Part 1

63 6 0
                                    

Hari ini bakalan jadi hari yg spesial buat aku, karna hari ini bakalan jadi hari yang bersejarah bagiku, kalian tau kenapa ? Karna hari ini aku bakal ngedate bareng sama orang yang aku suka. Dan semoga aja ini berjalan lancar

Aku mulai bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap karna sebentar lagi dia akan datang menjemputku. Setelah selesai aku mulai memilih baju yg akan aku kenakan setelah selesai aku tak lupa mengecek handphoneku dan ternyata benar ada pesan darinya

"Bentar lagi gue otw ya."
"Oke gue tunggu ya." Aku pun menyimpan ponsel kedalam tas dan bergegas menuju ruang tamu untuk menunggu dia.

Beberapa saat kemudian aku mendengar suara mobil terparkir didepan rumahku, yg kutahu pasti itu dia. Aku pun segera berpamitan pada mama dan papa dan bergegas menuju kedepan rumahku.

Disana aku melihat dia tersenyum padaku, akupun mulai tersenyum dan menyapanya. "Haii zi, belum lama nunggu kan ?"
"Belum, yaudah yuk nanti keburu sore."
fauzi pun menyuruhku memasuki mobil.
Tapi sebelum aku menaiki mobilnya, tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak dan ternyata benar orang itu ikut, orang yang belakangan ini aku hindari sahabatku sendiri feriska celia.

Saat dia melihatku dia tersenyum dan melambaikan tangannya kubalas dia dengan senyum miring karna aku tidak berniat untuk mengajaknya, tapi kenapa dia harus ikut belum cukupkah dia menggangguku dengan fauzi di sekolah ? Belum sadarkah dia bahwa aku menyukai fauzi ? Tidak bisakah dia mengerti ?

Akupun mulai memasuki mobil dan berjalan gontai menuju jok belakang karna saat pertama kali aku melihat feriska ternyata dia sudah ada dijok depan bersebelahan dengan fauzi. Aku bisa apa untuk mencegahnya karna aku tau yang dicintai fauzi bukan aku tapi sahabatku.

Saat mobil mulai berjalan mereka berdua mulai mengacuhkanku, menganggapku tidak ada, mereka tertawa,tersenyum,bercanda, dan aku mulai muak melihatnya. Tak terasa waktu cepat berlalu kami pun akhirnya sampai di salah satu mall dijakarta.

Saat kami akan menuju bioskop aku mulai diacuhkan kembali, sebenarnya siapa sih yang mengajak buat nonton, mereka kira aku ini patung ? Daritadi mereka berduaan, menganggapku seakan aku ini tidak ada. Tau begini lebih baik aku saja yang mengunjungi rumah fauzi agar dia tidak mengganggu. Gerutuku dalam hati.

Saat pembelian tiket aku izin pada mereka berdua untuk ketoilet. Saat ditoilet aku tidak bisa menahan emosi dan air mataku yg mulai turun. Aku sakit, melihat orang yang aku cintai mencintai sahabatku jika aku bisa aku ingin ditelan bumi saat ini juga tapi aku harus kuat aku tidak akan menyerah sebelum mencoba.

Akupun segera bergegas mencuci muka dan kembali pada mereka tapi saat aku berjalan menuju kearah mereka aku melihat pemandangan yang tidak ingin aku lihat, kalian tau yang aku lihat ? Aku melihat fauzi menggenggam tangan feriska dibawah meja, aku tidak bisa menahan air mataku lagi akupun memalingkan wajahku dan berbalik badan seakan aku ingin berlari dari tempat ini

Saat aku akan berlari, tiba-tiba ada yang memegang Pundakku dan aku tau itu siapa
" vero, filmnya mau dimulai buruan yuk kita masuk" ucap fauzi padaku
Aku tidak menjawabnya, aku belum bisa menatapnya aku tidak ingin berbalik badan karna jika aku melakukannya aku akan mengikuti mereka berdua menuju bioskop melihat mereka bercanda dan tertawa dan pada akhirnya aku harus terluka lagi. cukup, hari ini cukup aku sudah tidak tahan lagi, akupun mulai berlari dan tak kuhiraukan panggilan fauzi padaku.

Saat aku berlari tanpa arah tiba-tiba aku merasa bertubrukan dengan sesuatu dan aku rasa itu orang. Bukankah seharusnya jika terjatuh itu sakit ? Tapi ko ini empuk ya, saat aku membuka mata betapa kagetnya aku karna yg aku tabrak seorang laki-laki dan aku tidak sengaja menindih tubuhnya setelah sadar apa yang terjadi aku bergegas berdiri membantunya ikut berdiri juga dan meminta maaf atas kejadian barusan.

"Loe bisa pelan-pelan dikit ga ? Apa loe gak liat didepan loe ada orang ? Loe pikir ini lapangan." Bentak orang itu padaku
"Ma...aaf ,g..ue gak sengaja" kataku mulai bergetar, saat aku meminta maaf air mata yang sejak tadi aku tahan mengalir tak terbendung lagi.

Aku mulai menangis dan aku dapat mendengar suara orang itu terlihat kaget, laki-laki itu mulai menenangkanku. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dia pun mengajakku pulang bersamanya "ini sudah hampir malam, jadi sebaiknya gue antar loe pulang, tapi jangan salah paham gue nganter loe karna gue gak bisa ninggalin orang yang lagi sedih dan tau-tau dia bunuh diri." Ucapnya santai padaku.
Akupun menatapnya tajam " loe pikir gue segila itu ? Walaupun gue lagi sedih gue gaakan bunuh diri juga kali" ucapku kesal pada laki-laki itu
"Ya siapa tau aja loe berpikiran sampe kesana"
" udahlah gausah bahas masalah itu, tadi kan loe bilang mau nganterin gue. Mendingan loesekarang penuhi janji loe itu" jawabku santai
" yaudah ayo"

Tak terasa aku hampir sampai didepan rumahku setelah sampai aku turun dari motor laki-laki itu dan tak lupa aku ucapkan terimakasih. Tidak butuh waktu lama untuk mendengar jawabannya aku mulai tergesa-gesa menuju rumah dan mulai berlari menuju rumahku setelah sampai dikamar kubanting dan kukunci pintu kamarku. Aku mulai merebahkan diriku kekasur dan aku mulai menangis kembali.

Kini aku tersadar apapun yang kulakukan pada akhirnya dia tidak akan pernah mencintaiku, aku ini hanya sahabatnya tidak pernah lebih dan aku bisa apa jika pada akhirnya aku yang akan terluka. Mulai saat ini mulai detik ini aku bertekad aku akan melupakannya aku akan menyerah dan ini saatnya aku untuk move on.

Say That You To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang