by Santhy Agatha
blog : anakcantikspot.blogspot..com
twitter : @santhy_agustina
Facebook fanpage : Santhy Agatha
BAB 3
Serena melirik Damian agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?
Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia menyadari bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka. Dia ketakutan kalau Damian akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, dia tidak pernah disentuh lelaki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari Rafi yang tidak pernah melebihi batas.
Apakah dia harus memberitahu Damian kalau dia masih perawan? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan dia murahan, bagaimana jika...
Serena terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Damian sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang,
Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Serena yang pucat pasi,
"Ayo,”
gumamnya kaku, dan meraih tangan Serena untuk membantunya keluar dari mobil.
Setelah Damian menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah.
Resepsionist hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Damian,
Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan.
Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Serena terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya.
Damian hanya berdiri di sana menatapnya,
"Kau pasti belum makan,aku akan memesan makan malam di kamar,” lalu lelaki itu melirik Serena dengan sinis, "sementara itu,kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah , kau bisa mandi dengan air hangat"
"Ta...tapi, saya tidak membawa baju..."
Damian sengaja menatap Serena dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Serena merah padam.
"Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari . Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu....,”
Damian sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti, "malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kau tak akan sempat mengenakannya,”
Kalau wajah Serena bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Damian. Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Serena setengah berlari menuju kamar mandi.
Di dalam kamar mandi Serena merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada Damian, lelaki itu seperti seekor singa yang menemukan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya.
Serena melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas. Setelah selesai mencuci rambutnya, Serena menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat. Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Rafi, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower,
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Serena
RomanceDalam hidupnya, Impian Serena hanyalah ingin menjadi perempuan yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Rafi kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, melangk...