-bener pinter. Pantes aja alien semangat banget keliatannya ngobrol sama Tisa, mukanya juga keliatan berseri-seri.

Teng-teng-teng. Bel udah bunyi. Mungkin nanti aja aku ngobrol sama alien nya. Aku buru-buru lari ke kelas aku. Untung aja gurunya belum ada, tapi tetep aja aku ngos-ngosan.

Pulang sekolah, seperti biasa alien udah nunggu di parkiran. Dan kita diem-dieman di mobil sampe ke tempat tujuan kita. Pak sopir udah aku kasih tau sebelumnya kalo kita ga akan langsung ke rumah, aku akan ke suatu tempat dulu.

“Al, kenapa kita kesini? Bukannya kita mau ke rumah kamu?”

“iya, tapi sebelumnya aku mau beli sesuatu dulu, ayo turun ikut aku”. Dia keliatan bingung tapi tetap mengikuti aku di belakang aku. Pertama-tama aku mengajaknya ke salon langganan aku. Aku meminta hair stylist untuk memotong rambut alien dan mencucinya. Awalnya alien ga mau dan marah-marah , tapi setelah kupaksa akhirnya dia mau. Setelah selesai aku hampir tidak mengenalinya. Dia tampak berbeda. Lebih rapih dan… manis.

“aku ga tau kenapa kamu melakukan ini kepadaku Al…”

“kamu kan gurunya Ratu Allea Anggara, aku rasa kalau kamu lebih rapih kamu bakalan lebih pantes jadi guru aku”

“huh dasar ratu sombong”

“aku denger tau”

“emang sengaja biar kamu denger. Udah yu sekarang waktunya kita belajar”

“eits, bentar. Ikut aku…”

“kemana?”

“udahh, ikut aja”

Aku membeli sesuatu, dan kemudian kami naik mobil lagi ke rumah aku. Sesampainya di rumah kita belajar seperti biasanya, sampai waktunya pak sopir mengantar alien pulang.

“alien…”

“Rangga Al, panggil aku Rangga… bukan alien”

“mmmh, Rangga…”

“ada apa?”

“ini, seragam baru. Kamu pake ini ya. Seragam yang kamu pake udah terlalu lusuh” aku menyerahkan sebuah bungkusan ke alien.. eh, Rangga. Dia tersenyum dan mengangguk. Dia manis sekalii.

“satu lagi…”, kataku sebelum Rangga melangkah pergi

“apa?”, katanya. Dan aku membuka bungkusan di saku rok ku. bungkusan itu lebih kecil, aku mendekat ke arah Rangga dan melepas kacamatanya yang udah rusak. Deg. Lagi-lagi perasaan aneh ini, tapi aku harus menahannya. Aku membuka bungkusan itu, di dalamnya ada softlens, dan memasangkannya ke mata Rangga. Kita begitu dekat. Dekat sekalii. Rasanya jantungku bisa berhenti berdetak kapan aja.

Kemudian Rangga menarik tanganku dan mengambil bungkusan itu, “aku bisa memasang ini sendiri Al… terimakasih buat semuanya ya Al, aku pulang dulu” dan dia melangkah pergi masuk mobil. Aku terus mematung di pintu, bahkan ketika mobil yang membawa Rangga sudah pergi. Aku merasa aneh, aku belum pernah merasakan perasaan ini. Aku benar-benar sakit perut, melilit, kepalaku pusing, mual, dan jantungku berdetak sangat  cepat.

Esoknya… aku sakit. 

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang