4

2.1K 188 15
                                    

Mungkin ini tidak seperti yang aku pikirkan ... Tapi ini seperti apa yang telah kuduga

Nomura Kenta


"Aku membenci Darah. Aku sangat membenci Darah" Kata-kata tersebut selalu mengulang dikepalaku. Sejak Rui mengatakan hal aneh itu padaku, aku tidak berhenti bertanya pada diriku sendiri tentang maksud sebenarnya dari kata-kata tersebut.

Membenci darah adalah sesuatu yang wajar menurutku. Terkadang, orang juga memiliki fobia ketika ia melihat darah. Namun mengapa Rui harus menyembunyikan hal tersebut padaku, itu bukan sesuatu yang harus ia tutup rapat-rapat padaku.

Dan lagi, hal semacam apa yang harus aku lakukan jika suatu hari aku mendapati Rui melihat darah ? apa yang akan terjadi jika Rui melihat darah ?. mungkinkah dia akan jatuh pingsan ? atau ... ketakutan ? itulah mengapa Rui memintaku untuk membantunya jika hari itu datang. Aku benar-benar tidak mengerti !

Tapi ... tampaknya hari itu datang lebih cepat dari apa yang kupikirkan.

Setelah pelajaran olah raga. Semua anak-anak tampak kelelahan di dalam kelas, kebanyakan dari kami semua mencoba mencari kesempatan untuk istirahat, sebelum bel pelajaran selanjutnya di mulai. Aku hanya berdoa dalam hati, agar tidak ada satupun guru yang masuk. karena entah mengapa, olah raga kali ini benar-benar menguras tenaga.

Aku masih mendengar keributan di dalam kelas, teriakan-teriakan kelelahan dari teman sekelasku, Meskipun mataku terpejam di meja belajarku. Aku tidak perduli dengan kebisingan yang ada. Aku hanya perlu mengistirahatkan tubuhku sejenak sebelum memulai belajar lagi.

Namun, aku tiba-tiba dibangunkan oleh teriakan seseorang. Aku menatap ke sekeliling kelas, mencari tau siapa yang berteriak dan alasan mengapa dia berteriak. Dan kemudian, ketika aku berdiri dan melihat teman-temanku menatap pada salah seorang teman sekelasku, Miura. Aku melihat Miura dengan terkejut. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya, tapi mataku melihat begitu banyak darah mengalir di kaki kanannya.

Aku menebak bahwa dia jatuh ketika olah raga tadi. Hanya untuk beberapa saat aku masih nampak shock di mejaku. Bukan karena aku benar-benar perduli padanya, tapi lebih kepada darah yang keluar dari luka di kaki kanannya begitu banyak. Aku bahkan pusing melihatnya. Namun, Miura tampak tidak merasakan apapun, ya ... Miura memang dikenal sebagai siswa nakal yang suka berkelahi. mungkin, darah sebanyak itu tidak berarti apa-apa untuknya. Kecuali untuk .... Rui ....

Aku baru menyadari bahwa apa yang terjadi saat ini adalah apa yang seharusnya menjadi peristiwa penting untuk Rui. Ini adalah sesuatu yang harus dihindari olehnya. Aku tidak tau pasti apa yang akan terjadi jika Rui melihat darah dari kaki kanan Miura, tapi yang harus aku lakukan sebagai sahabat adalah menolongnya, menghindarinya dari Miura.

Mataku dengan cepat mencoba mencari dimana posisi Rui saat ini. kelas begitu ramai, dan aku sedikit panik sehingga tidak bisa dengan cepat menemukan Rui. Namun, aku berjalan melewati teman-teman sekelasku yang masih sibuk dengan Miura, dan kemudian menemukan Rui sedang menatap serius penuh dengan kemarahan pada Miura.

Aku sadar ini adalah apa yang akan menjadi jawaban atas segala pertanyaanku padanya. Untuk sejenak, aku bukan berlari dan menolongnya. Aku masih diam di tempatku, seolah aku lebih ingin tau dengan apa yang terjadi, dibandingkan menolongnya dari sesuatu yang bahkan aku belum tau.

Rui ... aku sungguh ingin melihat apa yang akan terjadi, jika kau melihat darah ...

Aku masih menatap dan menonton Rui dari jauh. Aku sungguh tidak tau bahwa aku benar-benar kelewatan saat ini. di satu sisi aku ingin berlari padanya dan melakukan apa yang ia minta saat itu. Tapi di sisi lain, aku ingin melihat ... aku sungguh ingin melihat apa yang akan terjadi.

BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang