Chapter 4

146 31 16
                                    

"Lily bisakah kau mengambilkanku kopi?" ucap laki-laki menyebalkan, tentu saja itu Zayn. Sekarang aku sedang berada di kantornya karena ini memang jam kerjaku bersamanya

Aku mendengus kesal "ya baiklah."

Aku kembali dengan membawa dua cangkir kopi, yang satu untuk Zayn dan yang satunya untukku, aku sedikit mengantuk hari ini jadi lebih baik aku minum kopi saja.

kuulurkan kopi kearah Zayn

"kau gila? Aku tidak mungkin meminum dua kopi ini. Aku hanya menyuruhmu membawakan satu." ujarnya terkekeh pelan

"tidak, ini untukku." ucapku seraya meminum satu tegukan kopi

"terserah kau." ucapnya sembari meminum kopi

Pintu ruangan zayn berbunyi ketukan dari luar ruangan, sontak aku dan Zayn melihat kearah sumber suara tersebut "masuklah." ucap Zayn

"Rebecca ada apa?" ucap Zayn menatap Rebecca yang tengah berdiri didepan pintu

"directur perusahaan kantor yang ingin bekerja sama dengan kantor kita mengadakan rapat malam ini pada pukul 8. Jadi sepertinya kita akan pulang malam." ucap Rebecca

"baiklah aku akan mengikuti rapat itu." ucap zayn kearah Rebecca, kemudian Rebecca hanya mengangguk seraya tersenyum padaku lalu berjalan keluar ruangan

"kau juga ikut rapat." ucap Zayn melirikku sebentar

Aku membelalakan mata kearahnya "Apa? Aku mengikuti rapat? Tidak Zayn." ucapku memajukan kedua bibirku lalu memutar bola mataku

"kau lupa huh? Kau ini asistenku." ucapnya dingin tanpa melihat kearahku, Zayn sedang membuka dokumen-dokumen penting di meja kerjanya

"Aku tidak mengerti apapun tentang rapat Zayn." ucapku memohon padanya

Zayn tersenyum kecil "aku tidak peduli itu, kau juga harus menuruti perintahku kan?" ucapnya lalu tersenyum puas

Sialan kenapa dia selalu menyangkutkan ini dengan harus menuruti perintahnya, aku tidak tau soal rapat ataupun apapun yang berhubungan dengan kantor. Aku bisa saja ditertawakan karena ketidaktauanku soal rapat ini

"ayolah Zayn, nanti mereka bisa menertawaiku karena ketidaktauanku soal rapat." ucapku masih memohon pada Zayn, berharap dia akan mengambulkan keinginanku saat ini

Zayn tertawa mendengar ucapanku, memangnya apa yang salah dengan ucapanku? itu memang benar. Aku tidak tau rapat. "mereka tidak akan menertawakanmu, lagipula untuk apa kau ditertawakan? Kau sama sekali tidak lucu." ucapnya masih dengan tawanya

Aku membuka mulutku menatapnya, aku malu saat ini. "baiklah aku ikut." lagi-lagi aku mengangguk pasrah mengikuti perintahnya.

***

Aku sedang memasukan file penting di computer, Zayn menyuruhku untuk memasukan file itu. Seperti yang kalian tau, aku hanya bisa menuruti perintahnya.

"kau sudah makan?" ucap Zayn tanpa melihatku, Zayn sedang melihat dokumen-dokumen dalam map berwarna merah dan kuning itu

Apa itu benar Zayn, maksudku tidak biasanya dia bertanya seperti ini. Dan sejak kapan dia mempedulikan ku? Uh entahlah..

"belum, ada apa?" ucapku masih terus mengetikan jari-jariku pada keyboard computer

"kalau begitu kita makan dulu saja, Rebecca pasti sudah menyiapkannya." ucap zayn masih sibuk dengan dokumen dalam map

"tapi pekerjaan ini bagaimana?" ucapku menaikan kedua alisku

"tinggalkan saja itu dulu" ucap Zayn. Apakah ini benar Zayn? Sejak kapan Zayn memperdulikanku? Biasanya dia mencuekanku seperti biasa..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sunshine (z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang