Dear Future Husband,

507 20 1
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb,

Hai kamu, yang lagi membaca surat ini penuh dengan rasa ingin tahu. Aku tidak tahu apakah kamu menemukan surat ini secara sengaja atau tidak, tapi aku senang pada akhirnya kamu dapat membaca surat ini.

Sekarang adalah tahun 2015, aku masih remaja, masih duduk di bangku sekolah. Mungkin kamu pada tahun ini sudah lulus sekolah atas atau sedang kuliah, aku tidak tahu.

Terima kasih telah menerimaku apa adanya, terima kasih telah mendampingiku tanpa keluh. Aku akan selalu berada disampingmu, kok.

Aku juga akan setia menunggumu pulang kerja lembur, aku juga akan mendampingimu disaat kamu sedang sakit, aku juga akan setia untuk berada dibelakangmu saat kamu menjadi imam didepanku memimpin shalat lima waktu.

Maafkan aku yang mungkin sering sekali marah, maafkan aku yang mungkin sering sekali melalaikan pekerjaan rumah, aku minta maaf.

Eits, tapi aku akan tetap penjadi pendukungmu nomor satu di seluruh dunia! Aku akan tetap berada disampingmu disaat kamu membutuhkan aku.

Aku juga akan memaklumi jika pada hari Minggu kamu malah ngebo. Aku tidak akan pernah menuntutmu untuk menjadi seseorang yang tidak kamu sukai. Tidak pernah.

Aku akan berusaha menghiburmu disaat kamu ada masalah dengan pekerjaanmu. Aku akan berusaha untuk memahamimu disaat kamu sedang bermasalah dan tidak dapat mendeskripsikan hal tersebut.

Disaat aku menulis surat ini, aku sedang menyiapkan diri, menata jalan menuju masa depan, menyiapkan segalanya, meniti cita-cita, semuanya agar siap denganmu. Aku tidak tahu apa aku mengenalmu saat aku menulis ini atau tidak.

Aku bukanlah tipe istri ideal, percayalah. Aku tidak bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar, jadi kuharap kau dapat dengan sabar mengajariku. Aku juga seseorang yang dapat dikatakan open minded, jadi pahamilah aku, disaat aku mengeluarkan opini yang jauh berbeda. Bimbinglah aku, karena kau adalah pemimpin keluarga. Aku harap kau sudah mengetahui seluruh kekuranganku sebelum pada akhirnya, memutuskan untuk menjadikan aku pendamping terakhir mu.

Aku juga berharap kamu dapat menerima fakta bahwa, aku tidak dapat memberimu keturunan. Maafkan aku jika aku tidak dapat mengabulkan mimpi-mimpimu tentang anak-anak.

Aku akan selalu memberi segala kasih dan sayang, seluruh waktuku, seluruh tenagaku, kepadamu.

Maafkan juga jika nanti aku masih belum bisa masak seperti yang kau harapkan, maaf. Tetapi aku akan belajar untuk memasak, kok.

Tapi, aku bukan ibu rumah tangga full-time. Aku juga akan bekerja. Aku akan menjadi ibu rumah tangga ketika berada dirumah, tapi aku juga tentu akan bekerja. Kau tidak bisa memaksaku untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.

Ketahuilah, sedari dulu, aku ingin menjadi seorang pilot. Pilot pesawat tempur. Jadi aku merupakan wanita yang tahan banting, aku juga mempunyai mental yang kuat.

Apabila saat kamu membaca ini dan aku bukan pilot pesawat tempur, atau bukan pilot sekalipun, aku juga tetap tidak mau untuk jadi ibu rumah tangga.

Aku juga akan mendengarkan mu disaat kamu bercerita mengenai hal-hal yang kamu sukai, meskipun mungkin aku tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut.

Maaf juga bila aku terdengar egois, tapi ini juga demi kebaikan kita agar tidak menjadi masalah dalam hubungan kita.

Mungkin sekian saja, aku harap kamu sudah meneguhkan hati untuk membangun surga bersamaku. Aku harap juga kamu siap untuk menerima segalanya tentang aku, karena aku siap menerima segalanya tentang kamu.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Future Husband,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang