Part 4 :
Membuka twitter dan ku buat satu tweet baru. Tweet yang mengekspresikan hatiku saat ini. Demi pakaian bergaris milik Louis, ini berlebihan! Aku seperti seorang wanita yang ditinggal dengan keadaan hamil oleh seorang pemuda tak bertanggung jawab. Pada kenyataan, aku ditinggal oleh gadis yang ku cintai hanya karena menjelaskan terlalu panjang tentang kondisi mantan kekasihnya.
Niall Horan : Even when the night changes, It'll never changes my love for you..
Apa salahnya jika aku sedikit merubah lirik lagu Night Changes? Oh Allison, aku gila.
Part 5 :
"Tuan, kita sudah sampai." Mataku membelalak tak percaya. Secepat inikah?
"Rasanya cepat sekali?"
"Ini hanya berjarak sekitar satu kilometer dari tempat anda menaiki taksiku, Tuan." Apakah supir ini menggunakan jalan pintas atau jalan alternatif untuk sampai di nest kami? Apakah supir ini diam-diam menggunakan kekuatau turbo agar kami dapat secepat ini? Atau memang aku yang terlalu kacau–atau bodoh- untuk menyadari bahwa jalan itu memang cukup dekat dengan nest kami?
"Oh, baiklah." Ku berikan padanya beberapa pounds dan langsung keluar dari dalam taksi.
"Nialler?" Louis?
"Good night, Ally!" Ku lambaikan tanganku sembari tersenyum lebar kearah taksi dihadapanku. Supir itu menaikkan kedua alisnya dengan mulut yang sedikit terbuka. Oh, jangan lupakan manik mata abunya yang seperti memberontak ingin keluar dari tempatnya, supir taksi itu memberiku tatapan menjijikan. Faktanya, ini terpaksa ku lakukan agar Louis mengira bahwa kencan kami berlangsung dengan menyenangkan.
"Thanks for today and have a nice dream, Ally!" Ku lambaikan terus tangan ini dan terus berpikir. Mengapa supir taksi ini tak kunjung enyah dari hadapanku?! Masih saja supir ini memberi tampang mengerikannya dihadapanku? Atau mungkin ia terlalu bahagia karena seorang Niall James Horan memberinya ucapan manis setelah ia mengantar ku ke nest dan ia tak menyadari bahwa yang ku lakukan adalah mengganti namanya menjadi Ally.
"Nialler, kau berbicara pada siapa? Allison?" Louis nampak mendekat. Bagaimana jika ia melihat bahwa sebenarnya aku tak mengucapkan semua itu untuk Ally?! Oh, kumohon supir taksi cepat pergilah!!
'Shht! Go away!' Bibirku mengucap dengan gigi rapat.
"Nialler?" Louis semakin mendekat. Satu meter dibelakangku.
"Niall?" Cepat pergi! Pergi!
"Niall!" Aku tersentak ketika merasakan sesuatu menyentuh pundakku yang ternyata adalah tangan Louis namun aku dapat bernapas lega karena akhirnya taksi itu mulai melaju tepat saat Louis menepuk pundakku. Selamatlah aku!
"Dengan siapa kau berbicara, potato?"
"Ally, tentu saja." Ku putar mata dan masuk ke dalam nest, meninggalkan Louis yang sepertinya mematung diluar sana. Ah, mungkin ia berpikir tentang betapa kerennya aku setelah dapat mengencani Allison James Payne.
Sebelum memasuki nest aku melakukan senam wajah, membuat wajahku terlihat lebih ceria seperti seorang anak perempuan lima tahun yang baru saja mendapatkan sebuah Barbie baru. Walau pada kenyataan, semua berbanding terbalik. Aku seperti anak perempuan lima tahun yang baru dibelikan sebuah boneka Barbie berkepala botak sehingga yang dapat ku lakukan adalah menangis dan berharap rambut tumbuh lalu akan memenuhi Barbie mengenaskanku.
"Oh Niall, syukurlah kau sudah kembali! Allison terus menghubungiku dan tertanya apakah kau sudah di nest atau belum, sungguh aku sangat khawatir! Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian, Nialler?" Ucapan Liam membuatku mematung satu langkah setelah menginjak lantai nest kami.
"Daddy, ia bahkan pulang bersama Allison dengan taksi jadi untuk apa Allison menanyakan hal itu padamu? Konyol." Louis tertawa setelah ucapannya yang membuatku semakin mematung diatas pijakanku. Mom, ternyata semua yang kau ucapkan tentang kejujuran adalah benar. Yang kudapat sekarang adalah perasaan takut, tertekan dan masalah baru.
"Tapi Allison mengatakan bahwa ia sudah tiba dirumah. Ia mengirimiku pesan! See?" Liam mengarahkan ponselnya padaku dan Louis sehingga jelaslah isi pesan dari Ally yang dikirimkan pada Liam.
From : Allison Payne xx
Lee, apakah Niall sudah di nest? Sampaikan ucapan maafku padanya, ku mohon. Aku merasa sangat bersalah padanya. Balaslah secepat mungkin sebelum aku membawakan mu selusin sendok besok, Payne!
"Apa yang terjadi?" Berpikir, berpikir! Apa yang harus ku katakan pada mereka?!
"Niall?"
"Maaf, aku terlalu lelah, lads." Aku menggeleng dan dengan langkah seribu meninggalkan kedua pria yang masih terdiam dengan wajah kebingungan mereka. Oh Tuhan, akan sangat memalukan bukan jika ku katakan yang terjadi sebenarnya? Apa yang harus ku lakukan?! Ini pertama kalinya aku seperti orang depresi atau mungkin ya. Ini hanya karena kencan! Tidak, maksudku ini karena sebuah kencan! Sebuah kencan yang sangat gagal!
Aku memasuki kamar dengan gontai dan menutup pintu kasar, ini seperti bukan diriku. Ternyata ucapan Mom benar. Seharusnya aku tak perlu merasakan apa itu cinta dan mencintai seseorang. Pada akhirnya aku hanya tersakiti, seperti sebuah chips yang jatuh tanpa ada yang memakannya –kecuali aku mungkin-. Meninggalkan chips itu terinjak banyak orang, remuk dan dihisap kuat oleh penyedot debu. Sialan, rasanya aku ingin menangis.
Apa yang harus ku lakukan?!
Ah, aku ada ide!
Ini jarang atau tak pernah ku lakukan setelah lima tahun terakhir. Menuliskan sesuatu pada buku harianku. Well, ini sangat rahasia! Rahasia besar dari Niall James Horan yang selain suka mengoleksi boxer bergambar Spongebob, ia juga suka menulis curahan hatinya pada buku harian!
Dont forget to vomments, lads :D
I love u so damn much! Each of u <3
-Mrs. Horan
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell-O Niall |N.H|
FanfictionCerita cinta tentang seorang Niall James Horan si polos yang mencintai seorang adik dari Liam Payne, Allison Payne.